Ramalan Jayabaya Menggemparkan Nusantara dan Penantian Ratu Adil Sang Penyelamat

Rabu, 02 Februari 2022 - 05:05 WIB
loading...
Ramalan Jayabaya Menggemparkan Nusantara dan Penantian Ratu Adil Sang Penyelamat
Prabu Jayabaya tidak hanya dikenal sebagai seorang Raja di Kerajaan Kediri namun juga dikenal dengan ramalannya yang akurat dan telah terbukti. Foto: Dok/Okezone
A A A
JAYABAYA adalah seorang raja yang memerintah KerajaanKediri sekitar tahun 1130-1160. Dia pun dikenal sebagai seorang raja yang adil dan hebat.

Selain sebagai raja yang adil dan disegani, dia juga dikenal dengan ramalannya yang begitu melegenda hingga menggemparkan nusantara, karena akurat dan menggambarkan suatu kenyataan. Ramalan Jayabaya itu sering disebut sebagai "Jangka Jayabaya".

Nubuatan Jayabaya:
Saat kereta melaju tanpa kuda,
kapal terbang melintasi langit,
dan kalung besi mengelilingi pulau Jawa
Ketika wanita mengenakan pakaian pria,
dan anak-anak mengabaikan orang tua mereka yang sudah lanjut usia,
ketahuilah bahwa waktu kegilaan telah dimulai.



Kereta dengan kuda, kapal yang terbang di langit, wanita yang mengenakan pakaian pria dan anak-anak mengabaikan orang tua mereka.

Apa yang terdengar mungkin terasa keterlaluan di Jawa abad ke-12, namun terdengar sangat normal di dunia modern yang mengendarai mobil dan menerbangkan pesawat.

Salah satu ramalan Jayabaya yang paling terkenal adalah kedatangan pria berkulit putih yang akan menduduki Jawa dalam waktu yang sangat lama.

Nubuat itu tercermin dalam penjajahan Indonesia oleh Belanda, yang pertama kali tiba di Nusantara pada tahun 1595, lebih dari 400 tahun setelah pemerintahan Jayabaya.

Ramalan itu diikuti oleh firasatnya tentang orang-orang berkulit kuning dari utara, yang kedatangannya akan menandai berakhirnya kekuasaan orang kulit putih Indonesia dan kemudian akan menduduki Jawa sendiri seumur hidup. Prediksi ini sesuai dengan kedatangan Jepang yang menginvasi Indonesia pada Perang Dunia II.



Tetapi ada satu Serat Jayabaya yang diyakini sebagian orang Indonesia, khususnya orang Jawa, belum membuahkan hasil.

Dalam ramalan tersebut, Jayabaya percaya bahwa akan ada masa dimana Indonesia dipimpin oleh seorang 'Ratu Adil' yang akan membawa Tanah Air menuju kemakmuran.

Dalam buku berjudul Ramalan Jayabaya, Indonesia Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan karangan Suwidi Tono, menggambarkan ciri-ciri yang menandai masa dimana 'Ratu Adil' tersebut akan segera tiba.

Datangnya sang Ratu Adil menurut ramalan Jayabaya ditandai gunung-gunung yang akan meletus, bumi berguncang, laut dan sungai akan meluap.

Ratu Adil yang dimaksud adalah Satrio Piningit. Ratu Adil akan muncul di masa penuh penderitaan, masa penuh kesewenang-wenangan, masa ketidakadilan, orang-orang licik akan berkuasa dan yang baik akan tertindas.

Tetapi setelah masa yang paling berat itu, akan datang zaman baru, zaman penuh kemegahan dan kemuliaan, zaman keemasan bagi Nusantara.

Ratu Adil (Satria Piningit) merupakan mitologi yang mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan menjadi penyelamat, ia akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Raja tersebut disebut juga "Erucokro".



Ramalan tentang datangnya Ratu Adil ini berasal dari Prabu Jayabaya. Pertanda kedatangan Ratu Adil adalah adanya kemelut sosial, malapetaka alam, serta jatuhnya raja besar yang ditakuti. Pemerintahan yang mengganti raja yang ditakuti tidak berlangsung lama.

Ratu Adil bersenjata trisula weda. Sebagaimana yang disebutkan oleh ramalan Jayabaya senjata Ratu Adil adalah trisula, senjata bermata tiga dan weda atau pengetahuan dalam arti suatu pengetahuan mengenai tiga hal yang memiliki sifat kebenaran, kebijaksanaan, dan keadilan dalam menata dunia.

Trisula Weda sendiri sebuah perumpamaan mengenai ilmu rahasia leluhur nusantara yang disebut Sastra Jendra Hayuningrat yaitu ilmu untuk menata dunia dengan metode menghubungkan benang merah antara masa sekarang, masa depan dan masa lalu.

Hanya orang yang mengetahui tentang masa lalu yang akan datang mengungkapkan kebenaran dan orang yang mengetahui permasalahan pada masa sekarang yang dapat memberikan solusi secara bijaksana hingga berlaku adil sesuai kepercayaan masyarakat apa pun yang telah dibuatkan dalam kitab suci mereka mengenai masa depan yang akan terjadi.

Ratu Adil, Satria Pininggit bukan Imam Mahdi atau Isa Almasih dan bukan merupakan sosok yang sama, sangat berbeda, Jawa kuno (dwipa) mengenal sosok Ratu Adil dari zaman dahulu, dia adalah sosok keturunan dari Krisna.



Sosok ini pula diyakini sebagai bukti janji dari Sabdo Palon yang merupakan Pamomong Tanah Jawa kepada seorang ulama yang membawa ajaran Islam. Satu dari keempat janji yang tidak disanggupi ulama islam bahwasanya ajaran Islam tidak akan mengubah orang Jawa menjadi kehilangan kejawaannya dan hal itu hanya mampu dibuktikan sesuai perjalanan waktu yang akan datang hingga saat janji tersebut tidak ditepati makan Sabdo Palon akan datang untuk menagih janjinya dengan memilih momongan sebagai satria piningit atau satria yang tersembunyi untuk menyadarkan kembali masyarakat khususnya di tanah Jawa dalam mengenali jati dirinya.

Dalam Uga Wangsit Siliwangi tertulis jelas bahwa Ratu Adil atau budak angon (kiasan dari orang atau golongan rakyat biasa), disebutkan pula dalam Uga Wangsit Siliwangi bahwa ratu adil atau budak angon ditemani oleh pemuda berjanggut (orang yang dekat sebagai penasehat).

Budak angon sendiri digambarkan sebagai pemuda yang mengembalakan daun dan rating pohon kering yang bisa diartikan sebagai pemuda yang mengembara membawa alat tulis guna menjalankan amanatnya mencari solusi pada masa sekarang dari segala personalan yang telah terjadi pada masa lalu demi menciptakan kedamaian dunia dalam kebaikan pada masa depan. (Sumber: Wikipedia dan berbagai sumber)
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1465 seconds (0.1#10.140)