BKKBN Sulsel Terus Dorong Peningkatan KB dan Penurunan Stunting
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulsel kembali menggelar program review Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Kepala BKKBN Susel , Andi Ritamariani, merincikan capaian BKKBN untuk tahun 2021 serta komitmen untuk terus meningkatkan program KB dan penurunan stunting.
Tercatat dari laporan per Agustus 2021 untuk program Bangga Kencana, jumlah peserta KB Baru sudah mencapai 97,692 akseptor atau 50,86% dari target 192.071 akseptor.
Dia mengatakan jumlah tersebut ketinggalan sekitar 15,78% atau hingga Agustus ini semestinya bisa mencapai 66,64% berdasarkan capaian ideal perbulannya yaitu sebesar 8,33%.
"Penyebab ketinggalan 15,78% data jumlah peserta KB baru, itu orang enggan dilayani karena takut Covid-19. Makanya kita pakai metode kunjungan rumah," ucap Ritamariani
Pihaknya berkomitmen kembali mengejar ketertinggalan tersebut, hal ini akan didorong pada hari KB 27 September mendatang, lewat program pelayanan KB serentak 24 kabupaten/kota selama tiga bulan. bulan.
Adapun daerah dengan capaian tertinggi peserta KB baru adalah Palopo, Makassar, Barru dan Bone. Untuk yang terendah adalah Bulukumba, Soppeng dan Luwu Utara.
Khusus peserta KB aktif sebesar 977.487 akseptor atau 113,51% dari target sebesar 861.133.
Sementara untuk realisasi dana alokasi khusus (DAK) sampai triwulan kedua, khusus DAK fisik sudah mencapai 9.86% atau Rp2,8 miliar dari total DAK Fisik Rp29,14 miliar.
DAK Biaya Operasional KB (BOKB) sudah mencapai 19.59% atau Rp17,27 miliar dari total DAK BOKB Rp88,16 miliar serta DAK Penugasan mencapai 4,52% atau Rp39,3 juta dari total anggaran Rp868,98 juta.
Sementara untuk program pembangunan keluarga, Rita mengatakan Sulsel sudah berada di posisi yang bagus.
"Seperti pada pemberian edukasi atau sosialisasi 1000 hari pertama kehidupan, kita sudah berada di angka 77,92% kemudian khusus untuk pembinaan Persiapan Keluarga Berencana bagi Remaja (PKBR) itu kita pada angka 83,6% itu cukup bagus dibandingkan provinsi lain," tuturnya.
Lebih lanjut untuk Bina Keluarga Lansia (BKL) kata dia sudah mencapai 87,6%. Sementara hingga tahun 2020 lalu Sulsel juga telah dicanangkan sebanyak 644 kampung KB, 295 di antaranya telah memiliki Rumah Data Kependudukan. Selain itu, dilaporkan 46 Sekolah Siaga Kependudukan dan Pojok Kependudukan juga telah terbentuk di 25 kabupaten/kota.
"Untuk Grand Design Pembangunan juga sampai saat ini dari 24 kabupaten/kota, sudah 23 yang telah merampungkan, sisanya satu adalah Kabupaten Bantaeng," tuturnya.
Dari aspek ketenagaan jumlah penyuluh KB di Sulawesi Selatan dilaporkan sudah memenuhi standar minimal rasio terhadap jumlah desa sebesar 1:2, akan tetapi pesebarannya belum merata.
Ia menyebut masih terdapat beberapa kabupaten/kota yang rasionya di atas standar rata-rata. Misalnya 1:6 di Kabupaten Bone dan di Kabupaten Toraja 1:11, dimana 1 PKB/PLKB membina sampai 11 Desa.
Selain itu kata dia BKKBN juga berhasil menorehkan prestasi sepanjang tahun 2020 hingga 2021. Diantaranya juara II Duta Genre Putra Se-Indonesia, juara II Tiktok Challenge Se-Indonesia, juara I Apresiasi Budaya Nusantara Se-Indonesia, juara harapan I Duta Genre Putri Se-Indonesia.
Terbaik II sebagai Satker Pengelola IKPA dari Kanwil Dirjen Perbendaharaan Negara Sulawesi Selatan, pemenang ke-2 kategori Berita Online Terbanyak Wilayah Indonesia Tengah.
Peringkat ke-3 Nasional Capaian 100% KK yang terdata sampai dengan 31 Mei 2021, prestasi tahun 2021, posisi ke-3 capaian target Pro PN BKL TK Nasional.
