Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo Terus Diperbanyak

Rabu, 10 Juni 2020 - 06:35 WIB
loading...
Kampung Tangguh Wani...
Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo Terus Diperbanyak. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Hari pertama setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diperpanjang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama jajaran kepolisian terus menambah pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ke seluruh RW se Kota Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya untuk terus menambah pembentukan kampung tangguh tersebut.

Koordinasi itu dilakukan dengan mengunjungi dua markas polisi itu, Selasa (9/6/2020). (Baca juga: Terapkan Kampung Tangguh di Surabaya, Pemprov Jatim Gandeng TNI-Polri )

Awalnya, dia mengunjungi Mapolres Tanjung Perak untuk mendorong pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Saat itu, dia menunjukkan peta sebaran COVID-19 di Kota Surabaya, khususnya di wilayah Polres Tanjung Perak.

“Jadi, kami terus menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat. Karena Surabaya ini dibagi menjadi dua wilayah, sehingga ini saya membicarakan dulu dengan Polres Tanjung Perak lalu saya akan lanjutkan ke Polrestabes Surabaya,” kata Risma.

Setelah dari Polres Tanjung Perak, selanjutnya Risma bersama jajarannya berkunjung ke Mapolrestabes Surabaya. Di situ, dia juga terus mendorong pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, meskipun hingga saat ini sudah ada sebanyak 1.340 kampung yang sudah membentuk kampung tersebut.

Selain mendorong Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Risma bersama jajaran Polrestabes Surabaya juga mendiskusikan pembentukan Mal Tangguh, Tempat Ibadah Tangguh, dan Pasar Tangguh. Jika semua ini bisa dilakukan, dia sangat yakin bahwa penyebaran COVID-19 di Kota Surabaya akan bisa ditekan. “Saya percaya ini bisa ditekan, saya yakin itu,” ujar dia.

Bagi Risma, sebetulnya di Kota Surabaya ini memang ada penyebaran dan terus dicari dengan cara menggelar rapid test dan tes swab massal. Namun, jika ditemukan ada yang reaktif atau positif, lalu apa yang harus dilakukan untuk menekan penyebarannya itu.

“Nah, yang kami lakukan kalau ditemukan positif adalah diobati ke rumah sakit, atau diisolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji,” kata dia.

Namun, yang paling penting adalah di sekitar kampung yang ditemukan positif COVID-19 itu, harus dijaga supaya tidak semakin menularkan kepada yang lainnya di lingkungannya. Sebab, di Surabaya ini sangat banyak kampung padat penduduk dan resiko penularannya sangat tinggi. “Jadi, resikonya itu yang nanti kita cegah,” ujar dia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5006 seconds (0.1#10.140)