Kenaikan Harga Tomat Menjadi Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Kota Malang pada Agustus
loading...
A
A
A
MALANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyampaikan rilis berita resmi statistik, inflasi Agustus 2021 pada Rau (01/09). Dalam acara tersebut dipaparkan inflasi serta deflasi yang terjadi di Kota Malang pada Agustus 2021, dan perbandingan tingkatnya dengan 2020 pada bulan yang sama.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat, Agutus 2021 Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,03 persen. Jika disandingkan inflasi Kota Malang, Jawa Timur, dan Nasional, untuk inflasi bulanan Kota Malang sama persis dengan inflasi nasional pada bulan Agustus yakni sebesar 0,03 persen. Sedangkan Jawa Timur, inflasi bulan Agustus sebesar 0,26 persen. Pada inflasi year on year untuk Kota Malang juga terendah dibandingkan dengan Jawa Timur dan Nasional sebesar 1,12 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan bahwa kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
“Kita lihat yang tertinggi inflasi di bulan Agustus ini per kelompok pengeluaran adalah yang pertama kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,68 persen dengan andil sebesar 0,04 persen. Kelompok berikutnya adalah kelompok pakaian dan alas kaki, inflasi bulan ini sebesar 0,41 persen dengan andil sebesar 0,02 persen. Sedangkan di urutan ketiga ditempati oleh kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar 0,07 persen dengan andil sebesar 0,01 persen. Berikutnya diikuti juga dengan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan inflasi 0,01 persen dengan andil sebesar 0,001,” ujar Erny Fatma Setyoharini dalam rilisnya, Rabu (01/09).
Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,04 persen dan komoditas penyumbang deflasi adalah tarif angkutan roda dua dan roda empat online serta tarif angkutan udara. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami deflasi sebesar 0,19 persen dengan sumbangan dari komoditas cabe rawit, bawang merah, dan telur ayam ras. “Untuk kelompok pengeluaran yang lainnya mengalami stabil, tidak mengalami perubahan harga,” tutur Enny.
Disebutkan melalui Zoom meeting dan Youtube channel BPS Kota Malang, bahwa terdapat 10 komoditas yang mengalami inflasi diantaranya tomat, sabun detergen bubuk maupun cair, sepatu pria, tahu mentah, updah asisten rumah tangga, jagung manis, daging ayam ras, buah pisang, semangka, hingga pir. Sedangkan deflasi terjadi pada komoditas cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, ayam hidup, apel, klengkeng, ikan mujair, angkutan udara dan ketimun.
Selain itu, terdapat lima Kota di Jawa Timur yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Surabaya, Madiun, Probolinggo, Kabupaten Jember dan Kota Malang. “Kota Malang mengalami inflasi terendah dibandingkan dengan 4 kota yang lain yaitu sebesar 0.003 persen”, ucap Erny Fatma.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat, Agutus 2021 Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,03 persen. Jika disandingkan inflasi Kota Malang, Jawa Timur, dan Nasional, untuk inflasi bulanan Kota Malang sama persis dengan inflasi nasional pada bulan Agustus yakni sebesar 0,03 persen. Sedangkan Jawa Timur, inflasi bulan Agustus sebesar 0,26 persen. Pada inflasi year on year untuk Kota Malang juga terendah dibandingkan dengan Jawa Timur dan Nasional sebesar 1,12 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan bahwa kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
“Kita lihat yang tertinggi inflasi di bulan Agustus ini per kelompok pengeluaran adalah yang pertama kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,68 persen dengan andil sebesar 0,04 persen. Kelompok berikutnya adalah kelompok pakaian dan alas kaki, inflasi bulan ini sebesar 0,41 persen dengan andil sebesar 0,02 persen. Sedangkan di urutan ketiga ditempati oleh kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar 0,07 persen dengan andil sebesar 0,01 persen. Berikutnya diikuti juga dengan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan inflasi 0,01 persen dengan andil sebesar 0,001,” ujar Erny Fatma Setyoharini dalam rilisnya, Rabu (01/09).
Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,04 persen dan komoditas penyumbang deflasi adalah tarif angkutan roda dua dan roda empat online serta tarif angkutan udara. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami deflasi sebesar 0,19 persen dengan sumbangan dari komoditas cabe rawit, bawang merah, dan telur ayam ras. “Untuk kelompok pengeluaran yang lainnya mengalami stabil, tidak mengalami perubahan harga,” tutur Enny.
Disebutkan melalui Zoom meeting dan Youtube channel BPS Kota Malang, bahwa terdapat 10 komoditas yang mengalami inflasi diantaranya tomat, sabun detergen bubuk maupun cair, sepatu pria, tahu mentah, updah asisten rumah tangga, jagung manis, daging ayam ras, buah pisang, semangka, hingga pir. Sedangkan deflasi terjadi pada komoditas cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, ayam hidup, apel, klengkeng, ikan mujair, angkutan udara dan ketimun.
Selain itu, terdapat lima Kota di Jawa Timur yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Surabaya, Madiun, Probolinggo, Kabupaten Jember dan Kota Malang. “Kota Malang mengalami inflasi terendah dibandingkan dengan 4 kota yang lain yaitu sebesar 0.003 persen”, ucap Erny Fatma.
(atk)