Olah Hasil Alam Berkelanjutan, Pemuda Ini Bangkitkan Ekonomi Pelosok Desa Kalteng

Sabtu, 17 Juli 2021 - 13:52 WIB
loading...
Olah Hasil Alam Berkelanjutan, Pemuda Ini Bangkitkan Ekonomi Pelosok Desa Kalteng
Randi Julian Miranda (29), pemuda asal Puruk Cahu, Murung Raya, Kalteng membangkitkan ekonomi pelosok desa dengan memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan. Foto/Ist
A A A
MURUNG RAYA - Seorang pemuda asal Puruk Cahu, Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) berusaha membangkitkan ekonomi di pelosok desa dengan memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan.

Baca juga: Tangis Pecah di Palangkaraya, Bayi 8 Bulan Meninggal Usai Terpapar COVID-19

Sosok bernama Randi Julian Miranda (29) memilih pulang ke kampung halamannya di Puruk Cahu usai menyelesaikan pendidikan magister di Australia. Dia berusaha mencari cara untuk tetap bisa memanfaatkan hasil alam serta memajukan desa-desa di Kalteng.

Baca juga: Kesal Ditilang, Pria Bertato Ini Dibekuk Usai Ludahi dan Bakar Masker Berlogo Polri

Dengan banyaknya potensi sumber alam yang dimiliki Kalteng, Randi terinspirasi membangun Handmade Ethical Product (HANDEP) pada akhir 2018 yang bergerak di bidang fashion ramah lingkungan dan produk agrikultur dengan konsep social enterprise.

Dia mendirikan usaha ini atas dasar keprihatinan terhadap ketidakadilan yang dialami masyarakat Dayak dari dampak eksploitasi tambang serta hasil hutan yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar.

Usaha ini memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah di Kalimantan Tengah, yaitu rotan. Hasil alam ini kemudian diolah menjadi produk fashion seperti tas, topi, keranjang, dan aksesoris lainnya.

"Kenapa rotan? Karena rotan merupakan jenis tumbuhan lokal yang sangat berkelanjutan, rotan merupakan jenis tumbuhan yang cepat tumbuh (fast growing) dan hanya bisa tumbuh di ekosistem hutan karena cara hidupnya dengan merambat di pohon-pohon. Pakai rotan berarti menjaga hutan, jaga bumi, jaga kita semua," kata Randi dalam keterangannya, Sabtu (17/7/2021).

Dia menjelaskan, brand yang diusungnya menggunakan konsep sustainable fashion yang bertujuan untuk membantu menjaga lingkungan serta pelestarian hutan dan budaya masyarakat di Kalimantan Tengah.

"Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah sendiri mempunyai tradisi menganyam rotan dengan motif tribal ciri khas Dayak yang sangat unik, potensi ini bisa dikembangkan menjadi produk yang dapat memperkenalkan keunikan dan ciri khas suku Dayak," jelasnya.

Selain itu, untuk setiap pembelian 1 produknya, Randi menanam 1 pohon di hutan masyarakat di desa-desa mitranya.

Melalui pemberdayaan masyarakatnya, dia mengembangkan potensi ini agar mereka mampu membuat anyaman rotan yang dikemas dengan sentuhan modern sehingga dapat dipasarkan sebagai produk fashion buatan tangan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab.

Selain produk fashion, juga dikembangkan produk-produk home décor seperti leranjang, hiasan dinding, kap lampu, dan lain-lain dan pertanian organik seperti beras organik dan madu hutan. "Kehadiran HANDEP diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal, terutama para perempuan dan petani kecil, agar mereka memiliki pendapatan serta ekonomi yang stabil," katanya.

Hingga saat ini, Randi sudah memiliki sekitar 200 perajin dan petani rotan yang keseluruhannya merupakan masyarakat asli Kalimantan Tengah dan mendapatkan penghasilan tetap dari usaha kerajinan tersebut. Di tahun 2021 ini, dia juga merangkul sekitar 200 perajin bambu di Kawasan Bali Aga di Bali Utara dan perajin di Kabupaten Pandegelang, Banten.

Dalam kurun waktu hampir 3 tahun, produk-produknya sudah dikenal baik di pasar lokal dan merambah pasar mancanegara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Korea, Hongkong, Singapura, Amerika dan Eropa.

Selama masa pandemi ini, Randi melakukan inovasi dengan menguatkan digitalisasi pemasaran dan mengadakan virtual fashion show dan workshop untuk memamerkan produk-produknya kepada para konsumen.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1982 seconds (0.1#10.140)