Selama 2021 Bandung Barat Dilanda 288 Bencana Alam, 4 Warga Tewas

Sabtu, 01 Januari 2022 - 01:05 WIB
loading...
Selama 2021 Bandung Barat Dilanda 288 Bencana Alam, 4 Warga Tewas
Sebanyak 288 kejadian bencana alam melanda Bandung Barat sepanjang 2021 dan menewaskan 4 orang.Foto/ilustrasi
A A A
BANDUNG BARAT - Sepanjang 2021, wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilanda 288 kejadian bencana alam . Akibat bencana tersebut dampaknya bukan hanya kerusakan bangunan, tapi ada juga warga yang harus mengungsi dan meninggal dunia.

"Data yang terekap di kami, sejak Januari sampai Desember 2021 total ada 288 kejadian bencana alam," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), KBB, Duddy Prabowo, Jumat (31/12/2021).

Baca juga: Canggih, Pesawat TNI Buatan PTDI Ini Mampu Modifikasi Hujan

Duddy menjelaskan, bencana alam itu seperti tanah longsor, kebakaran, banjir bandang, pergerakan tanah, dan angin puting beliung. Hampir semua terjadi di kecamatan dan yang paling mendominasi di wilayah utara seperti Kecamatan Lembang dan wilayah selatan, yakni di Gununghalu, Cipongkor, dan Rongga.

Berdasarkan data kejadian tersebut, sebanyak 279 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan mulai dari kerusakan ringan, sedang, hingga parah. Kemudian ada pula 14 fasilitas sosial dan fasilitas umum yang turut mengalami kerusakan karena diterjang bencana.

"Korban jiwa yang tercatat ada 4 meninggal dunia dan 1.189 jiwa terdampak karena rumahnya mengalami kerusakan," sebut Duddy.

Menurutnya, ada 11 kecamatan di KBB yang masuk zona merah daerah rawan bencana hidrometeorologi terutama longsor dan banjir bandang. Di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cipatat, Padalarang, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, serta Ngamprah.

Baca juga: Jelang Tahun 2022, Begini Penampakan Pusat Kota Bandung yang Mulai Dipadati Warga

Hingga kini pihaknya tetap menyiagakan petugas mobile 24 jam untuk memantau potensi bencana hidrometeorologi yang puncaknya akan terjadi di bulan Januari 2022 mendatang. Relawan di setiap desa dan aparat kewilayahan juga disiapkan memantau kondisi kewilayahan.

"Masyarakat diminta tetap waspada karena potensi bencana terus mengancam, apalagi puncak musim hujan masih akan terjadi hingga Januari 2022," pungkasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2163 seconds (0.1#10.140)