Rayakan 76 Tahun Kemerdekaan Indonesia, Perupa Blitar Sampaikan Keprihatinan di Istana Gebang
loading...
A
A
A
Kanvas yang berdiri tegak itu berukuran 150 X 142,7 cm. Melihat goresan warna yang bercampur dan bertumpuk, sepintas seperti sedang menyaksikan perupa yang sedang melakukan atraksi warna. Terlihat goresan warna merah yang tegas dan tebal. Pada bidang lain terlihat merah yang lebih tipis. Kemudian warna oranye, juga biru yang tajam, dan pudar.
Soni meletakkan kuas besarnya. Tangannya mencelup cat arklirik warna hitam. Tangan yang kotor oleh cat lukis tersebut, ia usap-usapkan pada bidang terbawah kanvas. Warna gelap sontak mendominasi. Ada kesan suram yang tiba-tiba mencuat. Di sela-sela warna yang terkesan muram, Soni meletakkan bayangan sosok manusia.
Sosok-sosok yang tengah berjalan menerobos kegelapan . Pada bidang paling atas permukaan kanvas, terlihat goresan gelap dengan bentuk melingkar tak beraturan. Pada tengah-tengahnya menyemburat warna putih terang, serupa pancaran cahaya. Warna biru yang tebal tipisnya tidak merata, juga turut mengisi bidang.
"Warna suram ini merupakan ekspresi saya dalam menggambarkan situasi yang terjadi saat ini. Situasi pandemi ," terang Soni menerjemahkan pesan dari warna yang ia goreskan. Warna gelap sekaligus suram juga diterjemahkan sebagai gejolak alam. Situasi yang tidak menentu. Situasi yang serba sulit sekaligus penuh kegelisahan.
Kendati demikian, kata Soni manusia yang diwakili sosok-sosok yang sedang berjalan tersebut akan mampu bertahan dan terus berjuang. Semburat cahaya putih akan menjadi jawaban. "Bahwa masih ada harapan. Masih ada optimisme bangsa ini akan bisa keluar dari krisis pandemi ini," kata Soni menjelaskan.
Melukis surealisme ekspresi di hari kemerdekaan adalah yang pertama kali. Tema yang di hari kemerdekaan ke-76 ini diakui Soni tidak sesederhana tema yang ia buat di hari kemerdekaan sebelumnya. Yakni bendera merah putih berkibar atau sosok Bung Karno. Tepat di depan kanvas.
Sebelum memulai kerja seninya, Soni sempat duduk bersila dan memejamkan. Ia berdoa kerja seninya bisa berjalan lancar. Soni juga ingin memperlihatkan apa yang ia lakukan tidak main-main. "Untuk lukisannya akan disimpan sebagai koleksi sendiri dan akan dipamerkan ketika ada pameran," pungkas Soni.
Lihat Juga: Kisah Cinta Bung Karno dengan Gadis Belanda, Simbol Perlawanan Pribumi terhadap Penjajah
Soni meletakkan kuas besarnya. Tangannya mencelup cat arklirik warna hitam. Tangan yang kotor oleh cat lukis tersebut, ia usap-usapkan pada bidang terbawah kanvas. Warna gelap sontak mendominasi. Ada kesan suram yang tiba-tiba mencuat. Di sela-sela warna yang terkesan muram, Soni meletakkan bayangan sosok manusia.
Sosok-sosok yang tengah berjalan menerobos kegelapan . Pada bidang paling atas permukaan kanvas, terlihat goresan gelap dengan bentuk melingkar tak beraturan. Pada tengah-tengahnya menyemburat warna putih terang, serupa pancaran cahaya. Warna biru yang tebal tipisnya tidak merata, juga turut mengisi bidang.
"Warna suram ini merupakan ekspresi saya dalam menggambarkan situasi yang terjadi saat ini. Situasi pandemi ," terang Soni menerjemahkan pesan dari warna yang ia goreskan. Warna gelap sekaligus suram juga diterjemahkan sebagai gejolak alam. Situasi yang tidak menentu. Situasi yang serba sulit sekaligus penuh kegelisahan.
Kendati demikian, kata Soni manusia yang diwakili sosok-sosok yang sedang berjalan tersebut akan mampu bertahan dan terus berjuang. Semburat cahaya putih akan menjadi jawaban. "Bahwa masih ada harapan. Masih ada optimisme bangsa ini akan bisa keluar dari krisis pandemi ini," kata Soni menjelaskan.
Melukis surealisme ekspresi di hari kemerdekaan adalah yang pertama kali. Tema yang di hari kemerdekaan ke-76 ini diakui Soni tidak sesederhana tema yang ia buat di hari kemerdekaan sebelumnya. Yakni bendera merah putih berkibar atau sosok Bung Karno. Tepat di depan kanvas.
Sebelum memulai kerja seninya, Soni sempat duduk bersila dan memejamkan. Ia berdoa kerja seninya bisa berjalan lancar. Soni juga ingin memperlihatkan apa yang ia lakukan tidak main-main. "Untuk lukisannya akan disimpan sebagai koleksi sendiri dan akan dipamerkan ketika ada pameran," pungkas Soni.
Lihat Juga: Kisah Cinta Bung Karno dengan Gadis Belanda, Simbol Perlawanan Pribumi terhadap Penjajah
(eyt)