Kota Makassar Dinilai Masih Krisis Lahan Bermain Anak
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Peneliti dan Pengamat Tata Ruang Kota Muhammad Muttaqin Azikin menilai fasilitas bermain anak dan ruang publik di Kota Makassar masih sangat minim.
Padahal kata dia, hal ini sangat penting untuk mewujudkan kota yang sehat. Karena keberadaannya multifungsi, selain sebagai ruang sosial masyarakat, juga menganulir daerah resapan kota. "Sayangnya memang kita sangat minim sekali, di Makassar ini kita krisis seperti itu," katanya.
Dia meyakini ruang publik berperan penting sebagai sarana dalam menyalurkan ekspresi bagi masyarakat. Minimnya ruang anak dan publik di Kota Makassar dicurigai berkorelasi dengan tingginya angka kekerasan dan tawuran di Kota Makassar.
"Meski butuh penelitian, tapi bisa saja itu jadi salah satu variabel, karena misalnya kirangnya tempat anak muda untuk salurkan kreatifitas dan ekspresi mereka," tutur dia.
Seyogyanya ketersediaan ruang bermain dan ruang publik kota harus tersedia di tiap kecamatan agar penyebarannya bisa merata.
"Tiap kecamatan, bahkan kalau perlu setiap kelurahan punya ini justru tidak semua, ini butuh karena kalau mau menjadikan kota itu sehat yah harus ada," tuturnya.
Dia mengaku cukup prihatin dengan kondisi ini, apalagi data RTH kota Makassar saat ini hanya mencapai kurang dari 10% dimana tiap tahunnya juga kian menyusut lantaran tergerus pembangunan yang tidak terkendali.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian dan Kemitraan RTH DLH Kota Makassar, Novi Narilla mengatakan, pihaknya tengah mendorong terealisasinya taman tematik di Kota Makassar guna memperbanyak ruang bermain dan ruang publik masyarakat, DLH kata dia menaegetkan rencana pembangunan tahun ini sebanyak 10 taman dari terget 34 taman.
"Rincain anggarannya saya belum hapal, cuma tahun lalu memang sudah kita bicarakan, ada tiga perencanaan cuma belum ada pembangunan," ujarnya.
Selain masih minim, Novi sapaan akrabnya mengakui taman-taman di Kota Makassar masih belum begitu tertata dengan baik, kondisi ini membuat masyarakat enggan memanfaatkan taman yang ada.
"Belum ada yang bisa kita banggakan, belum tertangani dan tertata dengan baik yang ramah anak, disabilitas dan lansia itu harus kita buat perencanaan dahulu," urainya.
Dia mengatakan, pembangunan taman ini tidak akan menambah jumlah RTH, lantaran pembangunannya berada di atas fasum yang sudah tercatat sebagai RTH.
"Kita tidak menambah secara kuantitas, tetapi secara kualitas kita perkuat, masyarakat sekarang malas ke taman karena sekarang masih serba rusak, tidak nyaman, terlalu rimbun banyak nyamuk, jadi kita usahakan bagaimana taman itu dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat," katanya.
Untuk mendorong pembangunammya DLH telah mengajak sejumlah perusahaan dalam rencana pembangunan ini lewat dana CSR, hal ini agar pembangunan nantinya tidak membebani APBD Kota .
Padahal kata dia, hal ini sangat penting untuk mewujudkan kota yang sehat. Karena keberadaannya multifungsi, selain sebagai ruang sosial masyarakat, juga menganulir daerah resapan kota. "Sayangnya memang kita sangat minim sekali, di Makassar ini kita krisis seperti itu," katanya.
Dia meyakini ruang publik berperan penting sebagai sarana dalam menyalurkan ekspresi bagi masyarakat. Minimnya ruang anak dan publik di Kota Makassar dicurigai berkorelasi dengan tingginya angka kekerasan dan tawuran di Kota Makassar.
"Meski butuh penelitian, tapi bisa saja itu jadi salah satu variabel, karena misalnya kirangnya tempat anak muda untuk salurkan kreatifitas dan ekspresi mereka," tutur dia.
Seyogyanya ketersediaan ruang bermain dan ruang publik kota harus tersedia di tiap kecamatan agar penyebarannya bisa merata.
"Tiap kecamatan, bahkan kalau perlu setiap kelurahan punya ini justru tidak semua, ini butuh karena kalau mau menjadikan kota itu sehat yah harus ada," tuturnya.
Dia mengaku cukup prihatin dengan kondisi ini, apalagi data RTH kota Makassar saat ini hanya mencapai kurang dari 10% dimana tiap tahunnya juga kian menyusut lantaran tergerus pembangunan yang tidak terkendali.
Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian dan Kemitraan RTH DLH Kota Makassar, Novi Narilla mengatakan, pihaknya tengah mendorong terealisasinya taman tematik di Kota Makassar guna memperbanyak ruang bermain dan ruang publik masyarakat, DLH kata dia menaegetkan rencana pembangunan tahun ini sebanyak 10 taman dari terget 34 taman.
"Rincain anggarannya saya belum hapal, cuma tahun lalu memang sudah kita bicarakan, ada tiga perencanaan cuma belum ada pembangunan," ujarnya.
Selain masih minim, Novi sapaan akrabnya mengakui taman-taman di Kota Makassar masih belum begitu tertata dengan baik, kondisi ini membuat masyarakat enggan memanfaatkan taman yang ada.
"Belum ada yang bisa kita banggakan, belum tertangani dan tertata dengan baik yang ramah anak, disabilitas dan lansia itu harus kita buat perencanaan dahulu," urainya.
Dia mengatakan, pembangunan taman ini tidak akan menambah jumlah RTH, lantaran pembangunannya berada di atas fasum yang sudah tercatat sebagai RTH.
"Kita tidak menambah secara kuantitas, tetapi secara kualitas kita perkuat, masyarakat sekarang malas ke taman karena sekarang masih serba rusak, tidak nyaman, terlalu rimbun banyak nyamuk, jadi kita usahakan bagaimana taman itu dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat," katanya.
Untuk mendorong pembangunammya DLH telah mengajak sejumlah perusahaan dalam rencana pembangunan ini lewat dana CSR, hal ini agar pembangunan nantinya tidak membebani APBD Kota .
(agn)