Disdik Makassar Susun Strategi Cegah Penularan Covid-19 di Kalangan Pelajar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar menyusun strategi dan program pencegahan penularan Covid-19 di kalangan pelajar. Hal itu menyusul penyampaian bahwa anak-anak, termasuk pelajar merupakan kelompok rentan terpapar virus korona, sebagaimana disampaikan pemerintah lewat konferensi pers Makassar Recover di Balai Kota Makassar, Kamis (3/2/2022).
Rentannya pelajar terpapar Covid-19 lantaran saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dimulai. Selain itu, masih banyak anak yang belum divaksin. Berdasarkan data vaksinasi anak di Makassar masih minim, baru tercatat 30.129 per 2 Februari 2022 dari total target sebanyak 132.000 anak.
Plt Kepala Disdik Makassar , Muhyiddin, mengatakan opsi lockdown akan menjadi langkah terakhir meski kasus mengalami kenaikan. Pertimbangan ini dilakukan agar pendidikan di Kota Makassar tidak tertinggal. Untuk itu, pihaknya telah menyusun berbagai strategi dan program untuk mengantisipasi penularan korona di kalangan pelajar.
"Kita akan buat pemetaan untuk kelas, kalau di situ ada (positif) maka hanya itu ji yang nanti kita tutup," ujar dia.
Tidak cuma itu, Mahyuddin menyebut guna mengantisipasi penularan Covid-19 , para pelajar akan diberi pelatihan lewat program dokter kelas. Satu siswa akan bertindak sebagai pemantau kondisi kelas untuk dilaporkan secara sistematis ke pemerintah kota.
"Jadi mereka akan diberi pelatihan, diberikan handphone dan dia secara sistematis lapor ke BPBD ada aplikasinya," ungkap dia.
Dalam waktu dekat, ia menyebut tes kesehatan massal ke pelajar juga akan dilakukan untuk memantau kondisi mereka. "Jadi kita masih akan koordinasi dengan dinas kesehatan, apakah dia mau pakai GeNose atau antigen," pungkasnya.
Ahli Epidemiologi Unhas, Ansariadi, sebelumnya telah memperingatkan adanya antisipasi lonjakan kasus anak menyusul meningkatnya kasus Covid-19 sepekan terakhir
"Anak-anak jadi rentan karena sekolah aktif. Kita khawatir jumlah kasus meningkat pada anak-anak, iya karena mereka kembali ke sekolah. Lalu, yang kedua belum divaksin," papar dia.
Meski saat ini penularan kasus anak berada di kisaran 4-5 kasus, hal ini diprediksi akan sistematis meningkat dalam beberapa pekan ke depan. "Makanya perlu upaya vaksinasi, kita di bagian surveilance untuk monitoring, apakah terjadi kenaikan kasus pada anak sekolah," pungkas dia.
Rentannya pelajar terpapar Covid-19 lantaran saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dimulai. Selain itu, masih banyak anak yang belum divaksin. Berdasarkan data vaksinasi anak di Makassar masih minim, baru tercatat 30.129 per 2 Februari 2022 dari total target sebanyak 132.000 anak.
Plt Kepala Disdik Makassar , Muhyiddin, mengatakan opsi lockdown akan menjadi langkah terakhir meski kasus mengalami kenaikan. Pertimbangan ini dilakukan agar pendidikan di Kota Makassar tidak tertinggal. Untuk itu, pihaknya telah menyusun berbagai strategi dan program untuk mengantisipasi penularan korona di kalangan pelajar.
"Kita akan buat pemetaan untuk kelas, kalau di situ ada (positif) maka hanya itu ji yang nanti kita tutup," ujar dia.
Tidak cuma itu, Mahyuddin menyebut guna mengantisipasi penularan Covid-19 , para pelajar akan diberi pelatihan lewat program dokter kelas. Satu siswa akan bertindak sebagai pemantau kondisi kelas untuk dilaporkan secara sistematis ke pemerintah kota.
"Jadi mereka akan diberi pelatihan, diberikan handphone dan dia secara sistematis lapor ke BPBD ada aplikasinya," ungkap dia.
Dalam waktu dekat, ia menyebut tes kesehatan massal ke pelajar juga akan dilakukan untuk memantau kondisi mereka. "Jadi kita masih akan koordinasi dengan dinas kesehatan, apakah dia mau pakai GeNose atau antigen," pungkasnya.
Ahli Epidemiologi Unhas, Ansariadi, sebelumnya telah memperingatkan adanya antisipasi lonjakan kasus anak menyusul meningkatnya kasus Covid-19 sepekan terakhir
"Anak-anak jadi rentan karena sekolah aktif. Kita khawatir jumlah kasus meningkat pada anak-anak, iya karena mereka kembali ke sekolah. Lalu, yang kedua belum divaksin," papar dia.
Meski saat ini penularan kasus anak berada di kisaran 4-5 kasus, hal ini diprediksi akan sistematis meningkat dalam beberapa pekan ke depan. "Makanya perlu upaya vaksinasi, kita di bagian surveilance untuk monitoring, apakah terjadi kenaikan kasus pada anak sekolah," pungkas dia.
(tri)