Ekosistem Lingkungan Lembang Tak Seimbang Jadi Pemicu Bencana

Rabu, 27 Oktober 2021 - 06:45 WIB
loading...
Ekosistem Lingkungan Lembang Tak Seimbang Jadi Pemicu Bencana
Banjir bandang yang menerjang wilayah Desa Cikole, Kecamatan Lembang belum lama ini menjadi salah satu indikator ekosistem lingkungan di Lembang sudah tidak seimbang. Foto/Dok.MPI
A A A
BANDUNG BARAT - Kejadian alam seperti banjir dan tanah longsor yang menerjang wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terjadi akibat keseimbangan alam yang kurang dijaga.Selain bencana alam yang diakibatkan ulah manusia, kawasan Lembang juga terkenal dengan bahaya pergerakan sesar Lembang yang diprediksi dapat memicu gempa bumi.

"Kita lihat keseimbangan alam di Lembang sudah tidak seimbang. Ini yang membuat khawatir karena dampak dari pembangunan," terang Camat Lembang, Herman Permadi, Selasa (26/10/2021). Baca Juga: Evakuasi Korban Longsor Sibolangit Berlangsung Dramatis

Dirinya mengaku prihatin dengan kondisi lingkungan di wilayahnya yang makin parah akibat dampak pembangunan. Terlebih terjadi eksploitasi lahan yang diubah menjadi bangunan beton sehingga menjadi salah satu penyebab Lembang kini rawan bencana.

Salah satu indikator rusaknya alam yaitu turunnya hewan-hewan liar seperti monyet di Cibodas dan Curug Cimahi. Bahkan, hewan buas dari kawasan hutan Jayagiri pernah terdeteksi mendekati permukiman warga sehingga membuat rasa kekhawatiran.

"Arah ke Tangkuban Parahu itu sudah ada hewan buas turun. Itu artinya konservasi alam terganggu, saya keliling-keliling Lembang juga prihatin soalnya pohon banyak berkurang," tuturnya.

Dirinya mengajak semua elemen masyarakat termasuk dinas terkait memperhatikan Lembang agar kondisi lingkungan tidak semakin parah. Penyelesaiannya harus komprehensif dan melibatkan lintas sektoral, sebab jika tidak dilakukan dari sekarang khawatirnya ekosistem alam akan semakin terganggu.

"Itulah yang menjadi perhatian kami, mudah-mudahan dinas terkait bisa memperhatikan isu-isu tersebut. Semua pihak terkait, pengusaha, masyarakat diingatkan, bukan menakuti," pungkasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)