Basarnas Sudah Ingatkan Pendaki Cuaca Buruk di Gunung Bawakaraeng
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Badan pencarian dan pertolongan nasional (Basarnas) Makassar, telah mengingatkan para pendaki terkait adanya cuaca buruk di Gunung Bawakaraeng Kabupaten Gowa.
Kepala Seksi (Kasi) Operasional dan Siaga Pencarian dan Pertolongan Muh Rizal mengatakan, setidaknya hingga kemarin tercatat ada sebanyak 800-san lebih pengunjung yang melakukan pendakian , di tengah penutupan kawasan tersebut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Gowa, dan dua orang pendaki yang meninggal dunia akibat hipotermia.
Sebagian besar diantaranya dilaporkan mengalami hopotermia akibat cuaca buruk dalam dua hari terakhir.
"Kondisi cuaca yang buruk di atas, tapi pendaki ini tetap naik di jalur yang berbeda-beda yang tidak ada penjagaan. Naik tanpa registrasi, nah di antara tanggal 15 dan 17 itu badai, hujan deras angin kencang dan suhu sangat dingin," ujarnya.
Bahkan 800-san pendaki yang dipuncak sempat terjebak akibat badai tersebut, dia mengatakan kedua korban diyakini nekat menerobos badai sehingga akhirnya terkena hipotermia antara pos 7 dan 6 serta pos 5.
"Kemarin tanggal 17 semua sudah kita arahkan dari tim yang standby di puncak untuk meminta semua pendaki untuk turun. Namun tidak semua pendaki turun karena masih badai kamarin pagi. Dan sebagian ada yang turun, mungkin yang cidera ini yang meninggal ini kemungkinan dia bergerak siang hari. Sehingga kelelahan kemudian kedinginan di Pos 7 dan pos 6 di situ berhenti. Sehingga semakin dingin akhirnya meninggal di pos 7," bebernya.
Rizal mengatakan, banyak di antara pendaki yang benar-benar tidak siap, dari pantauannya sejak Senin 16 Agustus lalu, banyak pendaki yang hanya membawa alat seadanya. Mereka juga diyakini tidak memperkirakan adanya badai. Akibatnya banyak diantara mereka yang mengalami trouble.
"Mereka ini tidak siap, inikan pendaki yang naik pakai sendal, naik hanya bawa barang secukupnya. Dia tidak bawa SB. Tidak mengetahui, tidak bisa membaca faktor cuaca , mereka harusnya pahan tujuannya ke mana, harus ngapain, dan paham medan," ucapnya.
Semestinya kata dia, ada pihak yang berwenang yang memantau kelengkapan alat dan kebutuhan mereka di bawah.
"Kami kan sudah minta tidak usah naik. Di atas lagi badai, tapi mereka terap ngotot naik ke atas. Kami tidak berwenang untuk tahan, kami hanya untuk pertolongan dan penyelamatan. Kami hanya jaga saja pada saat ada yang trouble baru kami laksanakan evakuasi," sesal Rizal.
Hingga hari ini masih ada sekitar 200-san pendaki di atas, dirinya berharap agar hari ini gunung bisa segera dikosongkan.
"Harapan kami kan sekarang agak berawan ini, memungkinkan teman-teman bergerak. Harapan kami teman-teman di atas sudah bergeser turun sehingga kita bisa fikskan hari ini dan Bawakaraeng sudah kosong di atas," pungkasnya.
Kepala Seksi (Kasi) Operasional dan Siaga Pencarian dan Pertolongan Muh Rizal mengatakan, setidaknya hingga kemarin tercatat ada sebanyak 800-san lebih pengunjung yang melakukan pendakian , di tengah penutupan kawasan tersebut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Gowa, dan dua orang pendaki yang meninggal dunia akibat hipotermia.
Sebagian besar diantaranya dilaporkan mengalami hopotermia akibat cuaca buruk dalam dua hari terakhir.
"Kondisi cuaca yang buruk di atas, tapi pendaki ini tetap naik di jalur yang berbeda-beda yang tidak ada penjagaan. Naik tanpa registrasi, nah di antara tanggal 15 dan 17 itu badai, hujan deras angin kencang dan suhu sangat dingin," ujarnya.
Bahkan 800-san pendaki yang dipuncak sempat terjebak akibat badai tersebut, dia mengatakan kedua korban diyakini nekat menerobos badai sehingga akhirnya terkena hipotermia antara pos 7 dan 6 serta pos 5.
"Kemarin tanggal 17 semua sudah kita arahkan dari tim yang standby di puncak untuk meminta semua pendaki untuk turun. Namun tidak semua pendaki turun karena masih badai kamarin pagi. Dan sebagian ada yang turun, mungkin yang cidera ini yang meninggal ini kemungkinan dia bergerak siang hari. Sehingga kelelahan kemudian kedinginan di Pos 7 dan pos 6 di situ berhenti. Sehingga semakin dingin akhirnya meninggal di pos 7," bebernya.
Rizal mengatakan, banyak di antara pendaki yang benar-benar tidak siap, dari pantauannya sejak Senin 16 Agustus lalu, banyak pendaki yang hanya membawa alat seadanya. Mereka juga diyakini tidak memperkirakan adanya badai. Akibatnya banyak diantara mereka yang mengalami trouble.
"Mereka ini tidak siap, inikan pendaki yang naik pakai sendal, naik hanya bawa barang secukupnya. Dia tidak bawa SB. Tidak mengetahui, tidak bisa membaca faktor cuaca , mereka harusnya pahan tujuannya ke mana, harus ngapain, dan paham medan," ucapnya.
Semestinya kata dia, ada pihak yang berwenang yang memantau kelengkapan alat dan kebutuhan mereka di bawah.
"Kami kan sudah minta tidak usah naik. Di atas lagi badai, tapi mereka terap ngotot naik ke atas. Kami tidak berwenang untuk tahan, kami hanya untuk pertolongan dan penyelamatan. Kami hanya jaga saja pada saat ada yang trouble baru kami laksanakan evakuasi," sesal Rizal.
Hingga hari ini masih ada sekitar 200-san pendaki di atas, dirinya berharap agar hari ini gunung bisa segera dikosongkan.
"Harapan kami kan sekarang agak berawan ini, memungkinkan teman-teman bergerak. Harapan kami teman-teman di atas sudah bergeser turun sehingga kita bisa fikskan hari ini dan Bawakaraeng sudah kosong di atas," pungkasnya.
(agn)