Dibelenggu Kemiskinan, Deman dan Wasri Harus Tidur Bersama Ayam

Rabu, 27 Mei 2020 - 08:34 WIB
loading...
Dibelenggu Kemiskinan, Deman dan Wasri Harus Tidur Bersama Ayam
Deman, dan Wasri, sepasang lansia warga Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, hidupnya memprihatinkan. Foto/iNews TV/Suryono Sukarno
A A A
PEKALONGAN - Saat pandemi COVID-19 melanda. Pemerintah mengajak masyarakat mentaati protokol kesehatan. Salah satunya dengan hidup bersih. Namun, nampaknya itu sulit diterapkan oleh Deman dan istrinya, Wasri.

(Baca juga: Ada Wacana New Normal, Risma: Belum Saatnya Surabaya Membahasnya )

Pasangan hidup yang kini telah lanjur usia itu, kondisi hidupnya sangat memprihatinkan karena dibelenggu kemiskinan. Rumahnya yang sudah rusak dan tidak layak huni, membuatnya harus tidur bersama ayam dan kelinci yang jadi hartanya.

Hingga usianya yang memasuki senja, pasangan hidup yang tinggal di Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah tersebut, harus mengais rejeki dengan menjadi buruh serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tentunya, pada masa pandemi COVID-19 ini, sangat sulit bagi kedua pasangan lansia ini untuk mencari nafkah, karena banyak pembatasan kegiatan di luar rumah. Akhirnya, keduanya hanya mengandalkan kedermawanan para tetangganya saja.

Keduanya, hingga kini juga belum menikmati bantuan yang dijanjikan pemerintah, utamanya saat pandemi COVID-19. Sehingga semakin rentan menghadapi berbagai ancaman penyakit menular, yang setiap saat bisa menyerang tubuh rentanya.

"Saya sudah tiga tahun menempati rumah ini, namun tak bisa memperbaiki rumah yang rusak ini karena tidak ada biaya. Untuk makan dan kebutuhan sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, namun karena saya sering sakit sehingga tidak bisa dapat penghasilan yang mencukupi. Bantuan dari pemerintah baru dapat sembako kemarin menjelang lebaran saja, sebelumnya tidak pernah mendapat bantuan apapun," ujar Deman.

Meski kondisinya memprihatinkan, selama ini belum tercatat dalam program keluarga harapan (PKH), tidak memiliki juga Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta tidak masuk dalam daftar penerima bantuan pangan non tunai (BPNT). Bahkan, bantuan yang dijanjikan datang dari Provinsi Jawa Tengah, hingga kini belum juga terealisasi.

"Setiap hari yang bekerja saya menjadi buruh tani, sedangkan suami saya hanya bisa di rumah, karena sedang sakit sesak nafas. Untuk berobat tidak ada uang dan persediaan makanan juga sering habis," jelas Wasri.

Camat Kesesi, Ajid Suryo Pratono menyebutkan, data untuk warga miskin seperti Deman, dan Wasri ini sudah disampaikan baik ke Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan, maupun ke Pemprov Jateng, hingga Kementrian Sosial.

"Selama pandemi COVID-19, warga ini sebenarnya terdata mendapat bantuan dari Pemprov Jateng. Namun belum tersalurkan. Untuk semantara dibantu menggunakan dana perluasan sembako dari Pemkab Pekalongan, mengenai PKH, dan KIS sudah diusulkan namun memang belum ada kejelasan," jelas Ajid.

(Baca juga: 13 Warga Kediri Tertular COVID-19 Dari Buruh Rokok Tulungagung )

Kondisi ini sangat ironis dan membuat berbagai pihak prihatin. Sebabai bentuk kepedulian, dua orang anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra Saputra dan Shinanta Previta Anggraeni, berkunjung ke rumah reyot ini .

"Kami ke sini meninjau langsung kondisi kakek nenek ini, dan memberikan bantuan untuk meringankan bebanya. Kami minta pemerintah bisa memperbaharui data kemiskinan, sehingga warga miskin yang tidak dapat bantuan seperti ini bisa ditanggulangi," jelas Candra Saputra.

Dari pemerintah desa juga diharapkan aktif memantau, serta menyampaikan data terbaru mengenai kondisi warga dan wilayahnya yang harus segera mendapat penanganan.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)