Arca Emas hingga Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Termasyhur

Minggu, 12 September 2021 - 05:04 WIB
loading...
Arca Emas hingga Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Termasyhur
Peninggalan Kerajaan Majapahit: Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau abad ke-14. Foto okezone.com
A A A
BERAGAM benda peninggalan Kerajaan Majapahit menceritakan banyak hal tentang keberadaan kerajaan itu. Lewat benda-benda peninggalan seperti arca, prasasti dan candi bisa ditelusuri banyak hal mengenai peradaban, budaya, ekonomi, hubungan internasional dan lain sebagainya.

Dalam buku berjdul Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kekayaan di Luar Kota (2012) diceritakan bahwa Raden Wijaya mulai merintis Majapahit dari sebuah hutan di dekat Sungai Brantas, Jawa Timur.

Putera Raden Wijaya, yaitu Hayam Wuruk yang memerintah sejak 1350 menghantar kerajaan Majapahit pada jaman keemasan. Pati Gajah Mada adalah sosok penting pada masa keemasan ini.

Pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada inilah Majapahit menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Kekuasaannya meluas hingga ke semenanjung Malaya dan beberapa wilayah Asia Tenggara.

Banyak peninggalan penting berasal dari Kerajaan Majapahit tersebar di berbagai lokasi, terutama di tiga titik yang pernah menjadi pusat pemerintahan, seperti Daha atau Kediri, Mojokerto, dan Trowulan. Baik peninggalan berupa prasasti, arca hingga candi menunjukkan bahwa kerajaan ini tidak sekadar menaklukkan dan menguasai wilayah yang begitu luas, tapi juga mengukir peradaban tinggi.

Peninggalan berupa prasasti, menunjukkan kerajaan ini sudah mengenal peradaban baca-tulis yang kemudian menjadi media untuk mewariskan riwayat entah tokoh atau tempat tertentu. Prasasti Wurare Berangka, misalnya. Prasasti dengan kode tahun 1211 Saka atau 1289 Masehi ini menceritakan kisah seorang brahmana bernama Aryya Bharad yang membagi tanah Jawa menjadi dua akibat peperangan antara Kerajaan Panjalu dan Janggala.

Ada juga prasasti Kudadu (1216 Saka atau 1294 M) yang mengisahkan riwayat cerita Raden Wijaya yang dibantu Rama Kudadu dalam pelarian karena dikejar Jayakatwang yang telah membunuh Raja Singasari, Kertanegara. Prasasti ini juga mengisahkan penetapan daerah Kudadu menjadi Swatantra atau daerah istimewa karena telah melindungi raja.

Lalu prasasti Sukamerta (1208 Saka atau 1296 M). Prasasti ini menceritakan Raden Wijaya yang memperistri 4 putri Kartanegara. Lewat prasasti ini dicerita penobatan Jayanegara, putra mahkota Raden Wijaya, sebagai raja muda di Daha atau Kediri pada 1295 M.

Yang menarik dari sekian prasasti adalah Prasasti Biluluk. Prasasti ini tidak meriwayatkan tokoh, tapi menceritakan soal otonomi kekuasaan daerah Desa Bluluk dan Tanggulan. Di dalamnya ada dokumen seputar peraturan tentang pajak serta hal lain yang menyangkut penggunaan air asin. Artiya, pajak sudah diterapkan sebagai sumber pendapatan ekonomi pada masa itu.
Arca Emas hingga Candi Tikus Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Termasyhur


Dari prasasti pula, bisa dikenal kalau Kerajaan Majapahit sudah mengenal logam. Itu terlihat dari Prasasti Karang Bogem (1387 M) yang terbuat dari material logam. Prasasti yang ditemukan di Bungah, Gresik, Jawa Timur ini membahas soal legalisasi wilayah tempat mencari sumber daya alam berupa ikan.

Selain prasasti, peninggalan Kerajaan Majapahit juga berupa arca dan koin emas. Pada November 2020 lalu ditemukan banyak koin emas dan peralatan rumah tangga dari bahan perunggu dari situs kuno di kawasan Sekarpuro, Malang, Jawa Timur. Ditemukan juga arca antara lain Arca Ganesha, Arca Agastya, Arca Mahakala, Arca Siwa, dan Arca Durga Mahisasura Mardhini di Candi Dorok, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menilai tempat tersebut merupakan sanggah, bangunan tempat persembahan sesaji. Hal tersebut juga tampak dari patung resi di tempat tersebut. Dari fisik patung, terlihat bahwa karya ini diduga kuat dipakai masyarakat pada zaman Majapahit untuk peribadatan di rumah.

Penemuan benda peninggalan berupa arca dan koin emas setidaknya mengisahkan bahwa Kerajaan Majapahit telah mengenal uang sebagai alat tukar dalam perdagangan, baik dalam kerjaan pun keluar kerjaan. Arca yang menandakan ritual sesajian menunjukkan bahwa warga kerajaan ini memiliki kepercayaan tertentu.

Selain peniggalan prasasti dan arca, Pajapahit juga terkenal dengan warisan benda berupa candi. Banyak candi yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Salah satu di antaranya Candi Tukus.

Dikutip dari okezone.com, Candi Tikus ditemukan di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini unik. Sebab, tidak seperti candi umumnya yang muncul di atas permukaan tanah, Candi Tikus justru ditemukan di bawah permukaan tanah.

Penemuan candi ini juga unik. Berawal dari banyaknya hama tikus yang menyerang sawah dan ladang petani sehingga hasil tani menurun drastis. Diceritakan bahwa pada 1914, Bupati Mojokerto, RAA Kromojoyo Adinegoro memerintahkan aparat desa untuk memusnahkan hama penggerat itu.

Pada saat pengejaran tikus, aparat desa melihat tikus-tikus masuk pada lubang di dalam gundukan tanah. Karena ingin memberantas semua tikus, Kromojoyo memerintahkan agar gundukan tersebut juga dibongkar. Setelah berusaha dibongkar, ternyata gundukan itu adalah sebuah candi. Candi itu kemudian diberi nama Candi Tikus.

Oleh para pakar, Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau abad ke-14. Di dalam Kitab Nagarakertagama, Mpu Prapanca mengatakan bahwa candi ini dulunya adalah tempat pemandian serta tempat upacara raja-raja.

--Sumber : duniapendidikan.co.id
--Sumber : Buku Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kekayaan di Luar Kota (2012)
--Sumber: okezone.com
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1698 seconds (0.1#10.140)