Angka Reproduksi Virus Corona di Sulsel Kian Rendah Sampai 0.95

Sabtu, 30 Mei 2020 - 07:27 WIB
loading...
Angka Reproduksi Virus Corona di Sulsel Kian Rendah Sampai 0.95
Penyebaran wabah virus corona, Covid-19 di Sulsel menunjukkan laju perlambatan. Angka reproduksi (R0) virus pun bahkan menurun di posisi 0,95. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Penyebaran wabah virus corona, Covid-19 di Sulsel menunjukkan laju perlambatan. Angka reproduksi (R0) virus pun bahkan menurun di posisi 0,95.

Angka ini dianggap baik karena potensi penularan virus Covid-19 yang terjadi antar pribadi masyarakat juga semakin rendah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Ichsan Mustari, angka ini juga menunjukkan, intervensi yang dilakukan pemerintah efektif dalam menekan laju penularan virus.

Baca : Sulsel Sudah Bisa Terapkan New Normal, Tim Gugus Mulai Bahas Skema

"Bahkan bisa saya sampaikan kalau data per hari ini, 0,95, sudah dibawah 1. Mengapa demikian, karena sampai hari ini itu, pasien positif dari daerah banyak dimasukkan ke hotel (ikut program rekreasi duta Covid-19). Ini tentu mempengaruhi nilai penyebaran," tukas Ichsan saat telekonferensi bersama SINDOnews.

Adapun, intervensi pemerintah yang dimaksud yakni mulai dari penerapan PSBB hingga pelaksanaan program wisata Covid-19 yang diinisiasi Pemprov Sulsel dengan mengisolasi warga berstatus OTG dan ODP di sebuah hotel khusus. Seperti dicontohkan, sebelum program rekreasi duta Covid-19 dimulai, angka reproduksi kasus (R0) mencapai 4.

Sejak program itu dilakukan, Dinkes Sulsel mengklaim tren harian kasus Covid-19 sejak tanggal 20 Mei telah menurun dengan nilai Rt atau angka reproduksi efektif berkisar 1. Lalu itu mulai menurun hingga saat ini hingga mampu dicapai di bawah angka 1.

Dia melanjutkan, angka ini bersifat dinamis, tergantung dari intervensi yang dilakukan pemerintah. Dengan angka di bawah yang diperoleh Sulsel saat ini, kebijakan protokol kesehatan masih harus diperketat.

"Apa makna data ini, menunjukkan bahwa angka reproduksi efektif menunjukkan bagaimana penyebaran dari satu orang ke orang lain. Kalau nilainya satu, maka penyebarannya itu satu, (atau bisa dianggap) jadi tidak ada. Kalau penyebarannya (nilainya) dua, maka akan menyebar ke dua orang," papar dia.

Ichsan tak memungkiri, nilai angka Rt ini sudah bisa memjadi acuan dalam upaya menerapkan skenario new normal atau kenormalan hidup. "Kita harapkan ini akan menjadi data kita untuk melihat bagaimana intervensi selanjutnya yang akan dilakukan. Tentu penurunan ini menjadi indikator untuk new normal life," sambungnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.9017 seconds (0.1#10.140)