Warganya Diteror Imbas Proyek Strategis Nasional, Ini Kata Kades Wadas
loading...
A
A
A
SEMARANG - Video yang mengungkapkan keluhan warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, yang diteror oleh kelompok preman, menghebohkan media sosial. Teror yang diduga terkait dengan pembangunan Waduk Bener ini, sudah sangat keterlaluan.
Akibat adanya aksi teror, warga tak nyaman hingga pindah tempat tinggal. Teror seperti itu salah satunya dialami warga Desa Wadas, Susanto. Putri Susanto, Nurhayati menyebutkan, ayahnya terpaksa pindah rumah dari Randu Parang.
Kepindahan Susanto ini, dipicu oleh aksi teror yang menghantuinya. Salah satu bentuknya, lubang kunci rumahnya dilem sehingga tak bisa masuk rumah. "Karena beliau takut, saya mengajak ayah untuk tinggal bersama saya di Desa Kali Urip," ungkap Nurhayati.
Sementara Sabar, menerima teror yang berbeda. Sepeda motor barunya dimasuki garam dan pasir sehingga rusak parah. "Itu saya alami setelah pulang dari menghadiri sidang PTUN Semarang. Saat itu saya menjadi saksi," jelasnya.
Terkait teror yang dialami warganya itu, Kades Wadas, Fachri membenarkan bila warga yang setuju pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Bener, menerima teror dari oknum tertentu. Hal itu sudah terjadi kurang lebih satu tahun. "Teror mulai pengancaman dengan senjata tajam, pengucilan sosial hingga pengerusakan fisik. Saya sendiri pun juga diteror," tegasnya.
Padahal, menurut Fachri, mayoritas warga Wadas sudah setuju dan siap melepaskan lahan untuk pembangunan waduk. "Dari 429 pemilik lahan, 350 sudah siap pembebasan tanah. Itu sudah lebih dari 80 persen warga," jelasnya.
Akibat adanya aksi teror, warga tak nyaman hingga pindah tempat tinggal. Teror seperti itu salah satunya dialami warga Desa Wadas, Susanto. Putri Susanto, Nurhayati menyebutkan, ayahnya terpaksa pindah rumah dari Randu Parang.
Kepindahan Susanto ini, dipicu oleh aksi teror yang menghantuinya. Salah satu bentuknya, lubang kunci rumahnya dilem sehingga tak bisa masuk rumah. "Karena beliau takut, saya mengajak ayah untuk tinggal bersama saya di Desa Kali Urip," ungkap Nurhayati.
Sementara Sabar, menerima teror yang berbeda. Sepeda motor barunya dimasuki garam dan pasir sehingga rusak parah. "Itu saya alami setelah pulang dari menghadiri sidang PTUN Semarang. Saat itu saya menjadi saksi," jelasnya.
Terkait teror yang dialami warganya itu, Kades Wadas, Fachri membenarkan bila warga yang setuju pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Bener, menerima teror dari oknum tertentu. Hal itu sudah terjadi kurang lebih satu tahun. "Teror mulai pengancaman dengan senjata tajam, pengucilan sosial hingga pengerusakan fisik. Saya sendiri pun juga diteror," tegasnya.
Padahal, menurut Fachri, mayoritas warga Wadas sudah setuju dan siap melepaskan lahan untuk pembangunan waduk. "Dari 429 pemilik lahan, 350 sudah siap pembebasan tanah. Itu sudah lebih dari 80 persen warga," jelasnya.