Dukung PTM Terbatas, 70 Ribu Siswa SMA/SMK di Bandung-Cimahi Tuntas Divaksin
loading...
A
A
A
BANDUNG - Seiring dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, vaksinasi pelajar terus dikebut untuk menekan potensi sekaligus risiko penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah VII yang meliputi Kota Bandung dan Cimahi, Arief Subakty mengatakan, jumlah pelajar SMA/SMK di Bandung dan Cimahi yang sudah tuntas divaksin mencapai sekitar 70 persen dari total 105.000 siswa SMA/SMK atau sekitar 73.000 siswa.
Baca juga: Pergi Tanpa Alas Kaki, Santri Ini Rela Antre Serbuan Vaksinasi di Cirebon
"Jumlah siswa di wilayah Bandung dan Cimahi yang mendapat vaksin baik dosis pertama dan kedua terus meningkat. Rata-rata sekitar 70 persen atau tepatnya SMA sekitar 64 persen, SMK 70 persen, dan SLB 80 persen," ungkap Arief di sela kegiataj vaksinasi COVID-19 bagi pelajar SMA di SMK Negeri 3 Kota Bandung, Selasa (28/9/2021).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) itu, Arief juga mengatakan bahwa saat ini, kekhawatiran atau rasa takut siswa pada jarum suntik atau dampak usai vaksin bukan menjadi kendala utama dalam vaksinasi pelajar.
Baca juga: Pesta Miras Oplosan, Nyawa 3 Warga Karawang Tak Bisa Diselamatkan
Kendala yang menjadi tantangan vaksinasi pelajar saat ini, yakni sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kesehatan seperti vaksinator yang harus ditambah, agar target percepatan vaksinasi pelajar dapat terpenuhi.
"Kalau dulu siswa takut untuk divaksin, tapi kalau sekarang mereka antusias. Jadi minat tinggi, tapi petugas kesehatannya terbatas. Jadi lebih ke tenaga kesehatannya kalau sekarang," katanya.
Diketahui, vaksinasi pelajar di SMK Negeri 3 Kota Bandung digelar dalam rangka mendukung program pemerintah dalam percepatan pelaksanaan PTM terbatas sekaligus dukungan tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi CIMB Niaga Finance, Jabar Bergerak dan Rumah Sakit TNI Angkatan Udara Lanud Sulaiman, dan SMK Negeri 3 Bandung serta didukung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek RI), Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah VII yang meliputi Kota Bandung dan Cimahi, Arief Subakty mengatakan, jumlah pelajar SMA/SMK di Bandung dan Cimahi yang sudah tuntas divaksin mencapai sekitar 70 persen dari total 105.000 siswa SMA/SMK atau sekitar 73.000 siswa.
Baca juga: Pergi Tanpa Alas Kaki, Santri Ini Rela Antre Serbuan Vaksinasi di Cirebon
"Jumlah siswa di wilayah Bandung dan Cimahi yang mendapat vaksin baik dosis pertama dan kedua terus meningkat. Rata-rata sekitar 70 persen atau tepatnya SMA sekitar 64 persen, SMK 70 persen, dan SLB 80 persen," ungkap Arief di sela kegiataj vaksinasi COVID-19 bagi pelajar SMA di SMK Negeri 3 Kota Bandung, Selasa (28/9/2021).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) itu, Arief juga mengatakan bahwa saat ini, kekhawatiran atau rasa takut siswa pada jarum suntik atau dampak usai vaksin bukan menjadi kendala utama dalam vaksinasi pelajar.
Baca juga: Pesta Miras Oplosan, Nyawa 3 Warga Karawang Tak Bisa Diselamatkan
Kendala yang menjadi tantangan vaksinasi pelajar saat ini, yakni sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kesehatan seperti vaksinator yang harus ditambah, agar target percepatan vaksinasi pelajar dapat terpenuhi.
"Kalau dulu siswa takut untuk divaksin, tapi kalau sekarang mereka antusias. Jadi minat tinggi, tapi petugas kesehatannya terbatas. Jadi lebih ke tenaga kesehatannya kalau sekarang," katanya.
Diketahui, vaksinasi pelajar di SMK Negeri 3 Kota Bandung digelar dalam rangka mendukung program pemerintah dalam percepatan pelaksanaan PTM terbatas sekaligus dukungan tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi CIMB Niaga Finance, Jabar Bergerak dan Rumah Sakit TNI Angkatan Udara Lanud Sulaiman, dan SMK Negeri 3 Bandung serta didukung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek RI), Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).