Kapasitas Terisi 30%, RS Rujukan COVID-19 Antisipasi Lonjakan Pasien
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat meningkatkan kesiapan manajemen pelayanan rumah sakit (RS) rujukan menjelang new normal.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani mengatakan, peningkatan kesiapan manajemen pelayanan itu mulai pelayanan dasar, transportasi rujukan, sampai ruang-ruang perawatan di RS untuk menekan risiko kematian kepada pasien positif COVID-19.
"Semuanya diperbaiki dan distandarisasi ulang sesuai standar baru untuk layanan COVID-19," kata Berli di Bandung, Sabtu (30/5/2020).
(Baca: Palsukan Miras Bermerek, Racik Oplosan Soda-Alkohol Berkadar 96%)
Berli melaporkan, saat ini, tingkat keterisian ruang perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19 hanya 30,21 persen. "Artinya, sekitar 69,79 persen ruang perawatan di RS rujukan masih tersedia," sebut Berli.
Terkait ketersediaan APD, Berli mengungkapkan bahwa pada April lalu, permintaan APD sempat membludak dari seluruh daerah di Jabar, baik secara langsung maupun melalui Pusat Koordinasi dan Informasi COVID-19 (Pikobar) Jabar.
"Meski begitu, di bulan Mei ini, semua permintaan sudah terpenuhi. Tidak ada lagi faskes (fasilitas kesehatan) yang menyatakan kekurangan APD atau APD tak standar," katanya.
Pihaknya pun konsisten menginventarisasi pusat isolasi COVID-19 tambahan di sejumlah daerah sebagai upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19.
(Baca: Skenario New Normal Sekolah di Bekasi, Kapasitas Kelas dan Jam Belajar Dikurangi)
Hingga Rabu 27 Mei 2020 lalu, kata Berli, jumlah tempat tidur pusat isolasi di Jabar mencapai 1.312 tempat tidur dan baru terisi 153 tempat tidur atau 11,66 persen dari total kapasitas tempat tidur yang tersedia.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani mengatakan, peningkatan kesiapan manajemen pelayanan itu mulai pelayanan dasar, transportasi rujukan, sampai ruang-ruang perawatan di RS untuk menekan risiko kematian kepada pasien positif COVID-19.
"Semuanya diperbaiki dan distandarisasi ulang sesuai standar baru untuk layanan COVID-19," kata Berli di Bandung, Sabtu (30/5/2020).
(Baca: Palsukan Miras Bermerek, Racik Oplosan Soda-Alkohol Berkadar 96%)
Berli melaporkan, saat ini, tingkat keterisian ruang perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19 hanya 30,21 persen. "Artinya, sekitar 69,79 persen ruang perawatan di RS rujukan masih tersedia," sebut Berli.
Terkait ketersediaan APD, Berli mengungkapkan bahwa pada April lalu, permintaan APD sempat membludak dari seluruh daerah di Jabar, baik secara langsung maupun melalui Pusat Koordinasi dan Informasi COVID-19 (Pikobar) Jabar.
"Meski begitu, di bulan Mei ini, semua permintaan sudah terpenuhi. Tidak ada lagi faskes (fasilitas kesehatan) yang menyatakan kekurangan APD atau APD tak standar," katanya.
Pihaknya pun konsisten menginventarisasi pusat isolasi COVID-19 tambahan di sejumlah daerah sebagai upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19.
(Baca: Skenario New Normal Sekolah di Bekasi, Kapasitas Kelas dan Jam Belajar Dikurangi)
Hingga Rabu 27 Mei 2020 lalu, kata Berli, jumlah tempat tidur pusat isolasi di Jabar mencapai 1.312 tempat tidur dan baru terisi 153 tempat tidur atau 11,66 persen dari total kapasitas tempat tidur yang tersedia.