Dapat Program RJIT Kementan, Produktivitas Petani Jombang dan Gresik Meningkat Tajam
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) terus memperbaiki irigasi pertanian melalui program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Kali ini program tersebut disalurkan untuk Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Kepala Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Anton Kaharuddin, mengatakan program RJIT Kementan sangat dirasakan warganya, khususnya petani. Bahkan, Anton menyebut pembangunan yang menjadi bagian RJIT itu, mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas area tanam.
"Saat ini luas lahan irigasi di desa kami mencapai 63 hektare. Sehingga saat persediaan air tidak mencukupi, adanya irigasi ini bisa membantu mengairi lahan pertanian. Sehingga tanaman bisa tumbuh normal dan baik, apalagi saat musim kemarau,” kata Anton, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Perkuat Permodalan BUMDesa, Pemprov Kucurkan Anggaran Rp20,1 Miliar
Menurut Anton, program RJIT juga berdampak positif terhadap masa tanam dua sampai tiga kali, dari sebelumnya hanya satu satu kali. Sehingga pada masa jeda, petani bisa menanam tanaman lain, seperti palawija.
"Ada juga penambahan tanaman seperti jagung menjadi 5 ton dari sebelumnya hanya sekitar 2 ton. Ada juga peningkatan produktivitas pertanian di musim tanam kedua. Misalnya adanya penambahan kedelai 3 ton dari sebelumnya 1 ton," urainya.
Anton berharap program irigasi dari pemerintah tersebut bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan. Mengingat manfaatnya sangat dirasakan masyarakat, utamanya bagi para petani.
"Tentu harapannya program ini dilanjutkan, bahkan kalau bisa ada pembaruan jaringan rehabilitasinya dan ada proyek perbaikan lebih banyak lagi," harapnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah Resmikan 4 Layanan di RSUD dr Soetomo
Terpisah, perwakilan Poktan Mawar, Dusun Grejek, Desa Grejek, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Murtazam juga merasakan dampak dari program RJIT. Sebelum program RJIT musim padi panen sekali setahun, sesudah musim tanam dua kali setahun. Apalagi, saat ini produktivitas tanamannya naik signifikan dibandingkan sebelum adanya program RJIT.
"Sangat meningkat, dari 4 ton hingga mencapai 6 ton. Jadi satu kali tanam menjadi dua kali tanam padi pertahun dan luas untuk irigasi 150 meter dapat mengairi 25 hektar sawah," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Dalam pertanian, kata Mentan SYL, pasokan air harus selalu tersedia. Oleh karena itu, Mentan SYL menilai manajemen air menjadi sangat penting untuk selalu diperhatikan.
Dia menambahkan, Kementan memiliki sejumlah kegiatan guna mendukung manajemen air, salah satunya program RJIT.“Perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, di mana irigasi cacing yang ada sehingga bisa tiga kali (panen),” kata SYL.
Kepala Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Anton Kaharuddin, mengatakan program RJIT Kementan sangat dirasakan warganya, khususnya petani. Bahkan, Anton menyebut pembangunan yang menjadi bagian RJIT itu, mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas area tanam.
"Saat ini luas lahan irigasi di desa kami mencapai 63 hektare. Sehingga saat persediaan air tidak mencukupi, adanya irigasi ini bisa membantu mengairi lahan pertanian. Sehingga tanaman bisa tumbuh normal dan baik, apalagi saat musim kemarau,” kata Anton, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Perkuat Permodalan BUMDesa, Pemprov Kucurkan Anggaran Rp20,1 Miliar
Menurut Anton, program RJIT juga berdampak positif terhadap masa tanam dua sampai tiga kali, dari sebelumnya hanya satu satu kali. Sehingga pada masa jeda, petani bisa menanam tanaman lain, seperti palawija.
"Ada juga penambahan tanaman seperti jagung menjadi 5 ton dari sebelumnya hanya sekitar 2 ton. Ada juga peningkatan produktivitas pertanian di musim tanam kedua. Misalnya adanya penambahan kedelai 3 ton dari sebelumnya 1 ton," urainya.
Anton berharap program irigasi dari pemerintah tersebut bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan. Mengingat manfaatnya sangat dirasakan masyarakat, utamanya bagi para petani.
"Tentu harapannya program ini dilanjutkan, bahkan kalau bisa ada pembaruan jaringan rehabilitasinya dan ada proyek perbaikan lebih banyak lagi," harapnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah Resmikan 4 Layanan di RSUD dr Soetomo
Terpisah, perwakilan Poktan Mawar, Dusun Grejek, Desa Grejek, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Murtazam juga merasakan dampak dari program RJIT. Sebelum program RJIT musim padi panen sekali setahun, sesudah musim tanam dua kali setahun. Apalagi, saat ini produktivitas tanamannya naik signifikan dibandingkan sebelum adanya program RJIT.
"Sangat meningkat, dari 4 ton hingga mencapai 6 ton. Jadi satu kali tanam menjadi dua kali tanam padi pertahun dan luas untuk irigasi 150 meter dapat mengairi 25 hektar sawah," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani. Dalam pertanian, kata Mentan SYL, pasokan air harus selalu tersedia. Oleh karena itu, Mentan SYL menilai manajemen air menjadi sangat penting untuk selalu diperhatikan.
Dia menambahkan, Kementan memiliki sejumlah kegiatan guna mendukung manajemen air, salah satunya program RJIT.“Perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, di mana irigasi cacing yang ada sehingga bisa tiga kali (panen),” kata SYL.
(msd)