Waspada! Jumlah Penderita DBD di Jawa Timur Tembus 977 Orang, 17 Meninggal Dunia
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur (Jatim) mulai menunjukkan angka peningkatan. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menunjukkan, sejak 1 hingga 24 Januari 2022, ditemukan sebanyak 977 orang terjangkit DBD. Dari jumlah itu, 17 orang diantaranya meninggal dunia.
Jumlah penderita DBD pada bulan Januari 2022 tersebut, mengalami peningkatan jika dibandingkan pada bulan Januari 2021 yang sebanya 668 kasus. Dari 17 orang yang meninggal akibat DBD tersebut diantaranya, Kabupaten Pamekasan sebanyak 3 orang, Kabupaten Bojonegoro 2 orang, Kabupaten Nganjuk 2 orang, Kabupaten Bangkalan 1 orang dan Kabupaten Kediri 1 orang.
Baca juga: Bahaya! DBD di Surabaya Menggila, Sudah Ada Korban Meninggal Dunia
Sedangkan jumlah penderita DBD tertinggi hingga 24 Januari 2022 antara lain, Kabupaten Bojonegoro sebanyak 112 orang, Kabupaten Nganjuk 72 orang, Kabupaten Malang 66 orang, Kabupaten Ponorogo 53 orang dan Kabupaten Sidoarjo 53 orang.
"Kami mengajak agar masyarakat tidak melupakan bahaya DBD. Meski sekarang ini fokus pada COVID-19 varian Omicron, tapi upaya preventif, promotif jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD," kata Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha Triyono, Rabu (26/1/2022).
Dinkes Jatim, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan DBD. Seperti meningkatkan peran masyarakat dalam PSN 3M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air dan Mendaur ulang barang bekas). Kemudian promosi kesehatan melalui berbagai media.
Selanjutnya koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD. "Kami juga menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD," tandas Erwin.
DBD merupakan penyakit menular disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini ditandai dengan demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit <100.000/mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit 20% dari nilai normal.
Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti antara lain, warna hitam bintik putih di badan dan kakinya, menggigit siang hari, hidup dalam rumah dan sekitarnya. Terrutama di tempat yang agak gelap dan lembab serta kurang sinar matahari. Nyamuk ini biasanya bertelur di tempat berisi air jernih.
Jumlah penderita DBD pada bulan Januari 2022 tersebut, mengalami peningkatan jika dibandingkan pada bulan Januari 2021 yang sebanya 668 kasus. Dari 17 orang yang meninggal akibat DBD tersebut diantaranya, Kabupaten Pamekasan sebanyak 3 orang, Kabupaten Bojonegoro 2 orang, Kabupaten Nganjuk 2 orang, Kabupaten Bangkalan 1 orang dan Kabupaten Kediri 1 orang.
Baca juga: Bahaya! DBD di Surabaya Menggila, Sudah Ada Korban Meninggal Dunia
Sedangkan jumlah penderita DBD tertinggi hingga 24 Januari 2022 antara lain, Kabupaten Bojonegoro sebanyak 112 orang, Kabupaten Nganjuk 72 orang, Kabupaten Malang 66 orang, Kabupaten Ponorogo 53 orang dan Kabupaten Sidoarjo 53 orang.
"Kami mengajak agar masyarakat tidak melupakan bahaya DBD. Meski sekarang ini fokus pada COVID-19 varian Omicron, tapi upaya preventif, promotif jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD," kata Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha Triyono, Rabu (26/1/2022).
Dinkes Jatim, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan DBD. Seperti meningkatkan peran masyarakat dalam PSN 3M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air dan Mendaur ulang barang bekas). Kemudian promosi kesehatan melalui berbagai media.
Selanjutnya koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD. "Kami juga menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD," tandas Erwin.
DBD merupakan penyakit menular disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini ditandai dengan demam 2-7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit <100.000/mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit 20% dari nilai normal.
Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti antara lain, warna hitam bintik putih di badan dan kakinya, menggigit siang hari, hidup dalam rumah dan sekitarnya. Terrutama di tempat yang agak gelap dan lembab serta kurang sinar matahari. Nyamuk ini biasanya bertelur di tempat berisi air jernih.
(msd)