Wabup Maros Fokus Pengembangan Industri dan Wisata Kopi

Minggu, 02 Januari 2022 - 17:33 WIB
loading...
Wabup Maros Fokus Pengembangan Industri dan Wisata Kopi
Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari. Foto: Sindonews/dok
A A A
MAROS - Pemerintah Kabupaten Maros menggelar rapat koordinasi pengembangan industri dan wisata kopi Mallawa.

Dalam rakor tersebut, banyak mengupas tentang konsep dasar pengembangan industri dan wisata kopi di Kecamatan Mallawa. Rakor ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Maros, Suhartina Bohari.

Suhartina mengungkapkan, butuh implementasi ide dari beberapa sudut pandang. "Butuh ide untuk konsep Mallawa sentra Maros. Kedepannya kita akan buat seperti apa. Kami mendengar dari beberapa sudut pandang, sudut pandang Dinas Pertanian, Periwisata, Kopumdag, pak camatnya, juga pak desanya," ungkap Suhartina.

Mallawa ke depan ditargetkan akan menjadi agrowisata kebun kopi. Bagi para penikmat kopi, kopi Mallawa memiliki cita rasa yang berbeda dengan kopi-kopi lainnya. Ada dua desa di Kecamatan Mallawa yang saat ini fokus dengan kopi, Desa Bentenge dan Desa Barugae.

"Saya memang bukan penikmat kopi, tapi bagi penikmatnya, kopi disana rasanya beda, ada yang khas dari rasanya," lanjutnya.

Dasarnya cita rasa kopi dapat berpengaruh oleh ketinggian lokasi tanam. Lokasi wisata kebun kopi yang direncanakan di Kecamatan Mallawa akan di pusatkan di Desa Bentenge sebagai pusat produksi, ini khusus untuk menjaga cita rasa kopi Mallawa. Desa-desa disekitarnya akan kita fokuskan pada wisatanya.

"Karena dasarnya kopi jika sudah pindah ketinggian, cita rasanya pasti berbeda. Menjaga cita rasa kopi, kita pusatkan produksi di Desa Bentenge, rancangan ide-ide wisata yang sudah ditampung dari beberapa dinas kita akan wujudkan di Desa-Desa sekitar. Ini akan saya konsultasikan ke Pak Bupati," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Abdul Asis Ahmad mengungkap, pertanian harus maju, mandiri dan modern. Sejauh ini luas area di Kecamatan Mallawa yang telah ditanami Kopi seluas 155 hektar.

"Dengan pengetahuan yang minim, masyarakat telah menanam Kopi seluas 155 hektar. Untuk pengembangan ini memang butuh strategi dalam peningkatan, baik dari segi produksi, produktivitas, dan mutu tanaman kopi berkelanjutan," tegas Abdul Asis.

Salah satu strategi yang diharapkan dapat dilakukan adalah berkoordinasi dengan Bidang Peternakan. Pihaknya berharap bisa tercipta pengembangan ternak dilokasi yang sama.

"Kita menginisiasi Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), pengembang ternak luak, serta pengembangan ternak itik untuk wilayah wisata kebun kopi di Mallawa ke depan. Manfaatnya banyak, contohnya saja luak, kualitas kopi kita bisa jadi lebih baik jika diseleksi lagi dengan hewan luak," katanya.

Dirinya menjelaskan, karena petani kopi kita sering kali memaanen dengan cara serentak, kadang kala masi ada kopi muda yang ikut terpanen.

"Jika pake luak, luak hanya memakan kopi yang sudah matang, kopi yang kualitasnya bagus, hingga hasil dari kopi luak adalah kopi yang berkualitas tinggi," jelasnya.

Kepala Disbudpar kabupaten Maros Ferdiansyah mengungkap, meskipun bisa menjadi objek wisata yang bagus, strategis wilayah juga harus dipertimbangkan. Kecamatan Mallawa merupakan salah satu Desa terluar di Kabupaten Maros, berada diantara ketinggian 400-800 MDPL.

"Konsep yang ditawarkan di Desa Bentenge adalah Wisata Kampung Kopi, yaitu kombinasi antar kegiatan petualangan alam terbuka kegiatan edukasi, rekreasi, wisata kuliner, dan industri kecil berbasis komunitas (masyarakat). Karena wilayahnya yang sangat luar dari Maros, kita juga butuh menawarkan objek-objek wisata Maros yang akan dilalui sepanjang jalan menuju Kecamatan Mallawa, seperti wista yang ada di Kecamatan Cenrana, mengingat Cenrana adalah wilayah tetangga," ungkap Ferdy.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1972 seconds (0.1#10.140)