Stok Aman, Petani Sulsel Berharap Limpahan Lebih Pupuk Subsidi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan kesiapan stok pupuk nonsubsidi aman. Hanya saja, petani berharap lebih banyak mendapatkan limpahan stok subsidi dari pemerintah.
“Kalau pupuk nonsubsisdi banyak stoknya, tinggal uang tidak ada. Petani minta pupuk subsidi ,” kata Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikulturan dan Perkebunan Sulsel , Muh Firda.
Ia mengatakan regulasi terkait pupuk bersubsidi merupakan kewenangan Kementerian Pertanian. Pemprov Sulsel hanya menerima surat keputusan terkait alokasi dan harga eceran tertinggi (HET) dari Kementan setiap tahunnya.
Muh Firda mengakui, memang selama ini yang sering terdapat masalah adalah stok pupuk bersubsidi. Itu karena tingginya permintaan pupuk bersubsidi dari petani.
“Petani kan cari pupuk subsidi. Kalau pupuk nonsubsidi banyak,” ujarnya.
Muh Firda menjelaskan, Pemerintah Pusat sudah menunjuk PT Pupuk Indonesia sebagai distributor pupuk subsidi . Sementara itu, tugas dari Pemprov Sulsel sebagai tindaklanjut dari SK dari Kementan terkait alokasi dan HET pupuk subsidi, adalah berupa monitoring dan evaluasi.
“Kalau ada masalah kita lapor ke PT Pupuk Indonesia. Begitu fungsinya provinsi,” katanya.
Berdasarkan data alokasi pupuk subsidi tahun 2022 di Sulsel, yakni 349.478 ton dengan rincianUrea sebanyak 335.643 ton, SP-36 sebanyak 20.689 ton, ZA sebanyak 24.548, NPK Phonska sebanyak 160.908 ton, NPK Formula Khusus sebanyak 2.466 ton, Organik granul 27.781 ton.
Sementara itu, stok pupuk bersubsidi di Sulsel per 17 Februari 2022 sebanyak 123.954 ton, dengan rincian Urea sebanyak 58.302 ton, NPK sebanyak 31.192 ton, SP-36 sebanyak 3.830 ton, ZA sebanyak 28.905 ton, Organik sebanyak 1.725 ton.
“Kalau pupuk nonsubsisdi banyak stoknya, tinggal uang tidak ada. Petani minta pupuk subsidi ,” kata Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikulturan dan Perkebunan Sulsel , Muh Firda.
Ia mengatakan regulasi terkait pupuk bersubsidi merupakan kewenangan Kementerian Pertanian. Pemprov Sulsel hanya menerima surat keputusan terkait alokasi dan harga eceran tertinggi (HET) dari Kementan setiap tahunnya.
Muh Firda mengakui, memang selama ini yang sering terdapat masalah adalah stok pupuk bersubsidi. Itu karena tingginya permintaan pupuk bersubsidi dari petani.
“Petani kan cari pupuk subsidi. Kalau pupuk nonsubsidi banyak,” ujarnya.
Muh Firda menjelaskan, Pemerintah Pusat sudah menunjuk PT Pupuk Indonesia sebagai distributor pupuk subsidi . Sementara itu, tugas dari Pemprov Sulsel sebagai tindaklanjut dari SK dari Kementan terkait alokasi dan HET pupuk subsidi, adalah berupa monitoring dan evaluasi.
“Kalau ada masalah kita lapor ke PT Pupuk Indonesia. Begitu fungsinya provinsi,” katanya.
Berdasarkan data alokasi pupuk subsidi tahun 2022 di Sulsel, yakni 349.478 ton dengan rincianUrea sebanyak 335.643 ton, SP-36 sebanyak 20.689 ton, ZA sebanyak 24.548, NPK Phonska sebanyak 160.908 ton, NPK Formula Khusus sebanyak 2.466 ton, Organik granul 27.781 ton.
Sementara itu, stok pupuk bersubsidi di Sulsel per 17 Februari 2022 sebanyak 123.954 ton, dengan rincian Urea sebanyak 58.302 ton, NPK sebanyak 31.192 ton, SP-36 sebanyak 3.830 ton, ZA sebanyak 28.905 ton, Organik sebanyak 1.725 ton.
(tri)