Para Jamaah Haji Pasrah Gagal Berangkat Tahun Ini ke Tanah Suci
loading...
A
A
A
SURABAYA - Keputusan Kementerian Agama yang membatalkan pemberangkatan jamaah haji tahun ini bisa diterima berbagai pihak. Pandemi virus Corona yang terjadi hampir di semua negara menjadi alasan kuat berbagai pihak menerima keputusan itu.
Salah satu calon jamaah haji Bahtiar Rifa menuturkan, sejak wabah COVID-19 terjadi di berbagai negara, pihaknya menyerahkan semua keputusan pada pemerintah. Pertimbangan kemananan serta risiko yang terjadi di tengah pandemi memang sulit untuk diprediksi.
“Kami sudah ikhlas. Jadi berangkat atau tidak ke tanah suci sudah kami siapkan mentalnya,” kata Bahtiar, Selasa (2/6/2020).(baca juga:Pembatalan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2020 Sudah Dikaji Mendalam)
Ia melanjutkan, sebenarnya dirinya memiliki harapan untuk bisa berangkat saat pelaksanaan pelunasan biaya haji. Namun, kondisi pandemi ternyata terus memburuk di berbagai daerah sampai hari ini.
“Kami pasrah, karena kita menghadapi wabah. Kalau memang sudah panggilan, maka ibadah haji akan terlaksana,” jelasnya.
Pria kelahiran Bawean ini mengaku siap dengan segala kemungkinan. Bahkan, dengan melihat sebaran wabah yang terus meluas, dirinya masih menyimpan harapan tahun depan bisa berangkat ke tanah suci.
“Saya yakin pandemi ini pasti berlalu. Kami terus berdoa biar tetap sehat dan kehidupan normal bisa kembali,” ucap calon jamaah haji yang sudah mendaftar sejak 2001 ini.
Puji Rahayu, salah satu calon jamaah lainnya mengatakan, bulan kemarin dirinya sempat bahagia ketika mendengar Arab Saudi sudah melakukan pelonggaran di negaranya. Bahkan, beberapa masjid sudah dibuka. Protokol kesehatan juga dijalankan dengan baik di sana.
“Tapi ternyata keputusannya lain. Kami tentu harus menerima kenyataan ini meskipun dari hati kecil saya berharap bisa berangkat menunaikan ibadah haji,” katanya.
Ia menjelaskan, dirinya sempat berpikir apakah pemerintah tak ada opsi lain misalnya memangkas sebagian besar calon jamaah yang akan berangkat untuk menjaga physical distancing di tengah pandemi. “Misalnya dari 220 ribu jamaah tahun ini yang berangkat, maka hanya 55.000 saja yang diberangkatkan,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, kedatangan wabah ini tentu tidak diinginkan semua orang. Dirinya hanya bisa menerima kenyataan ini dan terus melayangkan doa supaya wabah cepat berlalu.
Salah satu calon jamaah haji Bahtiar Rifa menuturkan, sejak wabah COVID-19 terjadi di berbagai negara, pihaknya menyerahkan semua keputusan pada pemerintah. Pertimbangan kemananan serta risiko yang terjadi di tengah pandemi memang sulit untuk diprediksi.
“Kami sudah ikhlas. Jadi berangkat atau tidak ke tanah suci sudah kami siapkan mentalnya,” kata Bahtiar, Selasa (2/6/2020).(baca juga:Pembatalan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2020 Sudah Dikaji Mendalam)
Ia melanjutkan, sebenarnya dirinya memiliki harapan untuk bisa berangkat saat pelaksanaan pelunasan biaya haji. Namun, kondisi pandemi ternyata terus memburuk di berbagai daerah sampai hari ini.
“Kami pasrah, karena kita menghadapi wabah. Kalau memang sudah panggilan, maka ibadah haji akan terlaksana,” jelasnya.
Pria kelahiran Bawean ini mengaku siap dengan segala kemungkinan. Bahkan, dengan melihat sebaran wabah yang terus meluas, dirinya masih menyimpan harapan tahun depan bisa berangkat ke tanah suci.
“Saya yakin pandemi ini pasti berlalu. Kami terus berdoa biar tetap sehat dan kehidupan normal bisa kembali,” ucap calon jamaah haji yang sudah mendaftar sejak 2001 ini.
Puji Rahayu, salah satu calon jamaah lainnya mengatakan, bulan kemarin dirinya sempat bahagia ketika mendengar Arab Saudi sudah melakukan pelonggaran di negaranya. Bahkan, beberapa masjid sudah dibuka. Protokol kesehatan juga dijalankan dengan baik di sana.
“Tapi ternyata keputusannya lain. Kami tentu harus menerima kenyataan ini meskipun dari hati kecil saya berharap bisa berangkat menunaikan ibadah haji,” katanya.
Ia menjelaskan, dirinya sempat berpikir apakah pemerintah tak ada opsi lain misalnya memangkas sebagian besar calon jamaah yang akan berangkat untuk menjaga physical distancing di tengah pandemi. “Misalnya dari 220 ribu jamaah tahun ini yang berangkat, maka hanya 55.000 saja yang diberangkatkan,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, kedatangan wabah ini tentu tidak diinginkan semua orang. Dirinya hanya bisa menerima kenyataan ini dan terus melayangkan doa supaya wabah cepat berlalu.
(msd)