Pasangan Lansia Miskin di Pekalongan Tidur Bareng Ayam Peliharaan
loading...
A
A
A
PEKALONGAN - Pasangan suami istri lansia di Kabupaten Pekalongan hidup memprihatinkan di rumahnya. Kondisi tempat tinggalnya rusak dan tak layak huni . Bahkan untuk tidur pun, keduanya harus berbagi tempat dengan ayam dan kelinci peliharaan.
Pasutri itu adalah Mbah Deman dan Mbah Wasri, warga Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan . Untuk bertahan hidup, kakek nenek yang telah berusia 70 tahun itu menjadi buruh tani dan mengandalkan bantuan dari tetangga dan dermawan. Di tengah pandemi virus corona ini kondisinya semakin sulit.
Rumah Mbah Deman dan Mbah Wasri sangat sederhana. Lantainya masih tanah. Dindingnya dari kayu dan bambu. Sebagian besar kondisinya rusak, lapuk, sehingga rawan ambruk. Atapnya juga banyak yang bocor. Tidak ada barang berharga di dalam rumahnya. Malah terkesan kumuh karena rumah ini juga dijadikan kandang ayam, bebek, dan burung dara. ( )
"Saya sudah tiga tahun menempati rumah ini, tapi tak bisa memperbaiki rumah yang rusak ini karena tak ada biaya. Untuk makan dan kebutuhan sehari-hari bekerja buruh tani tapi saya sering sakit, sehingga tidak cukup. Bantuan dari pemerintah baru dapat sembako kemarin menjelang Lebaran, sebelumnya tidak pernah mendapat bantuan apapun," kata Mbah Deman, Rabu (27/5/2020).
Meski tergolong warga tidak mampu, pasangan lansia ini belum tercatat menjadi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bahkan Mbah Deman juga tidak mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan lainnya. Bantuan yang dijanjikan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga kini belum juga terealisasi.
"Setiap hari yang bekerja saya menjadi buruh tani, sedangkan suami saya hanya bisa di rumah karena sedang sakit sesak napas. Untuk berobat tidak ada uang dan persediaan makanan juga sering habis," tutur Mbah Wasri.
Camat Kesesi, Ajid Suryo Pratono berdalih sudah memasukkan Mbah Deman dan Mbah Wasri ke dalam data warga miskin serta telah menyampaikannya ke Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. "Selama pandemi COVID-19, warga ini sebenarnya terdata mendapat bantuan provinsi Jawa Tengah, tapi belum tersalurkan. Untuk sementara dibantu menggunakan dana perluasan sembako dari pemerintah kabupatan," katanya.
Ajid mengklaim telah mengusulkan Mbah Deman dan Mbah Wasri ke dalam penerima PKH dan KIS. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra Saputra dan Shinanta Previta Anggraeni mengunjungi pasangan lansia tidak mampu itu di rumahnya. "Kami ke sini meninjau kondisi kakek nenek ini dan memberikan bantuan untuk meringankan bebanya. Kami minta pemerntah bisa memperbaharui atau up date data sehingga warga miskin yang tak dapat bantuan seperti ini bisa ditanggulangi," kata Candra Saputra.
Dari pemerintah desa juga diharapkan aktif memantau serta menyampaikan data terbaru mengenai kondisi warga dan wilayahnya yang harus segera mendapat penanganan.
Pasutri itu adalah Mbah Deman dan Mbah Wasri, warga Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan . Untuk bertahan hidup, kakek nenek yang telah berusia 70 tahun itu menjadi buruh tani dan mengandalkan bantuan dari tetangga dan dermawan. Di tengah pandemi virus corona ini kondisinya semakin sulit.
Rumah Mbah Deman dan Mbah Wasri sangat sederhana. Lantainya masih tanah. Dindingnya dari kayu dan bambu. Sebagian besar kondisinya rusak, lapuk, sehingga rawan ambruk. Atapnya juga banyak yang bocor. Tidak ada barang berharga di dalam rumahnya. Malah terkesan kumuh karena rumah ini juga dijadikan kandang ayam, bebek, dan burung dara. ( )
"Saya sudah tiga tahun menempati rumah ini, tapi tak bisa memperbaiki rumah yang rusak ini karena tak ada biaya. Untuk makan dan kebutuhan sehari-hari bekerja buruh tani tapi saya sering sakit, sehingga tidak cukup. Bantuan dari pemerintah baru dapat sembako kemarin menjelang Lebaran, sebelumnya tidak pernah mendapat bantuan apapun," kata Mbah Deman, Rabu (27/5/2020).
Meski tergolong warga tidak mampu, pasangan lansia ini belum tercatat menjadi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bahkan Mbah Deman juga tidak mendapat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan lainnya. Bantuan yang dijanjikan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga kini belum juga terealisasi.
"Setiap hari yang bekerja saya menjadi buruh tani, sedangkan suami saya hanya bisa di rumah karena sedang sakit sesak napas. Untuk berobat tidak ada uang dan persediaan makanan juga sering habis," tutur Mbah Wasri.
Camat Kesesi, Ajid Suryo Pratono berdalih sudah memasukkan Mbah Deman dan Mbah Wasri ke dalam data warga miskin serta telah menyampaikannya ke Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. "Selama pandemi COVID-19, warga ini sebenarnya terdata mendapat bantuan provinsi Jawa Tengah, tapi belum tersalurkan. Untuk sementara dibantu menggunakan dana perluasan sembako dari pemerintah kabupatan," katanya.
Ajid mengklaim telah mengusulkan Mbah Deman dan Mbah Wasri ke dalam penerima PKH dan KIS. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra Saputra dan Shinanta Previta Anggraeni mengunjungi pasangan lansia tidak mampu itu di rumahnya. "Kami ke sini meninjau kondisi kakek nenek ini dan memberikan bantuan untuk meringankan bebanya. Kami minta pemerntah bisa memperbaharui atau up date data sehingga warga miskin yang tak dapat bantuan seperti ini bisa ditanggulangi," kata Candra Saputra.
Dari pemerintah desa juga diharapkan aktif memantau serta menyampaikan data terbaru mengenai kondisi warga dan wilayahnya yang harus segera mendapat penanganan.
(abd)