Pemprov dan JICA Kembangkan Program Modal UKM di Kabupaten Bantaeng
loading...
A
A
A
BANTAENG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, memberikan support dan dukungan atas program pendampingan Japan International Coorporation Agency (JICA) dalam menumbuhkan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Sulsel.
Atas pengembangan tersebut, JICA yang melakukanpendampingandan pemberian dukungan program unggulan Pemkab Bantaeng. Program itu adalah bantuan modal usaha berbasis dusun dan RW.
Dalam waktu dekat ini, JICA akan berusaha membuka ruang kepada perusahaan swasta serta pasar untuk UKM ini. Selain itu, JICA akan terus berusaha untuk menjadikan inovasi inni sebagai gerakan menumbuhkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Sulsel.
"Kami akan terus berusaha mendukung dan membantu pemerintah untuk memberikan solusi atas persoalan-persoalan dari program ini," kata Tim Ahli JICA, MR Shintani Naoyuki.
Dia menambahkan, sejauh ini, JICA terus membuka ruang akses pasar regional dan nasional untuk para pengusaha kecil di Bantaeng . Dia mencontohkan, salah satunya adalah pengusaha daun kelor di Bantaeng. Dia juga berharap, program ini dapat terus berkelanjutan.
"Ada pengusaha daun kelor di Bantaeng, yang kami buka kan akses ke Lombok," jelas dia.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi Bakri juga menambahkan, pemerintah Provinsi Sulsel memang telah melihat program ini sebagai upaya solutif untuk peningkatan kapasitas UKM . Oleh karena itu, program ini akan direplikasi di 23 kabupaten dan kota yang ada di Sulsel.
"Ini sudah kita lihat potensi dari kebijakan itu. Ini menjadi bahan referensi Pemprov Sulsel untuk direplikasi ke daerah lainnya," jelas dia.
Dia mengatakan, program bantuan modal usaha ini memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan UKM di Bantaeng. Jika program ini juga berjalan di daerah lain, maka bisa jadi mendorong pertumbuhan UKM di Sulsel.
"Oleh kami di Pemprov kami kukuhkan sehingga menjadi replikasi," kata dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, bantuan dari Pemprov Sulsel dan JICA sangat berarti terhadap program ini. Dia mengatakan, masih banyak hal yang perlu dibenahi agar program ini bisa benar-benar memutus mata rantai kemiskinan di Bantaeng.
"Tentu hal ini bisa dilakukan jika ada teman-teman JICA, akademisi dan Pemprov Sulsel ikut menyempurnakan program ini," kata dia.
Atas pengembangan tersebut, JICA yang melakukanpendampingandan pemberian dukungan program unggulan Pemkab Bantaeng. Program itu adalah bantuan modal usaha berbasis dusun dan RW.
Dalam waktu dekat ini, JICA akan berusaha membuka ruang kepada perusahaan swasta serta pasar untuk UKM ini. Selain itu, JICA akan terus berusaha untuk menjadikan inovasi inni sebagai gerakan menumbuhkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Sulsel.
"Kami akan terus berusaha mendukung dan membantu pemerintah untuk memberikan solusi atas persoalan-persoalan dari program ini," kata Tim Ahli JICA, MR Shintani Naoyuki.
Dia menambahkan, sejauh ini, JICA terus membuka ruang akses pasar regional dan nasional untuk para pengusaha kecil di Bantaeng . Dia mencontohkan, salah satunya adalah pengusaha daun kelor di Bantaeng. Dia juga berharap, program ini dapat terus berkelanjutan.
"Ada pengusaha daun kelor di Bantaeng, yang kami buka kan akses ke Lombok," jelas dia.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi Bakri juga menambahkan, pemerintah Provinsi Sulsel memang telah melihat program ini sebagai upaya solutif untuk peningkatan kapasitas UKM . Oleh karena itu, program ini akan direplikasi di 23 kabupaten dan kota yang ada di Sulsel.
"Ini sudah kita lihat potensi dari kebijakan itu. Ini menjadi bahan referensi Pemprov Sulsel untuk direplikasi ke daerah lainnya," jelas dia.
Dia mengatakan, program bantuan modal usaha ini memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan UKM di Bantaeng. Jika program ini juga berjalan di daerah lain, maka bisa jadi mendorong pertumbuhan UKM di Sulsel.
"Oleh kami di Pemprov kami kukuhkan sehingga menjadi replikasi," kata dia.
Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, bantuan dari Pemprov Sulsel dan JICA sangat berarti terhadap program ini. Dia mengatakan, masih banyak hal yang perlu dibenahi agar program ini bisa benar-benar memutus mata rantai kemiskinan di Bantaeng.
"Tentu hal ini bisa dilakukan jika ada teman-teman JICA, akademisi dan Pemprov Sulsel ikut menyempurnakan program ini," kata dia.
(agn)