Permabudhi Sulsel Maknai Imlek 2022 sebagai Tahun Pemulihan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tahun Baru Imlek 2022 menjadi harapan kebangkitan bagi Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulsel. Pada tahun macan ini, mereka memaknainya sebagai tahun recovery alias pemulihan .
Ketua Permabudhi Sulsel, Yongris Lao menuturkan dua tahun lalu, yakni pada tahun tikus, menjadi masa yang cukup berat bagi kehidupan manusia. Orang-orang hampir seperti tikus yang hanya keluar cari makan lalu masuk kembali ke lubangnya.
Kemudian pada 2021 yakni tahun kerbau, orang-orang disebutnya bekerja keras untuk pemulihan awal. Mereka berusaha bangkit dari kondisi pandemi Covid-19.
“Sekarang tahun macan (tahun 2022) yang lebih bergeliat, lebih dinamis, lebih tegas, lebih kuat,” ujar Yongris, saat ditemui di Klenteng Xian Ma, Selasa (1/2/2022).
Yongris pun berharap tahun ini pertumbuhan ekonomi dan aktivitas sosial bisa lebih bergeliat dibanding tahun sebelumnya. Ada harapan besar untuk melakukan recovery alias pemulihan total.
“Pertumbuhan kesempatan untuk maju dan berkerja bisa lebih bagus daripada tahun-tahun yang lalu. Macan ini simbol dari keberanian, ketegasan, kekuatan,” tegasnya.
“Kita harap tahun ini kita bisa lebih perkasa dibanding dengan tahun-tahun yang lalu,” sambungnya.
Di sisi lain, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, Yongris berharap nilai-nilai Imlek tetap bisa dilaksanakan. Meski sulit dilakukan secara tatap muka, masih tetap bisa dilakukan melalui dalam jaringan (daring).
"Yang paling penting orang Tionghoa itu punya satu nilai yang tertinggi dalam perilaku sosialnya. Itu adalah membangun relationship atau kuanzi. Itu membangun kualifikasi dengan masyarakat, keluarga, dan momen Imlek inilah momen yang paling tepat untuk itu,” paparnya.
Ketua Permabudhi Sulsel, Yongris Lao menuturkan dua tahun lalu, yakni pada tahun tikus, menjadi masa yang cukup berat bagi kehidupan manusia. Orang-orang hampir seperti tikus yang hanya keluar cari makan lalu masuk kembali ke lubangnya.
Kemudian pada 2021 yakni tahun kerbau, orang-orang disebutnya bekerja keras untuk pemulihan awal. Mereka berusaha bangkit dari kondisi pandemi Covid-19.
“Sekarang tahun macan (tahun 2022) yang lebih bergeliat, lebih dinamis, lebih tegas, lebih kuat,” ujar Yongris, saat ditemui di Klenteng Xian Ma, Selasa (1/2/2022).
Yongris pun berharap tahun ini pertumbuhan ekonomi dan aktivitas sosial bisa lebih bergeliat dibanding tahun sebelumnya. Ada harapan besar untuk melakukan recovery alias pemulihan total.
“Pertumbuhan kesempatan untuk maju dan berkerja bisa lebih bagus daripada tahun-tahun yang lalu. Macan ini simbol dari keberanian, ketegasan, kekuatan,” tegasnya.
“Kita harap tahun ini kita bisa lebih perkasa dibanding dengan tahun-tahun yang lalu,” sambungnya.
Di sisi lain, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, Yongris berharap nilai-nilai Imlek tetap bisa dilaksanakan. Meski sulit dilakukan secara tatap muka, masih tetap bisa dilakukan melalui dalam jaringan (daring).
"Yang paling penting orang Tionghoa itu punya satu nilai yang tertinggi dalam perilaku sosialnya. Itu adalah membangun relationship atau kuanzi. Itu membangun kualifikasi dengan masyarakat, keluarga, dan momen Imlek inilah momen yang paling tepat untuk itu,” paparnya.
(tri)