Karhutla di Ogan Ilir Meningkat, Pemkab Diminta segera Bentuk Satgas Desa
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya meminta Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir segera membentuk satuan tugas tingkat desa untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin mengkhawatirkan di wilayah tersebut.
Mawardi mengatakan, peran satgas tingkat desa yakni mencegah terjadinya kebakaran karena dampaknya akan dirasakan langsung oleh warga desa yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran.
Apalagi, lanjut Mawardi, fakta di lapangan selain lahan rawa mineral dan gambut juga ditemukan banyak lahan di wilayah konsesi perkebunan yang terindikasi disebabkan oleh kesengajaan manusia. "Jadi pendekatannya akan lebih persuasif apabila dibentuk satgas desa, harus dicatat juga tetap mengoptimalkan kerja dari satgas karhutla seperti BPBD, TNI, Polri dan KLHK," ujar Mawardi saat diwawancarai, Sabtu (7/8/2021).
Mawardi juga mengatakan, hingga saat jumlah lahan yang terbakar di Kabupaten Ogan Ilir yakni sebanyak188 hektare yang terhitung sejak Januari hingga Agustus 2021.
Dari jumlah luasan lahan yang terbakar tersebut, kata Mawardi, terdapat sekitar 17 hektar yang merupakan lahan rawa mineral dan gambut, sedangkan sisanya di wilayah lahan konsesi."Masalahnya berdasarkan data yang ada lahan gambut yang terbakar tidak seberapa, tapi lahan perkebunan yang terbakar karena ulah manusia yang mendominasi penyebab kebakaran di Ogan Ilir," ungkapnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Ilir, M Husin mengatakan, pihaknya akan segera membentuk satgas desa segera untuk mengoptimalkan pencegahan dan penanganan karhutla . "Kami usahakan semaksimal mungkin satgas di desa untuk memantau lokasi kebakaran yang terindikasi akibat ulah manusia," ujarnya.
Husin mengungkapkan, sedikitnya sudah 38 kali ditemukan kebakaran yang apabila tidak segera ditanggulangi akan semakin meningkat, mengingat puncak kemarau berlangsung pada pertengahan Agustus ini.
"Tugas kami mencegah dan berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri setempat dalam menanggulangi, semoga dapat menghentikan peristiwa kebakaran," tandasnya.
Mawardi mengatakan, peran satgas tingkat desa yakni mencegah terjadinya kebakaran karena dampaknya akan dirasakan langsung oleh warga desa yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran.
Apalagi, lanjut Mawardi, fakta di lapangan selain lahan rawa mineral dan gambut juga ditemukan banyak lahan di wilayah konsesi perkebunan yang terindikasi disebabkan oleh kesengajaan manusia. "Jadi pendekatannya akan lebih persuasif apabila dibentuk satgas desa, harus dicatat juga tetap mengoptimalkan kerja dari satgas karhutla seperti BPBD, TNI, Polri dan KLHK," ujar Mawardi saat diwawancarai, Sabtu (7/8/2021).
Mawardi juga mengatakan, hingga saat jumlah lahan yang terbakar di Kabupaten Ogan Ilir yakni sebanyak188 hektare yang terhitung sejak Januari hingga Agustus 2021.
Dari jumlah luasan lahan yang terbakar tersebut, kata Mawardi, terdapat sekitar 17 hektar yang merupakan lahan rawa mineral dan gambut, sedangkan sisanya di wilayah lahan konsesi."Masalahnya berdasarkan data yang ada lahan gambut yang terbakar tidak seberapa, tapi lahan perkebunan yang terbakar karena ulah manusia yang mendominasi penyebab kebakaran di Ogan Ilir," ungkapnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Ilir, M Husin mengatakan, pihaknya akan segera membentuk satgas desa segera untuk mengoptimalkan pencegahan dan penanganan karhutla . "Kami usahakan semaksimal mungkin satgas di desa untuk memantau lokasi kebakaran yang terindikasi akibat ulah manusia," ujarnya.
Husin mengungkapkan, sedikitnya sudah 38 kali ditemukan kebakaran yang apabila tidak segera ditanggulangi akan semakin meningkat, mengingat puncak kemarau berlangsung pada pertengahan Agustus ini.
"Tugas kami mencegah dan berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri setempat dalam menanggulangi, semoga dapat menghentikan peristiwa kebakaran," tandasnya.
(don)