Kisah Inspiratif Eka Saputra: Berawal Bikin Apparel untuk Orang, Kini Dipakai Burgerkill hingga Rosemary
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kisah inspiratif pengusaha apparel asal Kota Bandung, Eka Saputra berawal dari usaha kecil memenuhi pesanan orang hingga memiliki brand sendiri yang dipakai artis dan band seperti Burgerkill hingga Rosemary.
Banyak orang beranggapan bahwa untuk memulai usaha butuh modal yang besar. Padahal, tidak selamanya usaha diukur dari banyaknya modal yang dikeluarkan.
Setidaknya hal itu dibuktikan oleh Eka Saputra. Lewat kerja keras, Eka merintis usahanya dari kecil hingga berkembang dan menembus pasar apparel nasional.
Baca juga: Kisah Inspiratif! Perenang Cantik Ini Kalahkan Leukemia dan Wakili Jepang di Olimpiade 2020
Awalnya, dia hanya pengusaha konveksi biasa yang kerap memenuhi pesanan produk apparel dari para kolega bisnisnya. Namun, seiring berjalannya waktu, pria berusia 39 tahun itu kemudian berpikir mengapa tidak menciptakan brand sendiri hingga akhirnya tercetuslah brand Loud n Clear.
"Awalnya usaha itu bikin untuk clothing-an orang (maklon). Lama kelamaan, saya berpikir saya juga bisa, sehingga tercetuslah Loud n Clear sejak tahun 2017," kata Eka menceritakan awal mula dia merintis usahanya.
Eka mengatakan, Loud n Clear sendiri memilih segmentasi clothing bertema skateboard dan musik. "Alhamdulillah, sekarang sudah bisa menjadi apparel beberapa artis dan band indie seperti Burgerkill, Jeruji, Rosemary hingga Eddi Brokoli," sebutnya.
Baca juga: Kelihaian Gajah Mada Taklukan 2 Kerajaan Besar, Samudera Pasai dan Sunda
Saat awal merintis Loud n Clear, Eka memproduksi apparel dalam jumlah yang sedikit. Namun, respons pasar yang positif membuat dia berani memproduksi apparel lebih banyak.
"Dalam memulai bisnis, ketakutan untuk tidak laku memang ada, tapi ternyata dalam ketakutan itu malah respons positif yang saya dapat, akhirnya lama kelamaan produksi makin banyak," tutur Eka.
Eka juga mengatakan, produk Loud n Clear awalnya dipasarkan lewat sistem hand to hand dengan mengandalkan teman-teman dekatnya sebagai konsumen. Seiring berjalannya waktu, Eka pun mulai memberanikan memasarkan secara online pada 2018 lalu.
"Dulu pemasarannya hand to hand lewat temen deket, tahun 2018 mulai berani main di Instagram dan hasilnya lumayan signifikan. Sejak tahun 2019 sampai sekarang sudah masuk e-commerce seperti Shopee dan lainnya," ujar bapak satu orang anak ini.
Sejak saat itu, lanjut Eka, usaha yang digelutinya mulai menunjukkan titik terang dan pesanan yang masuk pun semakin banyak. Tidak hanya dari dalam kota, namun juga datang dari customer di berbagai daerah di Indonesia.
Kini, setiap bulannya, pesanan produk apparel Loud n Clear berkisar 500-1.000 pieces. Tidak hanya t'shirt, Eka juga memproduksi kemeja, jaket, sweater, dan berbagai apparel lainnya.
"Soal harga juga tergantung permintaan customer, mulai dari Rp50.000 sampai 200.000 per pieces," sebutnya.
Tak tanggung-tanggung, omzet yang dia peroleh saat ini mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya. Dengan hasil yang didapatnya itu, Eka pun kini bisa membuka toko apparelnya di kawasan Jalan Trunojoyo yang dikenal sebagai pusat belanja anak muda di Bandung.
Banyak orang beranggapan bahwa untuk memulai usaha butuh modal yang besar. Padahal, tidak selamanya usaha diukur dari banyaknya modal yang dikeluarkan.
Setidaknya hal itu dibuktikan oleh Eka Saputra. Lewat kerja keras, Eka merintis usahanya dari kecil hingga berkembang dan menembus pasar apparel nasional.
Baca juga: Kisah Inspiratif! Perenang Cantik Ini Kalahkan Leukemia dan Wakili Jepang di Olimpiade 2020
Awalnya, dia hanya pengusaha konveksi biasa yang kerap memenuhi pesanan produk apparel dari para kolega bisnisnya. Namun, seiring berjalannya waktu, pria berusia 39 tahun itu kemudian berpikir mengapa tidak menciptakan brand sendiri hingga akhirnya tercetuslah brand Loud n Clear.
"Awalnya usaha itu bikin untuk clothing-an orang (maklon). Lama kelamaan, saya berpikir saya juga bisa, sehingga tercetuslah Loud n Clear sejak tahun 2017," kata Eka menceritakan awal mula dia merintis usahanya.
Eka mengatakan, Loud n Clear sendiri memilih segmentasi clothing bertema skateboard dan musik. "Alhamdulillah, sekarang sudah bisa menjadi apparel beberapa artis dan band indie seperti Burgerkill, Jeruji, Rosemary hingga Eddi Brokoli," sebutnya.
Baca juga: Kelihaian Gajah Mada Taklukan 2 Kerajaan Besar, Samudera Pasai dan Sunda
Saat awal merintis Loud n Clear, Eka memproduksi apparel dalam jumlah yang sedikit. Namun, respons pasar yang positif membuat dia berani memproduksi apparel lebih banyak.
"Dalam memulai bisnis, ketakutan untuk tidak laku memang ada, tapi ternyata dalam ketakutan itu malah respons positif yang saya dapat, akhirnya lama kelamaan produksi makin banyak," tutur Eka.
Eka juga mengatakan, produk Loud n Clear awalnya dipasarkan lewat sistem hand to hand dengan mengandalkan teman-teman dekatnya sebagai konsumen. Seiring berjalannya waktu, Eka pun mulai memberanikan memasarkan secara online pada 2018 lalu.
"Dulu pemasarannya hand to hand lewat temen deket, tahun 2018 mulai berani main di Instagram dan hasilnya lumayan signifikan. Sejak tahun 2019 sampai sekarang sudah masuk e-commerce seperti Shopee dan lainnya," ujar bapak satu orang anak ini.
Sejak saat itu, lanjut Eka, usaha yang digelutinya mulai menunjukkan titik terang dan pesanan yang masuk pun semakin banyak. Tidak hanya dari dalam kota, namun juga datang dari customer di berbagai daerah di Indonesia.
Kini, setiap bulannya, pesanan produk apparel Loud n Clear berkisar 500-1.000 pieces. Tidak hanya t'shirt, Eka juga memproduksi kemeja, jaket, sweater, dan berbagai apparel lainnya.
"Soal harga juga tergantung permintaan customer, mulai dari Rp50.000 sampai 200.000 per pieces," sebutnya.
Tak tanggung-tanggung, omzet yang dia peroleh saat ini mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya. Dengan hasil yang didapatnya itu, Eka pun kini bisa membuka toko apparelnya di kawasan Jalan Trunojoyo yang dikenal sebagai pusat belanja anak muda di Bandung.
(shf)