Wanita Berkostum Nyi Roro Kidul dan Ritual Tahunan di Pantai Pangandaran Dibubarkan
loading...
A
A
A
PANGANDARAN - Ritual tahunan yang dihadiri wanita berkostum Nyi Roro Kidul di Pantai Pangandaran, oleh warga Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terpaksa dibubarkan petugas.
Pasalnya, kegiatan tersebut menimbulkan kerumunan warga, apalagi dalam situasi pandemic COVID-19 yang saat ini masih melanda.
Kegiatan tersebut merupakan ritual Larungan Agung Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa yang dilakukan Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan Cilacap, Jawa Tengah. Kelompok tersebut datang ke Pangandaran dengan terencana seperti tahun sebelumnya.
Sekretaris Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pangandaran Bangi mengatakan, kegiatan itu sangat berpotensi menimbulkan kerumunan lantaran jadi perhatian pengunjung dan warga sekitar. “Mereka tidak berizin juga banyak orang dan potensi jadi perhatian wisatawan," kata Bangi Minggu (5/9/2021).
Meski ritual baru saja dimulai namun aparat gabungan langsung membubarkan mereka.
Pada pelaksanaan ritual tersedia ragam sesajen dan seekor domba hitam hidup, dan juga ada sosok wanita yang dirias menggunakan pakaian layaknya Nyi Roro Kidul. "Sesajen batal mereka larungkan atau dibuang ke laut dan domba hidup entah dibawa kemana," kata Bangi.
Sesajen yang mereka sediakan terlihat nasi tumpeng besar dengan tinggi lebih dari 1 meter serta sayuran yang disusun rapih. "Petugas sempat beradu argumen, namun setelah diimbau melalui pengeras suara mereka akhirnya bubar," ujarnya.
Kekecewaan pasti ada pada mereka, namun penerapan protokol kesehatan wajib dilaksanakan dan ditegakkan.
Salah seorang perwakilan Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan Cilacap, Jawa Tengah, Heru Purnomo mengklem menggelar ritual larungan untuk menjaga tradisi leluhur. “Secara prinsip tidak merugikan karena kami hanya mengenang leluhur dan ini juga untuk kebaikan Pangandaran sebenarnya," katanya.
Heru mengaku, pihaknya sering melakukan kegiatan larungan, namun baru kali ini dibubarkan petugas. Setelah dibubarkan mereka mengemas barang termasuk ragam sesajen berukuran besar.
Sebelum dibubarkan, ritual sempat menarik perhatian wisatawan dan warga sekitar karena jarang terjadi di Pangandaran.
Seorang perempuan bermahkota dan memakai kostum Nyi Roro Kidul juga menjadi daya tarik sehingga warga penasaran dengan prosesi itu.
Prosesi itu juga diwarnai tahapan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pembacaan Sumpah Palapa.
Semula petugas melakukan pembubaran secara persuasif, tapi diabaikan oleh peserta ritual. Setelah petugas memberikan imbauan melalui pengeras suara, rupanya mengganggu khidmat ritual hingga akhirnya mereka membubarkan diri.
Pasalnya, kegiatan tersebut menimbulkan kerumunan warga, apalagi dalam situasi pandemic COVID-19 yang saat ini masih melanda.
Kegiatan tersebut merupakan ritual Larungan Agung Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa yang dilakukan Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan Cilacap, Jawa Tengah. Kelompok tersebut datang ke Pangandaran dengan terencana seperti tahun sebelumnya.
Sekretaris Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pangandaran Bangi mengatakan, kegiatan itu sangat berpotensi menimbulkan kerumunan lantaran jadi perhatian pengunjung dan warga sekitar. “Mereka tidak berizin juga banyak orang dan potensi jadi perhatian wisatawan," kata Bangi Minggu (5/9/2021).
Meski ritual baru saja dimulai namun aparat gabungan langsung membubarkan mereka.
Pada pelaksanaan ritual tersedia ragam sesajen dan seekor domba hitam hidup, dan juga ada sosok wanita yang dirias menggunakan pakaian layaknya Nyi Roro Kidul. "Sesajen batal mereka larungkan atau dibuang ke laut dan domba hidup entah dibawa kemana," kata Bangi.
Sesajen yang mereka sediakan terlihat nasi tumpeng besar dengan tinggi lebih dari 1 meter serta sayuran yang disusun rapih. "Petugas sempat beradu argumen, namun setelah diimbau melalui pengeras suara mereka akhirnya bubar," ujarnya.
Kekecewaan pasti ada pada mereka, namun penerapan protokol kesehatan wajib dilaksanakan dan ditegakkan.
Salah seorang perwakilan Yayasan Manunggal Rasa Kemanusiaan Cilacap, Jawa Tengah, Heru Purnomo mengklem menggelar ritual larungan untuk menjaga tradisi leluhur. “Secara prinsip tidak merugikan karena kami hanya mengenang leluhur dan ini juga untuk kebaikan Pangandaran sebenarnya," katanya.
Heru mengaku, pihaknya sering melakukan kegiatan larungan, namun baru kali ini dibubarkan petugas. Setelah dibubarkan mereka mengemas barang termasuk ragam sesajen berukuran besar.
Sebelum dibubarkan, ritual sempat menarik perhatian wisatawan dan warga sekitar karena jarang terjadi di Pangandaran.
Seorang perempuan bermahkota dan memakai kostum Nyi Roro Kidul juga menjadi daya tarik sehingga warga penasaran dengan prosesi itu.
Prosesi itu juga diwarnai tahapan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pembacaan Sumpah Palapa.
Semula petugas melakukan pembubaran secara persuasif, tapi diabaikan oleh peserta ritual. Setelah petugas memberikan imbauan melalui pengeras suara, rupanya mengganggu khidmat ritual hingga akhirnya mereka membubarkan diri.
(nic)