Hari Kelima Pasca Erupsi Semeru, Ratusan Area Masih Terkubur Material Vulkanik
loading...
![Hari Kelima Pasca Erupsi...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2021/12/08/704/621961/hari-kelima-pasca-erupsi-semeru-ratusan-area-masih-terkubur-material-vulkanik-xwz.jpg)
Ratusan area di Lumajang, Jawa Timur masih terkubur material vulkanik Gunung Semeru.Foto/Avirista
A
A
A
LUMAJANG - Ratusan area masih terkubur material pasir dan abu vulkanik. Hingga hari kelima pasca erupsi Gunung Semeru , sejumlah wilayah itu terkubur material dengan ketinggian bervariasi.
Informasi di lapangan, wilayah Curah Kobokan, Pronojiwo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, menjadi lokasi terparah terdampak erupsi Gunung Semeru. Di sini hampir ratusan bangunan rumah dan sejumlah fasilitas umum terkubur.
Baca juga: Suara Hati Korban Erupsi Gunung Semeru, Harta Benda Habis Berharap Segera Direlokasi
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengakui, di daerah beberapa daerah seperti di Curah Kobokan dan Kampung Renteng, jadi wilayah terparah terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Bukan pasir sangat tebal, rumah tinggal atapnya saja (tertimbun material erupsi). Sehingga bukan kategori parah lagi. Rumah kelihatan atapnya saja. Sehingga kami teman-teman yang asesmen fasum (fasilitas umum) hanya bisa mendata dari data yang ada di desa," ungkap Joko Sambang, saat dikonfirmasi MNC Portal, Rabu pagi (8/12/2021).
Namun pihaknya masih belum memetakan secara pasti berapa rumah yang mengalami kerusakan, mengingat dirinya tidak mengetahui kondisi rumah awalnya seperti apa. "Cuma belum bisa diidentifikasi, karena kami tidak tahu kondisi rumah awalnya seperti apa, belum bisa kami petakan," kata Joko.
Baca juga: Relawan Diminta Bantu Petakan Kualitas Layanan Pengungsi Erupsi Gunung Semeru
Joko menambahkan dari banyaknya material vulkanik yang mengubur permukiman warga, wilayah Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Pronojiwo, Dusun Kajar Kuning, Kampung Renteng, Kebon Deli di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, menjadi wilayah terdampak.
"Kalau Curah Kobokan itu ikut Desa Supit Urang, Kajar Kuning itu Sumberwuluh. Kebondeli, Kampung Renteng itu Sumberwuluh, terus Kebondeli juga ikut Sumberwuluh, Jembatan Glada Perak ikut Sumberwuluh, " kata Joko kembali.
Sementara itu, Komandan Posko Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kabupaten Lumajang Kolonel Inf. Irwan Subekti mengungkapkan, wilayah Curah Kobokan dan Kampung Rentengmenjadi salah satu daerah yang bakal jadi perhatian tim tanggap darurat erupsi Gunung Semeru.
"Kita masih di daerah Kampung Renteng, kemudian Curah Kobokan. Jadi daerah Curah Kobokan itu daerah yang terparah, kemudian masih ada yang belum ditemukan, sehingga kita masih mengarah ke situ. Kemudian ke arah Sungai Kobokan itu masih ada beberapa tempat yang ada tanda-tanda tapi belum bisa menjangkau," ujar Irwan saat konferensi pers.
Sebelumnya diberitakan Gunung Semeru memuntahkan material vulkanik berupa guguran awan panas dan abu vulkanik saat erupsi pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.
Erupsi Gunung Semeru terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, dimana awan panas keluar disertai material vulkanik dimuntahkan mengarah ke Curah Kobokan sejauh 10 - 11 kilometer dari kawah Gunung Semeru.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Hingga Selasa malam 7 Desember 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 34 warga meninggal dunia, sebanyak 22 warga luka berat dan 82 warga luka sedang serta ringan, dimana mayoritas mengalami luka bakar.
Para warga ini dirawat di empat fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang seperti RSUD dr. Haryoto, RS Bhayangkara Lumajang, RS Pasirian, Puskesmas Penanggal, Puskesmas Candipuro, dan beberapa puskesmas lainnya.
Informasi di lapangan, wilayah Curah Kobokan, Pronojiwo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, menjadi lokasi terparah terdampak erupsi Gunung Semeru. Di sini hampir ratusan bangunan rumah dan sejumlah fasilitas umum terkubur.
Baca juga: Suara Hati Korban Erupsi Gunung Semeru, Harta Benda Habis Berharap Segera Direlokasi
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengakui, di daerah beberapa daerah seperti di Curah Kobokan dan Kampung Renteng, jadi wilayah terparah terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Bukan pasir sangat tebal, rumah tinggal atapnya saja (tertimbun material erupsi). Sehingga bukan kategori parah lagi. Rumah kelihatan atapnya saja. Sehingga kami teman-teman yang asesmen fasum (fasilitas umum) hanya bisa mendata dari data yang ada di desa," ungkap Joko Sambang, saat dikonfirmasi MNC Portal, Rabu pagi (8/12/2021).
Namun pihaknya masih belum memetakan secara pasti berapa rumah yang mengalami kerusakan, mengingat dirinya tidak mengetahui kondisi rumah awalnya seperti apa. "Cuma belum bisa diidentifikasi, karena kami tidak tahu kondisi rumah awalnya seperti apa, belum bisa kami petakan," kata Joko.
Baca juga: Relawan Diminta Bantu Petakan Kualitas Layanan Pengungsi Erupsi Gunung Semeru
Joko menambahkan dari banyaknya material vulkanik yang mengubur permukiman warga, wilayah Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Pronojiwo, Dusun Kajar Kuning, Kampung Renteng, Kebon Deli di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, menjadi wilayah terdampak.
"Kalau Curah Kobokan itu ikut Desa Supit Urang, Kajar Kuning itu Sumberwuluh. Kebondeli, Kampung Renteng itu Sumberwuluh, terus Kebondeli juga ikut Sumberwuluh, Jembatan Glada Perak ikut Sumberwuluh, " kata Joko kembali.
Sementara itu, Komandan Posko Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kabupaten Lumajang Kolonel Inf. Irwan Subekti mengungkapkan, wilayah Curah Kobokan dan Kampung Rentengmenjadi salah satu daerah yang bakal jadi perhatian tim tanggap darurat erupsi Gunung Semeru.
"Kita masih di daerah Kampung Renteng, kemudian Curah Kobokan. Jadi daerah Curah Kobokan itu daerah yang terparah, kemudian masih ada yang belum ditemukan, sehingga kita masih mengarah ke situ. Kemudian ke arah Sungai Kobokan itu masih ada beberapa tempat yang ada tanda-tanda tapi belum bisa menjangkau," ujar Irwan saat konferensi pers.
Sebelumnya diberitakan Gunung Semeru memuntahkan material vulkanik berupa guguran awan panas dan abu vulkanik saat erupsi pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.
Erupsi Gunung Semeru terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, dimana awan panas keluar disertai material vulkanik dimuntahkan mengarah ke Curah Kobokan sejauh 10 - 11 kilometer dari kawah Gunung Semeru.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Hingga Selasa malam 7 Desember 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 34 warga meninggal dunia, sebanyak 22 warga luka berat dan 82 warga luka sedang serta ringan, dimana mayoritas mengalami luka bakar.
Para warga ini dirawat di empat fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang seperti RSUD dr. Haryoto, RS Bhayangkara Lumajang, RS Pasirian, Puskesmas Penanggal, Puskesmas Candipuro, dan beberapa puskesmas lainnya.
(msd)