Terungkap Pusat Gempa M6,2 Pasaman Barat di Darat dan Dangkal, Begini Analisis PVMBG

Sabtu, 26 Februari 2022 - 15:55 WIB
loading...
Terungkap Pusat Gempa...
Gempa bumi berkekuatan M6,2 Pasaman Barat pusatnya di darat dan sangat dangkal hingga mengakibatkan korban jiwa dan terluka serta ratusan rumah rusak berat. Foto/Ist
A A A
PASAMAN BARAT - Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M)6,2 di Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022) pagi ternyata pusatnya berada di darat dan dangkal. Guncangan gempa mengakibatkan delapan warga meninggal dunia dan puluhan terluka serta ratusan rumah rusak berat.

Pusat gempa bumi terletak di Utara Gunung Talamau pada koordinat 99,98° BT dan 0.15° LU, berjarak sekitar 17,5 km timur laut Simpang Ampek, Pasaman Barat dengan kedalaman 10 km.



Kepala Badan Geologi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Eko Budi Lelono mengatakan, berdasarkan kondisi geologi, lokasi pusat gempa bumi berada di darat. Morfologi daerah terdekat yang terlanda guncangan gempa bumi merupakan dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

"Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur pra-tersier berupa batuan metamorf, batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan rombakan gunungapi, serta endapan kuarter," kata Eko dalam keterangan resminya, Sabtu (26/2/2022).

"Bagian baratnya berupa endapan kuarter. Pada lereng curam yang dibentuk oleh lajur sesar akan menjadi daerah rawan longsor."

Menurut Eko, endapan kuarter dan batuan berumur pra-tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan itu bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

"Selain itu, morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan berumur pra-tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah," jelasnya.



Terkait penyebab gempa bumi, Eko menjelaskan bahwa berdasarkan kedudukan pusat gempa bumi dan kedalamannya serta liniasi struktur geologi, pusat gempa bumi ini diduga berasosiasi dengan Zona Patahan Sumatera di daerah Pasaman Barat.

Zona ini dikenal sebagai Patahan Aktif Sumatera Segmen Lubuksikaping dengan panjang ± 65 km dan pergeseran rata-rata 14 mm/tahun dengan ciri terbanan, gawir patahan, segitiga faset, endapan kipasnya, teras, kekar, dan patahan.

"Patahan ini dijumpai pada batuan paleozoikum-kenozoikum dan batuan Gunungapi Talamau, Gunungapai Sarik (Pleistosen-Holosen)," sebut Eko.



Terkait dampak gempa bumi, Eko mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisanya, gempa bumi ini dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Api Talang dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity).

Berdasarkan BMKG dirasakan V MMI di Pasaman; IV MMI di Agam, Bukit Tinggi, Padang Panjang; III MMI di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, Gunungsitoli; dan II MMI di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, Bangkinang, hingga Malaysia dan Singapura.

"Guncangan gempa juga terasa di Kab. Limapuluh Kota, Jambi. Menurut informasi yang dikumpulkan, kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan bangunan dan gerakan tanah di Kabupaten Pasaman," katanya.

Mengingat kekuatan gempa bumi yang mencapai 6,2 magnitudo dan berkedalaman sangat dangkal, kata Eko, sangat memungkinkan terjadinya kerusakan pada rumah-rumah penduduk, terutama untuk rumah-rumah sederhana tidak tahan guncangan gempabumi.

"Selain itu kemungkinan tejadi bencana gempa bumi ikutan, seperti tanah longsor pada tebing tebing yang terjal, retakan tanah di daerah pedataran yang disusun oleh tanah yang lunak seperti aluvium dan endapan kuarter lainnya," imbuhnya.

Berdasarkan data yang dikantongi pihaknya, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada kawasan rawan rencana (KRB) gempa bumi tinggi.

"Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena pusat gempa bumi di darat dan jauh dari pesisir," tegas Eko.

Lebih lanjut Eko mengatakan, berdasarkan Atlas peta kerentanan likuefaksi yang diterbitkan Badan Geologi, daerah sekitar pusat gempa berada pada dua zona kerentanan likuefaksi, yaitu zona kerentanan tinggi dan zona kerentanan sedang.

Zona kerentanan likuefaksi tinggi umumnya berada di pesisir pantai, mulai dari Pantai Sikarbau, Sikiliang, hingga Cangking.

Zona kerentanan tinggi dapat mengalami likuefaksi secara merata dan struktur tanah umumnya menjadi rusak parah hingga hancur.

"Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa likuefaksi aliran, pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan pasir," sebutnya.

Sedangkan daerah zona kerentanan likuefaksi sedang berada pada daerah yang lebih jauh dari pantai dengan tipe endapan pasiran.

Zona kerentanan likuefaksi sedang dapat mengalami likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya rusak.

"Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa pergeseran lateral, penurunan tanah, dan semburan pasir," terang Eko.

Eko pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, serta tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.

"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," tegas Eko lagi.

Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan, tambah Eko, agar mengungsi ke tempat aman. Menurutnya, masyarakat harus tetap waspada terhadap gempa bumi susulan yang dapat merobohkan bangunan yang sudah rusak pada gempa bumi kuat pertama.

"Kejadian gempa bumi ini berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, dan gerakan tanah," jelasnya.

Oleh karena itu, penduduk diminta waspada dengan gejala tersebut, khususnya mewaspadai retakan tanah pada bagian atas perbukitan yang dapat berpotensi berkembang menjadi gerakan tanah dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan atau curah hujan tinggi.

"Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai BSN, SNI 1726:2019 sebaiknya dapat dipatuhi," tandasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2368 seconds (0.1#10.140)