Musim Kemarau Tahun Ini, Kota Bandung Hadapi Krisis Air PDAM
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kota Bandung menghadapi potensi krisis air baku untuk menyuplai PDAM, akibat musim kemarau tahun ini. Sejumlah sungai tercatat mengalami penurunan volume air cukup drastis hingga batas kritis.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi mengatakan, suplai air baku berkurang akibat kemarau yang tengah terjadi saat ini. Saat ini, debit air sejumlah sungai di Kota Bandung berkurang drastis. Suplai air baku dari Dago intake hanya sekitar 200-300 liter per detik. Sedangkan kapasitas normal yaitu 550-600 liter per detik.
Baca juga: Larung Sesaji Dibubarkan Petugas Karena Picu Kerumunan, Ini Klarifikasi Warga Cilacap
Dia mengungkapkan, dalam tiga hari ke depan cadangan air dari sungai di sebelah utara Kota Bandung akan mengalami krisis. Debit air di Sungai Cikapundung dan Sungai Cipanjalu Ujungberung sudah sangat menghawatirkan. Dia berharap, berkurangnya debit air tidak terjadi seperti tahun 2015 dan 2018.
Menurutnya, PDAM Tirtawening sudah mengamati debit Sungai Cipanjalu selama 1,5 bulan lebih. Debit air di sana hanya mampu mengolah sekitar 10 liter per detik dari normalnya sebesar 20 liter per detik. "Di malam hari pun hanya bisa mengolah 15 liter per detik," kata Sonny.
Sedangkan instalasi Badaksinga, juga telah mengalami penurunan. Pasalnya, instalasi tersebut hanya mengandalkan Sungai Cikapundung. "Debit Dago Bengkok bersumber dari Sungai Cikapundung biasanya sekitar 600 liter per detik berkurang menjadi sekitar 200 liter per detik," ujar Sonny.
Akibat turunnya debit air, berpengaruh kepada proses produksi IPA Badaksinga. Biasanya, IPA Badak Singa mampu mengolah rata – rata 1800 liter per detik. Tetapi saat ini hanya mampu mengolah 1300 liter per detik.
Sonny mengungkapkan, upaya jangka pendek yang dilakukan agar mempertahankan air baku yang masuk ke IPA Badaksinga adalah dengan pengambilan langsung air baku dari sungai Cikapundung , Intake Sabuga dan Intake Cikalong.
Sementara mengantisipasi atas terjadinya gangguan tersebut Perumda Tirtawening Kota Bandung menyiagakan truk Tangki Air Minum (TAM) untuk membantu suplai air sebagai antisipasi selama proses distribusi terganggu. Pelanggan dapat menghubungi Kantor Tangki Air Minum dengan syarat dan ketentuan berlaku minimal 10 pelanggan untuk dikoordinir dan gratis.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi mengatakan, suplai air baku berkurang akibat kemarau yang tengah terjadi saat ini. Saat ini, debit air sejumlah sungai di Kota Bandung berkurang drastis. Suplai air baku dari Dago intake hanya sekitar 200-300 liter per detik. Sedangkan kapasitas normal yaitu 550-600 liter per detik.
Baca juga: Larung Sesaji Dibubarkan Petugas Karena Picu Kerumunan, Ini Klarifikasi Warga Cilacap
Dia mengungkapkan, dalam tiga hari ke depan cadangan air dari sungai di sebelah utara Kota Bandung akan mengalami krisis. Debit air di Sungai Cikapundung dan Sungai Cipanjalu Ujungberung sudah sangat menghawatirkan. Dia berharap, berkurangnya debit air tidak terjadi seperti tahun 2015 dan 2018.
Menurutnya, PDAM Tirtawening sudah mengamati debit Sungai Cipanjalu selama 1,5 bulan lebih. Debit air di sana hanya mampu mengolah sekitar 10 liter per detik dari normalnya sebesar 20 liter per detik. "Di malam hari pun hanya bisa mengolah 15 liter per detik," kata Sonny.
Sedangkan instalasi Badaksinga, juga telah mengalami penurunan. Pasalnya, instalasi tersebut hanya mengandalkan Sungai Cikapundung. "Debit Dago Bengkok bersumber dari Sungai Cikapundung biasanya sekitar 600 liter per detik berkurang menjadi sekitar 200 liter per detik," ujar Sonny.
Akibat turunnya debit air, berpengaruh kepada proses produksi IPA Badaksinga. Biasanya, IPA Badak Singa mampu mengolah rata – rata 1800 liter per detik. Tetapi saat ini hanya mampu mengolah 1300 liter per detik.
Sonny mengungkapkan, upaya jangka pendek yang dilakukan agar mempertahankan air baku yang masuk ke IPA Badaksinga adalah dengan pengambilan langsung air baku dari sungai Cikapundung , Intake Sabuga dan Intake Cikalong.
Sementara mengantisipasi atas terjadinya gangguan tersebut Perumda Tirtawening Kota Bandung menyiagakan truk Tangki Air Minum (TAM) untuk membantu suplai air sebagai antisipasi selama proses distribusi terganggu. Pelanggan dapat menghubungi Kantor Tangki Air Minum dengan syarat dan ketentuan berlaku minimal 10 pelanggan untuk dikoordinir dan gratis.
(msd)