Ramalan Jayabaya Menggemparkan Nusantara dan Penantian Ratu Adil Sang Penyelamat
loading...
A
A
A
Trisula Weda sendiri sebuah perumpamaan mengenai ilmu rahasia leluhur nusantara yang disebut Sastra Jendra Hayuningrat yaitu ilmu untuk menata dunia dengan metode menghubungkan benang merah antara masa sekarang, masa depan dan masa lalu.
Hanya orang yang mengetahui tentang masa lalu yang akan datang mengungkapkan kebenaran dan orang yang mengetahui permasalahan pada masa sekarang yang dapat memberikan solusi secara bijaksana hingga berlaku adil sesuai kepercayaan masyarakat apa pun yang telah dibuatkan dalam kitab suci mereka mengenai masa depan yang akan terjadi.
Ratu Adil, Satria Pininggit bukan Imam Mahdi atau Isa Almasih dan bukan merupakan sosok yang sama, sangat berbeda, Jawa kuno (dwipa) mengenal sosok Ratu Adil dari zaman dahulu, dia adalah sosok keturunan dari Krisna.
Sosok ini pula diyakini sebagai bukti janji dari Sabdo Palon yang merupakan Pamomong Tanah Jawa kepada seorang ulama yang membawa ajaran Islam. Satu dari keempat janji yang tidak disanggupi ulama islam bahwasanya ajaran Islam tidak akan mengubah orang Jawa menjadi kehilangan kejawaannya dan hal itu hanya mampu dibuktikan sesuai perjalanan waktu yang akan datang hingga saat janji tersebut tidak ditepati makan Sabdo Palon akan datang untuk menagih janjinya dengan memilih momongan sebagai satria piningit atau satria yang tersembunyi untuk menyadarkan kembali masyarakat khususnya di tanah Jawa dalam mengenali jati dirinya.
Dalam Uga Wangsit Siliwangi tertulis jelas bahwa Ratu Adil atau budak angon (kiasan dari orang atau golongan rakyat biasa), disebutkan pula dalam Uga Wangsit Siliwangi bahwa ratu adil atau budak angon ditemani oleh pemuda berjanggut (orang yang dekat sebagai penasehat).
Budak angon sendiri digambarkan sebagai pemuda yang mengembalakan daun dan rating pohon kering yang bisa diartikan sebagai pemuda yang mengembara membawa alat tulis guna menjalankan amanatnya mencari solusi pada masa sekarang dari segala personalan yang telah terjadi pada masa lalu demi menciptakan kedamaian dunia dalam kebaikan pada masa depan. (Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber)
Lihat Juga: Kisah Raja Jayabaya Jaga Kemakmuran dan Keamanan Rakyat Kediri dengan Hukum Mati Perampok
Hanya orang yang mengetahui tentang masa lalu yang akan datang mengungkapkan kebenaran dan orang yang mengetahui permasalahan pada masa sekarang yang dapat memberikan solusi secara bijaksana hingga berlaku adil sesuai kepercayaan masyarakat apa pun yang telah dibuatkan dalam kitab suci mereka mengenai masa depan yang akan terjadi.
Ratu Adil, Satria Pininggit bukan Imam Mahdi atau Isa Almasih dan bukan merupakan sosok yang sama, sangat berbeda, Jawa kuno (dwipa) mengenal sosok Ratu Adil dari zaman dahulu, dia adalah sosok keturunan dari Krisna.
Sosok ini pula diyakini sebagai bukti janji dari Sabdo Palon yang merupakan Pamomong Tanah Jawa kepada seorang ulama yang membawa ajaran Islam. Satu dari keempat janji yang tidak disanggupi ulama islam bahwasanya ajaran Islam tidak akan mengubah orang Jawa menjadi kehilangan kejawaannya dan hal itu hanya mampu dibuktikan sesuai perjalanan waktu yang akan datang hingga saat janji tersebut tidak ditepati makan Sabdo Palon akan datang untuk menagih janjinya dengan memilih momongan sebagai satria piningit atau satria yang tersembunyi untuk menyadarkan kembali masyarakat khususnya di tanah Jawa dalam mengenali jati dirinya.
Dalam Uga Wangsit Siliwangi tertulis jelas bahwa Ratu Adil atau budak angon (kiasan dari orang atau golongan rakyat biasa), disebutkan pula dalam Uga Wangsit Siliwangi bahwa ratu adil atau budak angon ditemani oleh pemuda berjanggut (orang yang dekat sebagai penasehat).
Budak angon sendiri digambarkan sebagai pemuda yang mengembalakan daun dan rating pohon kering yang bisa diartikan sebagai pemuda yang mengembara membawa alat tulis guna menjalankan amanatnya mencari solusi pada masa sekarang dari segala personalan yang telah terjadi pada masa lalu demi menciptakan kedamaian dunia dalam kebaikan pada masa depan. (Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber)
Lihat Juga: Kisah Raja Jayabaya Jaga Kemakmuran dan Keamanan Rakyat Kediri dengan Hukum Mati Perampok
(nic)