Gang Ruhana Simbol Toleransi Antar Umat Beragama di Kota Bandung

Senin, 22 November 2021 - 04:19 WIB
loading...
Gang Ruhana Simbol Toleransi Antar Umat Beragama di Kota Bandung
Mural bertuliskan kerukunan umat beragama dan toleransi di Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Gang Ruhana di Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat menjadi simbol pelaksanaan toleransi antar umat beragama yang begitu kuat sejak lama.

Lokasi gang ini hanya sekitar dua menit berjalan kaki dari gerbang gedung SMAN 7 Kota Bandung. Meski baru diresmikan Pemkot Bandung pada 2018 lalu, tetapi sikap toleransi warganya sudah ada jauh sebelum itu.


Kerukunan antarumat beragama di kawasan ini sudah mendarah daging dan terbentuk sejak lama. Masyarakatnya hidup berdampingan meski berbeda suku dan kepercayaan.

Di Gang Ruhana ada tiga tempat ibadah yang berdekatan, yakni Masjid Al-Amanah yang berdiri sejak 2015, Vihara Girimetta sudah ada sejak 1946, dan Gereja Pantekosta dibangun pada 1933. Oleh karenanya, Gang Ruhana menyandang julukan Kampung Toleransi.

Apabila ada momen besar seperti Natal, maka warga Muslim dan Hindu ikut membantu mempersiapkan segala kebutuhan agar peribadatan berjalan khidmat. Hal yang sama berlaku saat ada hari besar keagamaan yang lain.

Warga Kristiani akan menghentikan latihan paduan suara jika azan berkumandang. Warga Muslim pun tidak merasa terganggu dengan wangi dupa dari vihara atau mendengar senandung dari gereja.

Salah seorang warga Gang Ruhana, Rini Ambarwulan mengatakan nama Kampung Toleransi merupakan hasil musyawarah antar para pemeluk agama yang ada di kampung tersebut.



“Dari sebelum disebut kampung toleransi juga, sudah tercipta toleransi. Malah kita gak tau juga itu namanya toleransi, jadi kebersamaan pas hari raya, pas imlek, begitu juga Natal,” katanya, Minggu (22/11/2021).

Di menyebut, saat momen Natal hampir semua tokoh masyarakat ikut membantu persiapan ibadah di gereja. Tak terkecuali umat Islam dan Budha, turut membantu warga Kristiani yang bakal beribadah di Gereja Pantekosta.

Peggy Sriyoto, ibu gembala dari Gereja Pantekosta menambahkan, warga yang beragama Islam maupun Budha membantu mengatur kendaraan sekaligus menjadi penjaga malam.

"Kami juga dibantu ketika memasang hiasan pohon Natal. Ini sudah dilakukan secara turun temurun. Jadi semuanya sangat alamiah," katanya.

Saat Ramadhan tiba, masyarakat non muslim tak ketinggalan ikut membantu membersihkan masjid atau sekadar membagikan takjil.

Dia menjelaskan, semua bantuan yang dilakukan adalah murni dari ketulusan umat beragama lain di sekitar gereja. Menurut dia, kunci dari jalannya toleransi adalah menghormati agama lain dengan tidak membahas agama dalam percakapan keseharian.

"Kuncinya sih kalau bagi saya cuman satu, kalau kita ketemu jangan ngomongin agama. Itu kan ga bisa disamain. Dan yang penting kita saling menerima dan menghargai, itu namanya toleransi dalam relasi," katanya berpesan.

Ketua DKM Masjid Al-Amanah, H Sugandi mengatakan, warga di Gang Ruhana tidak hanya memahami konsep komunikasi yang baik dan saling menghargai. Lebih jauh, mereka bisa mempraktikannya.

"Yang paling penting, apalagi dalam Islam itu karena kita saling menghormati dan menyayangi," imbuhnya.

Kampung toleransi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kerukunan umat bergama di Kota Bandung. Selain itu, dapat menjadi contoh kerukunan umat beragama di Indonesia.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0961 seconds (0.1#10.140)