Akses Jalan Terputus dan 5.607 Rumah Warga Terendam Banjir di Wajo
loading...
A
A
A
WAJO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo mencatat, ada 5.607 rumah yang terdampak banjir di 46 desa/kelurahan di 11 Kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Wajo, Andi Muslihin mengatakan, banjir yang terjadi akibat hujan dengan intensitasi tinggi yang mengguyur Kabupaten Wajo sejak Jumat (27/8/2021).
Dari 5.607 rumah warga yang terdampak, 1.060 tercatat berada di Kecamatan Tempe yakni 1.060 unit rumah yang tersebar di enam kelurahan, di antaranya Siengkang, Teddaopu, Salomenraleng, Laelo, Attakkae dan Maddukelleng.
Di Kecamatan Pitumpanua, tercatat 3.645 rumah terdampak, yakni di Desa Alelebae, Baubau, Marannu, Simpellu, Batu, Lompobulo, Mattirowalie, Abbanderang, Bulusiwa, Maccoliloloe, Buriko, Lacinde, Padangloang, Kompong, Bottotengnga, Kaluku, Tanrongi, Jauh Pandang, Alesilurung, Lauwa, Lompoloang, Kelurahan Bulete, Benteng dan Tobarakka.
"Rumah warga yang paling banyak terdampak berada di Kecamatan Pitumpanua dan Tempe," ujarnya kepada SINDONews, Minggu (29/8/2021).
Sedangkan untuk di Kecamatan Keera, kata Muslihin, tercatat ada 302 rumah terdampak, yaitu di Desa Ballere. Untuk Kecamatan Tanasitolo, ada sebanyak 450 rumah terdampak di Desa Pajelele dan Inalipue.
Di Kecamatan Majauleng, ada 100 rumah terdampak di Desa Liu dan di Kecamatan Sajoanging tercatat 50 rumah terdampak di Desa Sakkoli.
Selain itu, di Kecamatan, Maniangpajo, Kelurahan Tangkoli dan Kecamatan Gilireng, Kelurahan Gilireng dan Desa Mamminasae ribuan rumah warga dan area persawahan ikut terdampak.
Sementara di Kecamatan Pammana, selain merendam rumah warga dan area persawahan, banjir juga memutus akses jalan trans provinsi yang berada di Desa Pallawarukka. Sedangkan di Kecamatan Penrang, jembatan penghubung Desa Temmabarang dan Desa Padaelo terputus.
Selanjutnya di Kecamatan Sabbangparu, Desa Salotengnga, Desa Ujungpero, Desa Pallimae, Desa Taddangpalie, puluhan rumah warga dan area persawahan juga ikut terdampak
"Selain ribuan rumah warga yang terdampak, banjir juga mrendam area persawahan dan memutus akses jalan provinsi dan jembatan penghubung desa. Saat ini kami masih terus melakukan pendataan dan melakukan evakuasi,"katanya
Menurut Muslihin, Ketinggian air yang melanda 46 desa/kelurahan di 11 Kecamatan, beragam. Mulai dari 10 cm sampai 100 cm.
Dari laporan terkhir yang ia terima, lanjut Muslihin, ketinggian air di beberapa desa/kelurahan dikabarkan mulai surut. Sebagian warga sudah membersihkan rumahnya dari material lumpur.
Walau sebagian wilayah air dikabarkan mulai surut, namun ia meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada. Di saat hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur.
"Sebagian wilayah airnya sudah mulai surut, namun kami meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada," pungkasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Wajo, Andi Muslihin mengatakan, banjir yang terjadi akibat hujan dengan intensitasi tinggi yang mengguyur Kabupaten Wajo sejak Jumat (27/8/2021).
Dari 5.607 rumah warga yang terdampak, 1.060 tercatat berada di Kecamatan Tempe yakni 1.060 unit rumah yang tersebar di enam kelurahan, di antaranya Siengkang, Teddaopu, Salomenraleng, Laelo, Attakkae dan Maddukelleng.
Di Kecamatan Pitumpanua, tercatat 3.645 rumah terdampak, yakni di Desa Alelebae, Baubau, Marannu, Simpellu, Batu, Lompobulo, Mattirowalie, Abbanderang, Bulusiwa, Maccoliloloe, Buriko, Lacinde, Padangloang, Kompong, Bottotengnga, Kaluku, Tanrongi, Jauh Pandang, Alesilurung, Lauwa, Lompoloang, Kelurahan Bulete, Benteng dan Tobarakka.
"Rumah warga yang paling banyak terdampak berada di Kecamatan Pitumpanua dan Tempe," ujarnya kepada SINDONews, Minggu (29/8/2021).
Sedangkan untuk di Kecamatan Keera, kata Muslihin, tercatat ada 302 rumah terdampak, yaitu di Desa Ballere. Untuk Kecamatan Tanasitolo, ada sebanyak 450 rumah terdampak di Desa Pajelele dan Inalipue.
Di Kecamatan Majauleng, ada 100 rumah terdampak di Desa Liu dan di Kecamatan Sajoanging tercatat 50 rumah terdampak di Desa Sakkoli.
Selain itu, di Kecamatan, Maniangpajo, Kelurahan Tangkoli dan Kecamatan Gilireng, Kelurahan Gilireng dan Desa Mamminasae ribuan rumah warga dan area persawahan ikut terdampak.
Sementara di Kecamatan Pammana, selain merendam rumah warga dan area persawahan, banjir juga memutus akses jalan trans provinsi yang berada di Desa Pallawarukka. Sedangkan di Kecamatan Penrang, jembatan penghubung Desa Temmabarang dan Desa Padaelo terputus.
Selanjutnya di Kecamatan Sabbangparu, Desa Salotengnga, Desa Ujungpero, Desa Pallimae, Desa Taddangpalie, puluhan rumah warga dan area persawahan juga ikut terdampak
"Selain ribuan rumah warga yang terdampak, banjir juga mrendam area persawahan dan memutus akses jalan provinsi dan jembatan penghubung desa. Saat ini kami masih terus melakukan pendataan dan melakukan evakuasi,"katanya
Menurut Muslihin, Ketinggian air yang melanda 46 desa/kelurahan di 11 Kecamatan, beragam. Mulai dari 10 cm sampai 100 cm.
Dari laporan terkhir yang ia terima, lanjut Muslihin, ketinggian air di beberapa desa/kelurahan dikabarkan mulai surut. Sebagian warga sudah membersihkan rumahnya dari material lumpur.
Walau sebagian wilayah air dikabarkan mulai surut, namun ia meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada. Di saat hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur.
"Sebagian wilayah airnya sudah mulai surut, namun kami meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada," pungkasnya.
(agn)