Ingin Cepat PTM, Murid dan Orangtua Harus Taat Prokes
loading...
A
A
A
MADIUN - Terlalu lama belajar daring akibat pandemi COVID-19 membuat banyak murid bosan. Sebagian murid mengaku ingin segera belajar tatap muka bersama guru dan siswa lain di kelas. Hal itu terungkap dari pengakuan sejumlah siswa saat mengikuti vaksinasi COVID-19 yang digelar Pemkab Madiun di SMP Negeri 1 Geger, Selasa (03/08/2021).
Rizki, salah seorang murid mengatakan, sudah rindu belajar bersama guru secara langsung. Menurut pelajar jelas VIII di SMPN 1 Geger itu, belajar tatap muka lebih mudah dimengerti dan bisa tanya langsung jika ada yang kurang dipahami. Selain itu bisa berinteraksi dengan teman-teman di kelas dan sekolah.
"Sebenarnya enak tatap muka di kelas. Inginnya begitu. Kalau ada yang tidak mengerti langsung bisa tanya ke guru atau teman. Semoga setelah vaksin semua sehat dan terhindar dari Corona, dan bisa belajar di kelas," harap pelajar belia itu usai disuntik dibagian lengan kirinya.
Hal yang sama juga disampaikan siswi yang lain, Suci Aulia. Pelajar berjilbab ini mengaku sudah kangen belajar tatap muka seperti dulu. Menurutnya belajar secara online seperti sekarang tidak senyaman belajar bersama guru dan teman di kelas.
"Kangen banget belajar di kelas. Inginnya tatap muka, bisa langsung mendengar penjelasan guru, jika kurang paham bisa langsung bertanya. Semoga usai vaksin semua sehat, bebas COVID dan bisa sekolah seperti dulu," katanya.
Harapan para siswa itu langsung mendapat tanggapan Bupati Madiun Ahmad Dawami yang ikut memantau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut. Menurut Bupati ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ingin Pembelajaran Tatap Muka (PTM) digelar. Diantaranya tercapainya herd imunity 80 persen dari total jumlah warga yang sudah divaksin, termasuk di dalamnya para pelajar.
Selain itu siswa wajib menjalankan protokol kesehatan baik di sekolah maupun di luar sekolah, termasuk saat di rumah dan aktivitas yang lain. Bahkan bukan hanya siswa saja, tetapi orang tua atau wali murid juga wajib sadar diri untuk melaksanakan protokol kesehatan. Misalnya, memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
"Kalau ingin PTM segera digelar, semua harus taat dan jalankan protokol kesehatan. Bukan hanya saat di sekolah saja, tetapi juga di rumah dan luar sekolah. Bukan hanya kalian (siswa) orang tuanya juga. Misalnya, memakai masker saat beraktivitas, khususnya di luar rumah, termasuk orang tua juga harus memberi contoh. Jadi taat prokes bukan hanya saat sekolah saja, tetapi juga di lingkungan manapun. Kalau sudah demikian, penyebaran COVID dapat diminimalkan atau di cegah," jelas Bupati panjang lebar di hadapan para siswa usai divaksin.
"Selain itu jumlah warga yang sudah divaksin harus mencapai 80 persen, untuk mencapai herd imunity, termasuk di dalamnya para pelajar. Makanya hari ini kita gelar vaksinasi untuk para pelajar, dalam rangka untuk mencapai hal itu," tambahnya.
Sementara itu Siti Zubaidah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun mengatakan total pelajar di Kabupaten Madiun sekitar 77. 600 siswa. Dari jumlah itu, siswa SMP di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Madiun sekitar 17.400 siswa. Para pelanar itulah yang saat ini sedang menjalani vaksinasi secara bertahap oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.
"Jumlah siswa kita sekitar 77 ribuan. Yang SMP Negeri dan swasta total muridnya sekitar 17.400 orang. Mereka ini yang saat ini sedang divaksin bertahap oleh Dinas Kesehatan. Rata rata usia diatas 12 tahun. Untuk di SMP Negeri Geger ini ada sekitar 862 pelajar yang di vaksin," jelas Siti kepada awak media.
Sedangkan untuk pelajar SMA dan SMK kewenangannya ada di Pemprov Jatim. Meski pelaksanaanya nanti tetap akan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.
