Penyintas COVID-19, Puluhan Santri Ma'had As Surkati Salatiga Jadi Pendonor Rutin Plasma Konvalesen

Selasa, 06 Juli 2021 - 08:39 WIB
loading...
Penyintas COVID-19,...
Puluhan santri Mahad As Surkati Salatiga jadi pendonor rutin plasma konvalesen
A A A
SALATIGA - Ratusan santri dan ustad Ma'had Tahfizhul Quran As Surkati Salatiga pada Desember 2020 lalu terpapar COVID-19 dan sempat ditutup sementara waktu. Kini puluhan santri pondok pesantren tersebut menjadi pendonor plasma konvalesen untuk memenuhi permintaan donor plasma yang datang setiap hari.

Ustad Ma'had Tahfizhul Quran As Surkati Salatiga Ahmad Ayatul Yaqin menuturkan, setelah selesai menjalani masa isolasi, mereka dihubungi oleh PMI Surakarta. Pihak PMI menawarkan kepada para santri dan ustad untuk menjadi donor plasma.

"Kami pun mempertimbangkan tawaran itu. Akhirnya kami setujui. Melalui donor darah ini, kami bisa membantu masyarakat yang membutuhkan donor plasma," tuturnya, Selasa (6/7/2021).

Baca juga: Wagub Emil Dardak Ajak Penyintas COVID-19 Jadi Pendonor Plasma Konvalesen

Selanjutnya, dilakukan penyaringan. Dari 188 orang santri dan ustad penyintas COVID-19, hanya sekitar 50 orang santri dan ustad yang bisa menjadi pendonor plasma. "Yang bisa adalah yang berusia di atas 18 tahun," terangnya.

Mulai Februari 2021, mereka mulai mendonorkan darahnya. Saat itu dilakukan penyaringan lagi dan hanya 30 orang yang darahnya bisa didonorkan. "Pengecekannya meliputi kondisi fisik, berat badan, usia dan beberapa lainnya," ujarnya.

Setelah proses awal itu, donor plasma dilakukan rutin setiap bulan. Donor plasma konvalesen sedikit berbeda dengan donor darah biasa. Dibutuhkan waktu lebih lama, yakni kisaran 50-60 menit untuk mengambil.

"Di luar yang rutin, jika memungkinkan memang kita membantu personal yang membutuhkan. Jumlahnya cukup banyak, hingga ratusan per hari," ucapnya.

Baca juga: COVID-19 Mengganas, Permintaan Oksigen di Salatiga Meningkat Tajam

Namun, kata dia, semua permintaan donor darah diarahkan ke PMI agar terkoordinasi dengan baik. Dia sendiri sudah lima kali mendonorkan darahnya. "Ini kami lakukan atas dasar murni kemanusiaan. Tidak ada faktor ekonomi. Inilah yang disebut ada hikmah yang datang setelah musibah," ucapnya.

Dokter Nunung Setyowati yang menangani kasus COVID-19 di ponpes tersebut mengapresiasi kesediaan keluarga besar ponpes yang mau menjadi pendonor darah plasma secara rutin. "Ini bisa ditiru oleh para penyintas lainnya agar mau berbagi kepada sesama," ucapnya
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)