Imbas Pandemi, 19.000 Rutilahu di Bandung Barat Batal Diperbaiki

Jum'at, 15 Oktober 2021 - 16:24 WIB
loading...
Imbas Pandemi, 19.000 Rutilahu di Bandung Barat Batal Diperbaiki
Pandemi COVID-19 membuat program rehabilitasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun ini tidak bisa terealisasi. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Pandemi COVID-19 membuat program rehabilitasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun ini tidak bisa terealisasi.

Salah satunya akibat adanya refokusing anggaran dimana semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masih konsentrasi dalam penanganan COVID-19 .

"Sejak 2020 program rehabilitasi Rutilahu ditunda karena anggarannya terkena refokusing. Makanya ada sekitar 19.000 Rutilahu yang masih menunggu perbaikan," terang Sekretaris Dinas Perumahan dan Permukiman, KBB, Deni Juanda, Jumat (15/10/2021).

Jumlah Rutilahu yang rusak bisa saja bertambah dalam dua tahun terakhir dan belum sempat terdata. Sebab pandemi COVID-19 membuat banyak masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Untuk itu akan ada pendataan ulang terkait kondisi Rutilahu yang terbaru dimasa pandemi.

Pihaknya kini sedang menyusun rencana agar ditahun 2022 ada Rutilahu yang bisa diperbaiki. Yakni dengan mengatur porsi anggaran untuk program tahun depan dengan harapan pandemi COVID-19 sudah mereda. Rencananya satu rumah akan mendapatkan bantuan Rp15 juta dalam bentuk material bangunan.

"Rencana nominal yang kita usulkan, satu rumah mendapat Rp15 juta untuk perbaikan. Namun realisasinya menunggu updating data lapangan dan ketersediaan anggaran yang ada," kata dia. Baca: Demi Cinta, Gadis Kendari Ini Rela Ikut Kekasih Mencuri Motor.

Lebih lanjut dikatakannya, nantinya program Rutilahu bakal disinergiskan dengan potensi ekonomi seperti peningkatan UMKM, pertanian atau budi daya ternak. Artinya, dalam pembangunan rumah nantinya bakal disesuaikan dengan potensi ekonomi warga tersebut, sehingga warga bisa produktif dalam bidang ekonomi keluarganya.

Pihaknya juga akan coba mengupayakan bantuan dari provinsi dan pusat agar jumlah Rutilahu yang diperbaiki dalam setahun jumlahnya cukup banyak. Selain itu mendorong kerja sama dan gotong royong warga dalam proses pembangunannya sehingga bisa menghemat biaya pembangunan. Baca: Pulau Maspari, Surga Alam dengan Keindahan Pantai di Sumsel yang Tersembunyi.

"Kami ingin ketika rumahnya sudah direhab, keluarganya juga produktif. Seperti membuka warung, budi daya ikan, atau membuat tanaman hidroponik dan sebagainya. Jadi coba diarahkan ke hal yang lebih produktif, dengan melihat potensi ekonomi sekitar," pungkasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2828 seconds (0.1#10.140)