Perkuat Permodalan BUMDesa, Pemprov Kucurkan Anggaran Rp20,1 Miliar
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp20,1 miliar untuk program Penguatan Permodalan (Paman) Desa dengan sasaran 301 BUMDesa. Kemudian anggaran Rp15,1 miliar untuk 151 Desa Mandiri.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terjadi peningkatan jumlah desa mandiri yang sangat signifikan di Jatim pada tahun ini dibandingkan pada tahun 2020, yakni sebanyak 332 desa. Begitu pula pada status Indeks Desa Membangun (IDM) maju yang meningkat tajam dari 2.621 desa pada tahun 2020 menjadi 3.283 desa.
"Tahun lalu masih terdapat 3 desa tertinggal dan satu desa sangat tertinggal. Tahun ini sudah tidak ada lagi. Hal ini setelah ditetapkannya dua desa di Jatim, yakni Renokenongo dan Kedungbendo di Kabupaten Sidoarjo sebagai desa yang tidak memenuhi kriteria pembentukan desa sesuai UU Nomor 6 tahun tahun 2014 tentang desa," kata Khofifah.
Baca juga: Laporkan Polisi Jika Ada Tes Swab PCR Bertarif Lebih Rp495 Ribu
Menurut Khofifah, keberhasilan mengentas Jatim dari desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi bukti komitmen Pemprov Jatim dalam mengentaskan desa tertinggal. Kemudian mendorong kemandirian desa melalui berbagai program. "Di antaranya, program Desa Berdaya dan Paman Desa yang memberikan stimulus berupa permodalan di tingkat desa," ujarnya.
Dia menjelaskan, program Desa Berdaya fokus pada empat aspek utama. Antara lain menumbuhkan inovasi untuk menggerakkan perekonomian desa berbasis potensi dan sumberdaya secara kreatif dan berkelanjutan. Kedua, mendorong hadirnya ikon desa yang khas melalui economic branding berbasis inovasi.
Ketiga optimalisasi penggunaan dana desa untuk mendorong pertumbuhan ikon desa yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Terakhir, menciptakan praktik keteladanan (good practices) sehingga menjadi sumber inspirasi. "Dalam setiap proses pembangunan, terdapat ikhtiar agar terus menekan angka kemiskinan serta mendorong kesejahteraan masyarakat," tandas Khofifah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terjadi peningkatan jumlah desa mandiri yang sangat signifikan di Jatim pada tahun ini dibandingkan pada tahun 2020, yakni sebanyak 332 desa. Begitu pula pada status Indeks Desa Membangun (IDM) maju yang meningkat tajam dari 2.621 desa pada tahun 2020 menjadi 3.283 desa.
"Tahun lalu masih terdapat 3 desa tertinggal dan satu desa sangat tertinggal. Tahun ini sudah tidak ada lagi. Hal ini setelah ditetapkannya dua desa di Jatim, yakni Renokenongo dan Kedungbendo di Kabupaten Sidoarjo sebagai desa yang tidak memenuhi kriteria pembentukan desa sesuai UU Nomor 6 tahun tahun 2014 tentang desa," kata Khofifah.
Baca juga: Laporkan Polisi Jika Ada Tes Swab PCR Bertarif Lebih Rp495 Ribu
Menurut Khofifah, keberhasilan mengentas Jatim dari desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi bukti komitmen Pemprov Jatim dalam mengentaskan desa tertinggal. Kemudian mendorong kemandirian desa melalui berbagai program. "Di antaranya, program Desa Berdaya dan Paman Desa yang memberikan stimulus berupa permodalan di tingkat desa," ujarnya.
Dia menjelaskan, program Desa Berdaya fokus pada empat aspek utama. Antara lain menumbuhkan inovasi untuk menggerakkan perekonomian desa berbasis potensi dan sumberdaya secara kreatif dan berkelanjutan. Kedua, mendorong hadirnya ikon desa yang khas melalui economic branding berbasis inovasi.
Ketiga optimalisasi penggunaan dana desa untuk mendorong pertumbuhan ikon desa yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Terakhir, menciptakan praktik keteladanan (good practices) sehingga menjadi sumber inspirasi. "Dalam setiap proses pembangunan, terdapat ikhtiar agar terus menekan angka kemiskinan serta mendorong kesejahteraan masyarakat," tandas Khofifah.
(msd)