Kapal Terbakar di Perairan Maluku Utara, ABK Asal Sukabumi Hilang Kontak
loading...
A
A
A
SUKABUMI - Kapal nelayan KM Hentri GT 195 terbakar di perairan Maluku Utara , Jumat (3/9/2021) lalu. Beberapa Anak Buah Kapal ( ABK ) yang berasal dari Kabupaten Sukabumi dilaporkan hilang kontak dengan keluarga
Laporan terbakarnya kapal tersebut baru diketahui keluarga ABK yang berasal dari Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/9/2021), dan hingga kini belum diketahui kabarnya.
Informasi yang dihimpun, kapal nelayan itu membawa 18 ABK dari Kabupaten Sukabumi dengan tujuan perairan Merauke.
Asep Supriyanto (50) warga Kampung Leuwigoong RT 01/15 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, ayah dari salah satu ABK mengatakan, saat itu beberapa orang direkrut untuk bekerja sebagai ABK dan berangkat dari Sukabumi menuju Muara Angke pada 15 Agustus 2021.
Setelah tiga hari menyiapkan beberapa perlengkapan termasuk bahan bakar solar, pada tanggal 18 Agustus 2021 mulai berlayar menuju perairan Merauke.
“Untuk kerjanya di laut untuk menangkap cumi. Semua ABK yang dari Sukabumi dibawa sama Ardian yang sekarang jadi wakil kapten kapal. Dia sudah lima kali berangkat dengan tujuan yang sama. Rencananya yang berangkat sekarang itu buat kerja selama enam bulan,” kata Asep saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (9/9/2021).
Asep menyebutkan, keluarga baru mengetahui ada kecelakaan kapal setelah Ardian menelepon ibunya, beberapa hari setelah kejadian. Ardian dilaporkan selamat bersama empat orang lainnya, yakni Angga Pramudia, Hengki Kurniawan, Asep Suryana dan La Asri. Sisanya belum ada kabar.
“Katanya ada 10 orang yang diselamatkan kapal dari Syahbandar. Kalau yang orang Sukabumi yang katanya selamat tiga orang. Sisanya belum tahu kabarnya bagaimana. Terus katanya mereka ada yang sampai tiga hari tiga malam berenang menunggu pertolongan,” ungkap Asep.
Kini, Asep dan keluarga lainnya asal Sukabumi masih terus memantau perkembangan informasi ihwal kondisi para ABK tersebut sambil harap-harap cemas.
“Kantornya kan di Muara Angke, katanya tunggu kabar dari Pak Sobari aja. Makanya kami nunggu kabar ini. Katanya yang selamat lagi diurusin supaya bisa pulang. Anak saya mungkin karena tahu betul kejadiannya jadi masih dibutuhkan di sana,” pungkasnya.
Laporan terbakarnya kapal tersebut baru diketahui keluarga ABK yang berasal dari Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/9/2021), dan hingga kini belum diketahui kabarnya.
Informasi yang dihimpun, kapal nelayan itu membawa 18 ABK dari Kabupaten Sukabumi dengan tujuan perairan Merauke.
Asep Supriyanto (50) warga Kampung Leuwigoong RT 01/15 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, ayah dari salah satu ABK mengatakan, saat itu beberapa orang direkrut untuk bekerja sebagai ABK dan berangkat dari Sukabumi menuju Muara Angke pada 15 Agustus 2021.
Setelah tiga hari menyiapkan beberapa perlengkapan termasuk bahan bakar solar, pada tanggal 18 Agustus 2021 mulai berlayar menuju perairan Merauke.
“Untuk kerjanya di laut untuk menangkap cumi. Semua ABK yang dari Sukabumi dibawa sama Ardian yang sekarang jadi wakil kapten kapal. Dia sudah lima kali berangkat dengan tujuan yang sama. Rencananya yang berangkat sekarang itu buat kerja selama enam bulan,” kata Asep saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (9/9/2021).
Asep menyebutkan, keluarga baru mengetahui ada kecelakaan kapal setelah Ardian menelepon ibunya, beberapa hari setelah kejadian. Ardian dilaporkan selamat bersama empat orang lainnya, yakni Angga Pramudia, Hengki Kurniawan, Asep Suryana dan La Asri. Sisanya belum ada kabar.
“Katanya ada 10 orang yang diselamatkan kapal dari Syahbandar. Kalau yang orang Sukabumi yang katanya selamat tiga orang. Sisanya belum tahu kabarnya bagaimana. Terus katanya mereka ada yang sampai tiga hari tiga malam berenang menunggu pertolongan,” ungkap Asep.
Kini, Asep dan keluarga lainnya asal Sukabumi masih terus memantau perkembangan informasi ihwal kondisi para ABK tersebut sambil harap-harap cemas.
“Kantornya kan di Muara Angke, katanya tunggu kabar dari Pak Sobari aja. Makanya kami nunggu kabar ini. Katanya yang selamat lagi diurusin supaya bisa pulang. Anak saya mungkin karena tahu betul kejadiannya jadi masih dibutuhkan di sana,” pungkasnya.
(nic)