Cerita Mistis Gunung Semeru dan Awal Mula Ranu Kumbolo hingga Dewi Cantik Berkebaya Kuning

Rabu, 08 Desember 2021 - 05:02 WIB
loading...
A A A
Mimpi itu pun menjadi kenyataan, istrinya melahirkan bayi laki-laki yang penuh sisik di tubuhnya. Mereka memberi nama Kumbolo. Ayah ibunya sedih karena Kumbolo sering dihina dan dikucilkan teman-temannya.

Suatu malam ibu Kumbolo bermimpi bertemu dengan ikan mas, “Anakmu Kumbolo suruh pergi ke puncak Gunung Semeru. Carilah mutiara pelangi untuk menghilangkan sisik di tubuhnya.”

Akhirnya Kumbolo pergi ke puncak Gunung Semeru dengan susah payah ia mendapatkan mutiara pelangi.

Di perjalanan pulang, mutiara tersebut jatuh ke tanah membentuk cerukan dan mengeluarkan air sehingga membentuk ranu atau danau. Kumbolo pun tenggelam tetapi dia berenang ke permukaan.
Anehnya saat dia kembali ke daratan, semua sisik ditubuhnya hilang. Akhirnya ranu itu dinamakan Ranu Kumbolo.

Meski hanya dongen, namun cerita dan mitos itu masih terus dikaitkan dengan keberadaan Danau Ranu Kumbolo karena dilimpahi dengan ikan mas. Namun, setiap pengunjung dilarangan memancing atau menangkapnya.



Pasalnya, warga setempat meyakini bahwa ikan mas tersebut merupakan jelmaan dewi yang ditugaskan untuk menjaga keindahan danau. Sosok wanita yang dipercaya sebagai Dewi Penjaga ini kerap muncul memakai kebaya kuning. Kemunculannya ditandai dengan adanya kepulan asap saat bulan purnama datang.

Dibawa Dewa Brahma dan Dewa Wisnu dari India
Dalam kitab Jawa kuno yang disebut Tantu Pagelaran atau Tangtu Panggelaran berbahasa Kawi yang berasal dari masa Majapahit sekitar abad ke-15. Kitab ini berkisah tentang mitos asal mula pulau Jawa dan keberadaan Gunung Semeru.

Dalam kitab ini dikisahkan Batara Guru (Shiwa) memerintahkan dewa Brahma dan Wishnu untuk mengisi pulau Jawa dengan manusia. Karena pulau Jawa saat itu masih mengambang di lautan luas, terombang-ambing, dan senantiasa berguncang, para dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Mahameru di India ke atas Pulau Jawa.

Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa Brahma menjelma menjadi ular naga raksasa yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1647 seconds (0.1#10.140)