Warga Binaan di Lapas Narkotika Sungguminasa Dididik Jadi Penghafal Alquran
loading...
A
A
A
GOWA - Kalapas Narkotika Sungguminasa, Andi Syarif , menyampaikan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang beragama Islam di lingkungannya mengikuti berbagai kegiatan keagamaan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Salah satunya adalah mendidik mereka menjadi penghafal Alquran melalui program Tahfidz Quran.
Ia menjelaskan program Tahfidz Quran mulai berjalan sejak pertengahan tahun lalu. Terdapat 70 warga binaan yang menjadi peserta, dimana 25 orang sudah menghafal juz 30 (1 juz) dan 9 orang sudah menghafal juz 29 dan 30 (2 juz).
Setiap hari Sabtu pagi, kata dia, peserta wajib menyetor hafalan. Koordinator dalam kegiatan ini adalah Muh Arifai, petugas Lapas Narkotika Sungguminasa . Ia dibantu oleh beberapa WBP Remaja Masjid. Untuk dapat mengikuti program Tahfidz Quran, para peserta akan lebih dulu menjalani seleksi.
Di Lapas Narkotika Sungguminasa , juga ada beberapa kegiatan keagamaan yakni kegiatan Dirosa Alquran yang diikuti 130 orang. Kegiatan itu rutin berlangsung setiap sore dan Minggu pagi. Ini merupakan kegiatan baca tulis Alquran level dasar, khusus untuk pemula yang belum mengenal huruf Hijaiyah sama sekali.
Selanjutnya, ada kegiatan Tadarrus dan Tahsin Al-Quran yang diikuti 258 orang. Kegiatan ini dilaksanakan pasca tamat kegiatan Dirosa, yang dilaksanakan pada pagi hari selama 3 kali dalam sepekan yaitu Senin, Rabu dan Sabtu. Adapun pengajar dari kegiatan ini adalah WBP alumni dari kegiatan Tartil/Murottal Alquran.
Lalu, ada pula Pembinaan Murottal (Tartil) Alquran. Ini merupakan kegiatan lanjutan pasca kegiatan Tahsin/Tadarus Alquran yang diikuti 60 WBP tiap sesinya. Tujuannya bukan hanya memperbaiki kualitas bacaan Alquran tapi juga sekaligus mempelajari dan memperindah irama bacaan Alquran.
Mereka yang dulunya tidak mengenal huruf Hijaiyah dalam Alquran, sekarang sudah bisa membacanya dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pagi dan berlangsung 1 Jam.
Di antara WBP yang membantu dalam kegiatan baca tulis Alquran dari fase Dirosa sampai Tahfidz Quran adalah: Andi Oddang Riu (Ketua Remaja Masjid), Rahmatullah, Supriadi, Supardi, Ansar Alias Cale, Zulkarnain, Akmal, Herianto, Yusuf Alias Ucup, dan ada beberapa WBP lainnya.
Selain itu, ada kegiatan religi berbasis kajian agama Islam dan ceramah. Di antaranya yakni Kajian Rutin Fiqih Ibadah dilaksanakan setiap hari Selasa pagi dan sudah berlangsung sejak tahun lalu. Jumlah pesertanya bahkan mencapai 400 orang untuk semester ini, yang dibagi menjadi 2 kelas kelompok. Pematerinya dari petugas lapas, Pesantren Hidayatullah Bollangi dan UIN Alauddin Makassar.
Juga ada program Pencerahan Qalbu Jumat Ibadah. Pesertanya adalah keseluruhan WBP Muslim. Program ini di wajibkan bagi WBP yang sedang dan pasca rehabilitasi narkoba. Kegiatan ini digelar pihak lapas bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Pesantren Darul Istiqomah, Komunitas Dakwah, Wahdah Islamiyah, dan Pesantren Hidayatullah Bollangi.
Kakanwil Kemenkumham Sulsel, Harun Sulianto, mengapresiasi pembinaan kepribadian di Lapas Narkotika Sungguminasa . Terlebih, sebagian besar WBP-nya aktif di kegiatan pembinaan keagamaan .
