Semburkan Asap Solfatara, Wisatawan Diminta Jauhi Kawah Gunung Tangkuban Parahu

Sabtu, 12 Februari 2022 - 19:48 WIB
loading...
Semburkan Asap Solfatara,...
Kawah baru Gunung Tangkuban Parahu, terpantau mengeluarkan embusan asap solfatara, Sabtu (12/2/2022). Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
BANDUNG - Semburan asap solfatara keluar dari kawah Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu (12/2/2022). Asap solfatara tersebut terdeteksi berasal dari kawah baru gunung api yang terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung Barat, dengan Kabupaten Subang.



Berdasarkan laporan dari Desa Tangguh Bencana (Destana) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, dan Fasilitator Destana Ciater, embusan asap solfatara terpantau sekitar pukul 12.00 WIB.



"Kemungkinan karena uap air Gunung Tangkuban Parahu," ungkap Johanes W dari Destana BPBD Provinsi Jabar, dan Fasilitator Destana Ciater dalam keterangan tertulisnya. Sebagai langkah antisipasi, tim dari Pos Pantau Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sedang melakukan pengecekan ke kawah untuk pendeteksian gas.



Menurut Johanes, berdasarkan informasi sementara, catatan aktivitas kegempaan pada alat seismik masih dalam keadaan normal. "Untuk wisata sementara mulai dievakuasi turun menjauh dari kawah," katanya.

Tim dari Destana Ciater, kata Johanes, masih menunggu hasil deteksi dari tim Pos Pantau PVMBG Tangkuban Parahu. "Tim Destana Ciater sudah disiagakan sesuai tupoksinya di pos masing-masing sebagai antisipasi dan edukasi ke warga," katanya.

Berdasarkan catatan PVMBG, Gunung Tangkuban Parahu terakhir kali erupsi pada 2 Agustus 2019 pukul 00:43 WIB. Erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi yang terjadi pukul 00:43 WIB itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi ± 3 menit 6 detik.



Erupsi kembali terjadi pada pukul 01:45, 03:57 dan 04:06 WIB. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale). Erupsi juga sempat terjadi sehari sebelumnya atau 1 Agustus 2019 pukul 20:46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 180 meter dari dasar kawah, atau sekitar 2284 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kolom abu teramati berwarna kelabu condong kearah utara dan timurlaut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi ± 11 menit 23 detik.



Secara visual, aktivitas permukaan, paska Erupsi yang terjadi pada tanggal 26 Juli 2019, masih didominasi oleh hembusan asap dari kawah utama (Kawah Ratu) dengan ketinggian sekitar 20-200 meter dari dasar kawah, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna putih dan intensitas tipis hingga tebal.

Erupsi dua hari berturut-turut tersebut terjadi pascaerupsi cukup besar di kawah Gunung Tangkuban Parahu, 26 Juli 2019 lalu. Erupsi kali itu sempat membuat masyarakat panik hingga kawasan wisata tersebut ditutup selama tiga pekan.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2965 seconds (0.1#10.140)