Pengusaha Tahu dan Tempe di Sinjai Kurangi Produksi
loading...
A
A
A
SINJAI - Sejumlah pengusaha tahudan tempe di Kabupaten Sinjai, mengurangi produksi menyusul harga kedelai yang semakin mahal.
Salah satu pengusaha Tahu-Tempe , yang beralamat di Jalan Stadion Kelurahan Bongki Kecamatan Sinjai Utara, Sugianto, mengaku harus mengurangi produksi dan memberhentikan 4 karyawannya.
Dijelaskannya, pengurangan produksi sejak awal pandemi Covid-19 karena harga kedelai terus menanjak naik. Namun, puncaknya awal tahun 2022, selain meminimalisir produksi, 4 karyawan yang dipekerjakan terpaksa diberhentikan lantaran tidak sanggup membayar upah.
"Sudah lama saya kurangi (produksi), sejak awal Covid-19 , biasanyakan 6-8 cetak (percetak 600 biji tahu) perhari, namun puncaknya saat harga kedelai naik Rp600 ribu perkarung, selain produksi saya kurangi 4 karyawan saya rumahkan karena tidak bisa membayar gajinya, dan saat ini hanya dibantu oleh anak," ujarnya, Selasa, (22/02/22).
Dirinya menjelaskan, harga kedelai tidak pernah turun sejak awal Covid-19, dari Rp350 per karung sampai saat ini mencapai Rp600 ribu per karung dengan berat 50 Kg.
Ia menjelaskan, selain karena harga kedelai naik, Covid-19 juga sangat berdampak pada pengusaha Tahu-Tempe di Kabupaten Sinjai.
Kondisi tersebut kata dia, membuat UMKM seperti dirinya harus memutar otak agar biaya produksi tidak mengalami kerugian terus. Dia mengaku tidak berani mengurangi kualitas bahan baku, karena itu akan mengurangi kualitas produk.
Untuk itu, yang akan dia lakukan dalam waktu dekat ini adalah memproduksi tahu-tempe sesuai pesanan pelanggannya.
"Kami tidak berani untuk pengurangan bahan baku, karena akan mengurangi kualitas produksi. Namun dengan harga kedelai saat ini yang semakin mahal, saya akan mensiasati produksi tahu sesuai pesanan," katanya.
Terpisah, pengusaha Tahu-Tempe yang beralamat di Jalan Sungai Tangka, Haji Muslik, mengaku mogok produksi, hal itu dilakukan untuk satu suara pengusaha tahu tempe di Indonesia, termasuk dirinya sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai.
Pria paruh baya itu mengeluhkan, kenaikan bahan utama pembuat tahu dan tempe tersebut yang sangat berdampak pada usahanya. "Saya berharap semoga ada kebijakan pemerintah terkait tingginya harga Kedelai saat ini. Saya juga mogok produksi karena menghargai Asosiasi Nasional Pengrajin Tahu Tempe ," ucapnya.
Saat ini harga Kedelai, kata Haji Muslik, mencapai Rp12 ribu per kilogram. Sebelumnya, hanya dikisaran Rp9.000-Rp10.000 per kilogram. "Saat ini harga Kedelai mencapai Rp12 ribu. Sangat melonjak drastis," keluhnya.
Salah satu pengusaha Tahu-Tempe , yang beralamat di Jalan Stadion Kelurahan Bongki Kecamatan Sinjai Utara, Sugianto, mengaku harus mengurangi produksi dan memberhentikan 4 karyawannya.
Dijelaskannya, pengurangan produksi sejak awal pandemi Covid-19 karena harga kedelai terus menanjak naik. Namun, puncaknya awal tahun 2022, selain meminimalisir produksi, 4 karyawan yang dipekerjakan terpaksa diberhentikan lantaran tidak sanggup membayar upah.
"Sudah lama saya kurangi (produksi), sejak awal Covid-19 , biasanyakan 6-8 cetak (percetak 600 biji tahu) perhari, namun puncaknya saat harga kedelai naik Rp600 ribu perkarung, selain produksi saya kurangi 4 karyawan saya rumahkan karena tidak bisa membayar gajinya, dan saat ini hanya dibantu oleh anak," ujarnya, Selasa, (22/02/22).
Dirinya menjelaskan, harga kedelai tidak pernah turun sejak awal Covid-19, dari Rp350 per karung sampai saat ini mencapai Rp600 ribu per karung dengan berat 50 Kg.
Ia menjelaskan, selain karena harga kedelai naik, Covid-19 juga sangat berdampak pada pengusaha Tahu-Tempe di Kabupaten Sinjai.
Kondisi tersebut kata dia, membuat UMKM seperti dirinya harus memutar otak agar biaya produksi tidak mengalami kerugian terus. Dia mengaku tidak berani mengurangi kualitas bahan baku, karena itu akan mengurangi kualitas produk.
Untuk itu, yang akan dia lakukan dalam waktu dekat ini adalah memproduksi tahu-tempe sesuai pesanan pelanggannya.
"Kami tidak berani untuk pengurangan bahan baku, karena akan mengurangi kualitas produksi. Namun dengan harga kedelai saat ini yang semakin mahal, saya akan mensiasati produksi tahu sesuai pesanan," katanya.
Terpisah, pengusaha Tahu-Tempe yang beralamat di Jalan Sungai Tangka, Haji Muslik, mengaku mogok produksi, hal itu dilakukan untuk satu suara pengusaha tahu tempe di Indonesia, termasuk dirinya sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai.
Pria paruh baya itu mengeluhkan, kenaikan bahan utama pembuat tahu dan tempe tersebut yang sangat berdampak pada usahanya. "Saya berharap semoga ada kebijakan pemerintah terkait tingginya harga Kedelai saat ini. Saya juga mogok produksi karena menghargai Asosiasi Nasional Pengrajin Tahu Tempe ," ucapnya.
Saat ini harga Kedelai, kata Haji Muslik, mencapai Rp12 ribu per kilogram. Sebelumnya, hanya dikisaran Rp9.000-Rp10.000 per kilogram. "Saat ini harga Kedelai mencapai Rp12 ribu. Sangat melonjak drastis," keluhnya.
(agn)