Ribuan Anak Yatim Akibat COVID-19 di Jabar Bakal Terima Santunan Pendidikan
loading...
A
A
A
"Saat ini, kami masih terus melakukan verifikasi dan validasi data penerima santunan," kata Dodo.
Masih di tempat yang sama, Ketua TP-PKK Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, meski proses cleansing data masih berjalan, namun santunan tetap disalurkan. Atalia pun mengingatkan, selain oleh Pemprov Jabar, pengasuhan anak-anak korban COVID-19 bisa dilakukan siapa saja.
"Prinsipnya semua bisa menjadi wali asuh, tapi disesuaikan dengan kondisi keluarga. Intinya, bagaimana orang-orang di sekeliling bisa membantu. Tapi memang ada kasus dimana tetangganya tidak bisa membantu karena mereka juga sedang kesulitan," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemprov Jabar menggandeng sejumlah pihak salah satunya Forum Zakat (FOZ) dan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) untuk membantu mereka.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar, I Gusti Agung Kim Wiayata Oka membenarkan bahwa data anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19 masih terus divalidasi.
"Yang jelas anak harus mendapatkan pengasuhan yang baik, Dinsos saat ini masih terus melakukan identifikasi karena kebutuhan dari anak-anak ini berbeda-beda, misalnya antara yang SD dengan SMA, ada kebutuhan yang spesifik," jelas Agung.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan itu mengatakan, pihaknya tengah mengusulkan agar pemerintah menetapkan Hari Anak Yatim Nasional setiap tanggal 10 Muharram.
"Kami sedang berusaha mendorong pemerintah pusat terkait Hari Nasional Anak Yatim, agar pemberian bantuan kepada anak yatim bisa dilakukan oleh negara," kata wagub.
Masih di tempat yang sama, Ketua TP-PKK Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, meski proses cleansing data masih berjalan, namun santunan tetap disalurkan. Atalia pun mengingatkan, selain oleh Pemprov Jabar, pengasuhan anak-anak korban COVID-19 bisa dilakukan siapa saja.
"Prinsipnya semua bisa menjadi wali asuh, tapi disesuaikan dengan kondisi keluarga. Intinya, bagaimana orang-orang di sekeliling bisa membantu. Tapi memang ada kasus dimana tetangganya tidak bisa membantu karena mereka juga sedang kesulitan," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemprov Jabar menggandeng sejumlah pihak salah satunya Forum Zakat (FOZ) dan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) untuk membantu mereka.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar, I Gusti Agung Kim Wiayata Oka membenarkan bahwa data anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19 masih terus divalidasi.
"Yang jelas anak harus mendapatkan pengasuhan yang baik, Dinsos saat ini masih terus melakukan identifikasi karena kebutuhan dari anak-anak ini berbeda-beda, misalnya antara yang SD dengan SMA, ada kebutuhan yang spesifik," jelas Agung.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan itu mengatakan, pihaknya tengah mengusulkan agar pemerintah menetapkan Hari Anak Yatim Nasional setiap tanggal 10 Muharram.
"Kami sedang berusaha mendorong pemerintah pusat terkait Hari Nasional Anak Yatim, agar pemberian bantuan kepada anak yatim bisa dilakukan oleh negara," kata wagub.
(msd)