Arca Emas hingga Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Termasyhur
loading...
A
A
A
Selain prasasti, peninggalan Kerajaan Majapahit juga berupa arca dan koin emas. Pada November 2020 lalu ditemukan banyak koin emas dan peralatan rumah tangga dari bahan perunggu dari situs kuno di kawasan Sekarpuro, Malang, Jawa Timur. Ditemukan juga arca antara lain Arca Ganesha, Arca Agastya, Arca Mahakala, Arca Siwa, dan Arca Durga Mahisasura Mardhini di Candi Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menilai tempat tersebut merupakan sanggah, bangunan tempat persembahan sesaji. Hal tersebut juga tampak dari patung resi di tempat tersebut. Dari fisik patung, terlihat bahwa karya ini diduga kuat dipakai masyarakat pada zaman Majapahit untuk peribadatan di rumah.
Penemuan benda peninggalan berupa arca dan koin emas setidaknya mengisahkan bahwa Kerajaan Majapahit telah mengenal uang sebagai alat tukar dalam perdagangan, baik dalam kerjaan pun keluar kerjaan. Arca yang menandakan ritual sesajian menunjukkan bahwa warga kerajaan ini memiliki kepercayaan tertentu.
Selain peniggalan prasasti dan arca, Pajapahit juga terkenal dengan warisan benda berupa candi. Banyak candi yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Salah satu di antaranya Candi Tukus.
Dikutip dari okezone.com, Candi Tikus ditemukan di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini unik. Sebab, tidak seperti candi umumnya yang muncul di atas permukaan tanah, Candi Tikus justru ditemukan di bawah permukaan tanah.
Penemuan candi ini juga unik. Berawal dari banyaknya hama tikus yang menyerang sawah dan ladang petani sehingga hasil tani menurun drastis. Diceritakan bahwa pada 1914, Bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro memerintahkan aparat desa untuk memusnahkan hama penggerat itu.
Pada saat pengejaran tikus, aparat desa melihat tikus-tikus masuk pada lubang di dalam gundukan tanah. Karena ingin memberantas semua tikus, Kromojoyo memerintahkan agar gundukan tersebut juga dibongkar. Setelah berusaha dibongkar, ternyata gundukan itu adalah sebuah candi. Candi itu kemudian diberi nama Candi Tikus.
Oleh para pakar, Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau abad ke-14. Di dalam Kitab Nagarakertagama, Mpu Prapanca mengatakan bahwa candi ini dulunya adalah tempat pemandian serta tempat upacara raja-raja.
--Sumber : duniapendidikan.co.id
--Sumber : Buku Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kekayaan di Luar Kota (2012)
--Sumber: okezone.com
Lihat Juga: Kisah Penyatuan Kekuasaan Kerajaan Singasari dan Kediri Tertulis dalam Prasasti Mula-Malurung
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menilai tempat tersebut merupakan sanggah, bangunan tempat persembahan sesaji. Hal tersebut juga tampak dari patung resi di tempat tersebut. Dari fisik patung, terlihat bahwa karya ini diduga kuat dipakai masyarakat pada zaman Majapahit untuk peribadatan di rumah.
Penemuan benda peninggalan berupa arca dan koin emas setidaknya mengisahkan bahwa Kerajaan Majapahit telah mengenal uang sebagai alat tukar dalam perdagangan, baik dalam kerjaan pun keluar kerjaan. Arca yang menandakan ritual sesajian menunjukkan bahwa warga kerajaan ini memiliki kepercayaan tertentu.
Selain peniggalan prasasti dan arca, Pajapahit juga terkenal dengan warisan benda berupa candi. Banyak candi yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Salah satu di antaranya Candi Tukus.
Dikutip dari okezone.com, Candi Tikus ditemukan di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini unik. Sebab, tidak seperti candi umumnya yang muncul di atas permukaan tanah, Candi Tikus justru ditemukan di bawah permukaan tanah.
Penemuan candi ini juga unik. Berawal dari banyaknya hama tikus yang menyerang sawah dan ladang petani sehingga hasil tani menurun drastis. Diceritakan bahwa pada 1914, Bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro memerintahkan aparat desa untuk memusnahkan hama penggerat itu.
Pada saat pengejaran tikus, aparat desa melihat tikus-tikus masuk pada lubang di dalam gundukan tanah. Karena ingin memberantas semua tikus, Kromojoyo memerintahkan agar gundukan tersebut juga dibongkar. Setelah berusaha dibongkar, ternyata gundukan itu adalah sebuah candi. Candi itu kemudian diberi nama Candi Tikus.
Oleh para pakar, Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau abad ke-14. Di dalam Kitab Nagarakertagama, Mpu Prapanca mengatakan bahwa candi ini dulunya adalah tempat pemandian serta tempat upacara raja-raja.
--Sumber : duniapendidikan.co.id
--Sumber : Buku Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kekayaan di Luar Kota (2012)
--Sumber: okezone.com
Lihat Juga: Kisah Penyatuan Kekuasaan Kerajaan Singasari dan Kediri Tertulis dalam Prasasti Mula-Malurung
(don)