Kepala BKKBN Susel , Andi Ritamariani, merincikan capaian BKKBN untuk tahun 2021 serta komitmen untuk terus meningkatkan program KB dan penurunan stunting.
Tercatat dari laporan per Agustus 2021 untuk program Bangga Kencana, jumlah peserta KB Baru sudah mencapai 97,692 akseptor atau 50,86% dari target 192.071 akseptor.
Dia mengatakan jumlah tersebut ketinggalan sekitar 15,78% atau hingga Agustus ini semestinya bisa mencapai 66,64% berdasarkan capaian ideal perbulannya yaitu sebesar 8,33%.
"Penyebab ketinggalan 15,78% data jumlah peserta KB baru, itu orang enggan dilayani karena takut Covid-19. Makanya kita pakai metode kunjungan rumah," ucap Ritamariani
Pihaknya berkomitmen kembali mengejar ketertinggalan tersebut, hal ini akan didorong pada hari KB 27 September mendatang, lewat program pelayanan KB serentak 24 kabupaten/kota selama tiga bulan. bulan.
Adapun daerah dengan capaian tertinggi peserta KB baru adalah Palopo, Makassar, Barru dan Bone. Untuk yang terendah adalah Bulukumba, Soppeng dan Luwu Utara.
Khusus peserta KB aktif sebesar 977.487 akseptor atau 113,51% dari target sebesar 861.133.
Sementara untuk realisasi dana alokasi khusus (DAK) sampai triwulan kedua, khusus DAK fisik sudah mencapai 9.86% atau Rp2,8 miliar dari total DAK Fisik Rp29,14 miliar.
DAK Biaya Operasional KB (BOKB) sudah mencapai 19.59% atau Rp17,27 miliar dari total DAK BOKB Rp88,16 miliar serta DAK Penugasan mencapai 4,52% atau Rp39,3 juta dari total anggaran Rp868,98 juta.
Sementara untuk program pembangunan keluarga, Rita mengatakan Sulsel sudah berada di posisi yang bagus.
"Seperti pada pemberian edukasi atau sosialisasi 1000 hari pertama kehidupan, kita sudah berada di angka 77,92% kemudian khusus untuk pembinaan Persiapan Keluarga Berencana bagi Remaja (PKBR) itu kita pada angka 83,6% itu cukup bagus dibandingkan provinsi lain," tuturnya.
Lebih lanjut untuk Bina Keluarga Lansia (BKL) kata dia sudah mencapai 87,6%. Sementara hingga tahun 2020 lalu Sulsel juga telah dicanangkan sebanyak 644 kampung KB, 295 di antaranya telah memiliki Rumah Data Kependudukan. Selain itu, dilaporkan 46 Sekolah Siaga Kependudukan dan Pojok Kependudukan juga telah terbentuk di 25 kabupaten/kota.
"Untuk Grand Design Pembangunan juga sampai saat ini dari 24 kabupaten/kota, sudah 23 yang telah merampungkan, sisanya satu adalah Kabupaten Bantaeng," tuturnya.
Dari aspek ketenagaan jumlah penyuluh KB di Sulawesi Selatan dilaporkan sudah memenuhi standar minimal rasio terhadap jumlah desa sebesar 1:2, akan tetapi pesebarannya belum merata.
Ia menyebut masih terdapat beberapa kabupaten/kota yang rasionya di atas standar rata-rata. Misalnya 1:6 di Kabupaten Bone dan di Kabupaten Toraja 1:11, dimana 1 PKB/PLKB membina sampai 11 Desa.
Selain itu kata dia BKKBN juga berhasil menorehkan prestasi sepanjang tahun 2020 hingga 2021. Diantaranya juara II Duta Genre Putra Se-Indonesia, juara II Tiktok Challenge Se-Indonesia, juara I Apresiasi Budaya Nusantara Se-Indonesia, juara harapan I Duta Genre Putri Se-Indonesia.
Terbaik II sebagai Satker Pengelola IKPA dari Kanwil Dirjen Perbendaharaan Negara Sulawesi Selatan, pemenang ke-2 kategori Berita Online Terbanyak Wilayah Indonesia Tengah.
Peringkat ke-3 Nasional Capaian 100% KK yang terdata sampai dengan 31 Mei 2021, prestasi tahun 2021, posisi ke-3 capaian target Pro PN BKL TK Nasional.
(tri)