“Semoga kiranya mereka menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan menjadi warga yang baik, berguna dan produktif selama dan setelah jalani pidana," tukasnya.
Ia menjelaskan program Tahfidz Quran mulai berjalan sejak pertengahan tahun lalu. Terdapat 70 warga binaan yang menjadi peserta, dimana 25 orang sudah menghafal juz 30 (1 juz) dan 9 orang sudah menghafal juz 29 dan 30 (2 juz).
Setiap hari Sabtu pagi, kata dia, peserta wajib menyetor hafalan. Koordinator dalam kegiatan ini adalah Muh Arifai, petugas Lapas Narkotika Sungguminasa . Ia dibantu oleh beberapa WBP Remaja Masjid. Untuk dapat mengikuti program Tahfidz Quran, para peserta akan lebih dulu menjalani seleksi.
Di Lapas Narkotika Sungguminasa , juga ada beberapa kegiatan keagamaan yakni kegiatan Dirosa Alquran yang diikuti 130 orang. Kegiatan itu rutin berlangsung setiap sore dan Minggu pagi. Ini merupakan kegiatan baca tulis Alquran level dasar, khusus untuk pemula yang belum mengenal huruf Hijaiyah sama sekali.
Selanjutnya, ada kegiatan Tadarrus dan Tahsin Al-Quran yang diikuti 258 orang. Kegiatan ini dilaksanakan pasca tamat kegiatan Dirosa, yang dilaksanakan pada pagi hari selama 3 kali dalam sepekan yaitu Senin, Rabu dan Sabtu. Adapun pengajar dari kegiatan ini adalah WBP alumni dari kegiatan Tartil/Murottal Alquran.
Lalu, ada pula Pembinaan Murottal (Tartil) Alquran. Ini merupakan kegiatan lanjutan pasca kegiatan Tahsin/Tadarus Alquran yang diikuti 60 WBP tiap sesinya. Tujuannya bukan hanya memperbaiki kualitas bacaan Alquran tapi juga sekaligus mempelajari dan memperindah irama bacaan Alquran.
Mereka yang dulunya tidak mengenal huruf Hijaiyah dalam Alquran, sekarang sudah bisa membacanya dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pagi dan berlangsung 1 Jam.
Di antara WBP yang membantu dalam kegiatan baca tulis Alquran dari fase Dirosa sampai Tahfidz Quran adalah: Andi Oddang Riu (Ketua Remaja Masjid), Rahmatullah, Supriadi, Supardi, Ansar Alias Cale, Zulkarnain, Akmal, Herianto, Yusuf Alias Ucup, dan ada beberapa WBP lainnya.
Selain itu, ada kegiatan religi berbasis kajian agama Islam dan ceramah. Di antaranya yakni Kajian Rutin Fiqih Ibadah dilaksanakan setiap hari Selasa pagi dan sudah berlangsung sejak tahun lalu. Jumlah pesertanya bahkan mencapai 400 orang untuk semester ini, yang dibagi menjadi 2 kelas kelompok. Pematerinya dari petugas lapas, Pesantren Hidayatullah Bollangi dan UIN Alauddin Makassar.
Juga ada program Pencerahan Qalbu Jumat Ibadah. Pesertanya adalah keseluruhan WBP Muslim. Program ini di wajibkan bagi WBP yang sedang dan pasca rehabilitasi narkoba. Kegiatan ini digelar pihak lapas bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Gowa, Pesantren Darul Istiqomah, Komunitas Dakwah, Wahdah Islamiyah, dan Pesantren Hidayatullah Bollangi.
Kakanwil Kemenkumham Sulsel, Harun Sulianto, mengapresiasi pembinaan kepribadian di Lapas Narkotika Sungguminasa . Terlebih, sebagian besar WBP-nya aktif di kegiatan pembinaan keagamaan .
“Semoga kiranya mereka menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan menjadi warga yang baik, berguna dan produktif selama dan setelah jalani pidana," tukasnya.
(tri)