"Untuk SMA dan SMK kewenangannya ada di pemerintah provinsi ya. Namun pelaksanaanya nanti tetap melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun," tambah pejabat yang juga istri Sekda Kabupaten Ngawi itu mengakhiri wawancara.
Rizki, salah seorang murid mengatakan, sudah rindu belajar bersama guru secara langsung. Menurut pelajar jelas VIII di SMPN 1 Geger itu, belajar tatap muka lebih mudah dimengerti dan bisa tanya langsung jika ada yang kurang dipahami. Selain itu bisa berinteraksi dengan teman-teman di kelas dan sekolah.
"Sebenarnya enak tatap muka di kelas. Inginnya begitu. Kalau ada yang tidak mengerti langsung bisa tanya ke guru atau teman. Semoga setelah vaksin semua sehat dan terhindar dari Corona, dan bisa belajar di kelas," harap pelajar belia itu usai disuntik dibagian lengan kirinya.
Hal yang sama juga disampaikan siswi yang lain, Suci Aulia. Pelajar berjilbab ini mengaku sudah kangen belajar tatap muka seperti dulu. Menurutnya belajar secara online seperti sekarang tidak senyaman belajar bersama guru dan teman di kelas.
"Kangen banget belajar di kelas. Inginnya tatap muka, bisa langsung mendengar penjelasan guru, jika kurang paham bisa langsung bertanya. Semoga usai vaksin semua sehat, bebas COVID dan bisa sekolah seperti dulu," katanya.
Harapan para siswa itu langsung mendapat tanggapan Bupati Madiun Ahmad Dawami yang ikut memantau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut. Menurut Bupati ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ingin Pembelajaran Tatap Muka (PTM) digelar. Diantaranya tercapainya herd imunity 80 persen dari total jumlah warga yang sudah divaksin, termasuk di dalamnya para pelajar.
Selain itu siswa wajib menjalankan protokol kesehatan baik di sekolah maupun di luar sekolah, termasuk saat di rumah dan aktivitas yang lain. Bahkan bukan hanya siswa saja, tetapi orang tua atau wali murid juga wajib sadar diri untuk melaksanakan protokol kesehatan. Misalnya, memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
"Kalau ingin PTM segera digelar, semua harus taat dan jalankan protokol kesehatan. Bukan hanya saat di sekolah saja, tetapi juga di rumah dan luar sekolah. Bukan hanya kalian (siswa) orang tuanya juga. Misalnya, memakai masker saat beraktivitas, khususnya di luar rumah, termasuk orang tua juga harus memberi contoh. Jadi taat prokes bukan hanya saat sekolah saja, tetapi juga di lingkungan manapun. Kalau sudah demikian, penyebaran COVID dapat diminimalkan atau di cegah," jelas Bupati panjang lebar di hadapan para siswa usai divaksin.
"Selain itu jumlah warga yang sudah divaksin harus mencapai 80 persen, untuk mencapai herd imunity, termasuk di dalamnya para pelajar. Makanya hari ini kita gelar vaksinasi untuk para pelajar, dalam rangka untuk mencapai hal itu," tambahnya.
Sementara itu Siti Zubaidah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun mengatakan total pelajar di Kabupaten Madiun sekitar 77. 600 siswa. Dari jumlah itu, siswa SMP di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Madiun sekitar 17.400 siswa. Para pelanar itulah yang saat ini sedang menjalani vaksinasi secara bertahap oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.
"Jumlah siswa kita sekitar 77 ribuan. Yang SMP Negeri dan swasta total muridnya sekitar 17.400 orang. Mereka ini yang saat ini sedang divaksin bertahap oleh Dinas Kesehatan. Rata rata usia diatas 12 tahun. Untuk di SMP Negeri Geger ini ada sekitar 862 pelajar yang di vaksin," jelas Siti kepada awak media.
Sedangkan untuk pelajar SMA dan SMK kewenangannya ada di Pemprov Jatim. Meski pelaksanaanya nanti tetap akan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.
"Untuk SMA dan SMK kewenangannya ada di pemerintah provinsi ya. Namun pelaksanaanya nanti tetap melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun," tambah pejabat yang juga istri Sekda Kabupaten Ngawi itu mengakhiri wawancara.
(sms)