Raden Wijaya Pewaris Hak Tahta Kerajaan Sunda Galuh, Pendiri Kerajaan Majapahit

Senin, 22 November 2021 - 05:02 WIB
loading...
A A A
Tidak dicurigai sedikitpun bahwa pergerakan Jaran Guyang hanya untuk mengalihkan perhatian pasukan istana. Pasukan Raden Wijaya memang berhasil menghalau Jaran Guyang. Namun, saat mereka fokus mengabisi musuh, istana diserbu pasukan besar-besaran Jayakatwang. Dalam serangan ini, istana hancur oleh pasukan pemberontak Jayakatwang. Raja Kertanegara terbunuh.

Mendengar kabar bahwa raja sudah tewas dan istana dihancurkan, pasukan Raden Wijaya tercerai-berai. Raden Wijaya melarikan diri bersama beberapa pengikut setianya seperti Nambi, Kebo (Mahisa) Anabrang, Lembu Sora, dan Dharmaputra seperti Ra Kuti Ra Semi, Ra Tanca, dan Ra Wedeng.

Raden Wijaya terus dikejar pasukan Kedori, hingga ia memilih lari ke arah timur. Dengan bantuan kepala desa Kudadu, ia berhasil menyeberangi Selat Madura untuk bertemu Arya Wiraraja penguasa Songeneb (nama lama Sumenep).

Mendirikan Kerajaan Majapahit

Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan pendiri Kerajaan Majapahit bernama Jaka Sesuruh putra Prabu Sri Pamekas raja Pajajaran, yang juga terletak di kawasan Sunda. Jaka Sesuruh melarikan diri ke timur karena dikalahkan saudara tirinya yang bernama Siyung Wanara. Ia kemudian membangun kerajaan Majapahit dan berbalik menumpas Siyung Wanara.

Jelas, yang dimaksudkan Bababt Tanah Jawi adalah Raden Wija. Meski dikejar pasukan Jayakatwang, Raden Wijaya terus berupaya untuk mengalahkan musuhnya. Bersama Arya Wiraraja, Raden Wijaya merencanakan siasat untuk menguasai kembali takhta kerajaan yang dikuasai Jayakatwang. Wijaya membuat kesepakatan dengan Wiraraja bahwa jika berhasil mengalahkan Jayakatwang, maka daerah kekuasaannya akan dibagi dua untuk dirinya dan Wiraraja.

Oleh Wiraraja disampaikanlah niat Raden Wijaya kepada Jayakatwang. Disampaikannya bahwa Raden Wijaya hendak menyerah kalah. Jayakatwang yang telah membangun kembali negeri leluhurnya, yaitu kerajaan Kadiri menerimanya niat itu. Jayakatwang lalu mengirim utusan untuk menjemput Raden Wijaya di pelabuhan Jungbiru.

Setelah mengakui kekalahan kepada Jayakatwang, Raden Wijaya meminta Hutan Tarik di sebelah timur Kadiri untuk dibangun sebagai kawasan wisata perburuan. Raden Wijaya mengaku ingin bermukim di sana. Jayakatwang mengabulkan permohonan itu, sebab dia juga gemar berburu. Segera setelah itu Wiraraja mengirim orang-orang Songeneb untuk membantu Wijaya membuka hutan tersebut.

Di Kidung Panji Wijayakrama, dikisahkan bahwa saat membuka hutan untuk pemukiman Raden Wijaya dan pengikutnya, salah seorang Madura menemukan buah maja yang rasanya pahit. Oleh karena itu, desa pemukiman itu diberi nama Majapahit.

Untung dan peluang tak dapat ditolak. Saat Raden Wijaya berniat membalas denda Jayakawang, dikisahkan bahwa pada tahun 1293 pasukan Mingol sebanyak 20.000 orang dipimpin ike Mase mendarat di pulau Jawa untuk menghukum Kertanegara. Sebab, pada tahun 1289 Kertanagara telah menganiaya utusan yang dikirim Kubhilai Khan, raja Mongol.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1392 seconds (0.1#10.140)