Pengukuhan Sultan Ternate ke-49 Ricuh, Sejumlah Orang Terlibat Baku Hantam

Minggu, 19 Desember 2021 - 23:34 WIB
loading...
A A A
Proses ritual adat dilaukan melalui tahapan pelaksanaan hadrat dari Imam Sigi Lamo, Sigi Cim, dan Sigi Heku atau perangkat di Masjid Kesultanan Ternate, dengan para mufti kesultanan. Lalu diserahkan gelar ke Hidayatullah Mudafar Sjah.

Penyerahan gelar ke Hidayatullah Mudafar Sjah tersebut, dimulai dengan penyematan stampa atau mahkota ke kepala Hidayatullah Mudafar Sjah yang dilakukan oleh Kiemalaha Marsaoly, H. Ahmad Dano Natsir.

Dalam kesempatan itu, Hidayatullah Mudafar Sjah akan mengusulkan kepada tiga sultan di Maluku Utara, untuk melaksanakan Konferensi Moti ke-II, dalam rangka menyikapi situasi nasional dan lokal terutama dalam pengembangan eksistensi kesultanan dalam bingkai NKRI.

Pengukuhan Sultan Ternate ke-49 Ricuh, Sejumlah Orang Terlibat Baku Hantam


"Berdasarkan sejarah panjang kesultanan di Maluku Utara, tepatnya pada tahun 1322 silam, keempat kesultanan ini menggelar Konferensi Moti I untuk membicarakan terkait dengan eksistensi empat kesultanan tersebut," terangnya.

Selain itu, sebagai Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Mudafar Sjah memiliki sejumlah program kerja, salah satunya memberikan dukungan penuh kepada pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19, untuk menciptakan kekebalan bersama.

"Saya juga meminta semua pihak menjaga lingkungannya, menjaga toleransi antar sesama umat beragama, dan setiap majid erus berzikir. Kesultanan juga akan terus bersinergi dengan pemerintah, dalam rangka memakmurkan masyarakat di Maluku Utara," terangnya.



Terkait adanya kericuhan dalam pengukuhannya sebagai Sultan Ternate, Hidayatullah Mudafar Sjah menegaskan, sudah bertemu dan berdialog dengan keluarga besar kesultanan, dan persoalannya sudah selesai. "Sudah ada sejumlah kesepakatan. Masalahnya hanya pada komunikasi saja, dan semuanya akan kembali harmonis," tegasnya.

Sementara Karo Ops Polda Maluku Utara, Kombes Pol. Juwari mengatakan, polisi tidak bisa mencampuri urusan adat, karena sudah ada mekanisme untuk menyelesaikannya. "Yang kita lakukan adalah menjaga keamanan, sehingga dikerahkan sejumlah anggota polisi dibantu TNI, untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan," ungkap Juwari.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)