Belasan Petugas Medis RSUD Ploso Lakukan Isolasi Mandiri
loading...
A
A
A
JOMBANG - Belasan petugas kesehatan RSUD Ploso, Kabupaten Jombang, menjalani karantina mandiri. Itu dilakukan usai para petugas medis ini menangani pasien yang diindikasi terinfeksi virus Corona atau Covid-19.
Direktur RSUD Ploso, Ahmad Iskandar mengatakan, ada sebanyak 13 perawat yang saat ini menjalani isolasi mandiri. Selain itu sebanyak dua tenaga administrasi, satu petugas cleaning service dan satu petugas gizi juga diminta untuk menjalani karantina mandiri setelah ditemukannya pasien diindikasi terpapar virus Corona.
"Jadi sejak Jumat (17/4/2020) mereka (petugas medis) sudah melakukan karantina secara mandiri. Jumlahnya ada 17, sebanyak 13 orang perawat, dua tenaga administrasi di ruangan itu, satu petugas gizi serta seorang cleaning service," kata Iskandar kepada awak media, Senin (20/4/2020).
Berdasarkan risalah medis, awalnya pasien yang diindikasi terpapar Covid-19 itu masuk ke UGD RSUD Ploso, pada Rabu (15/4/2020) malam. Sesuai standar pemeriksaan medis, pasien lantas dilakukan pemeriksaan, rontegen, hingga uji laboratorium. Namun kala itu tidak menunjukan adanya tanda-tanda pasien terpapar virus Corona.
"Sehingga pasien masuk ke bagian penyakit dalam, sebagai pasien rawat inap penyakit dalam, tapi bukan sebagai Covid-19. Hari Jumat (17/4/2020) ketika dokter melakukan pemeriksaan rutin, ada kejanggalan di pernafasan, dan kita lakukan rapid test. Ternyata hasilnya positif," imbuhnya.
Lantaran RSUD Ploso belum mampu untuk merawat pasien PDP Covid-19, selanjutnya pasien yang bekerja sebagai petani itu dirujuk ke RSUD Jombang. Pasca itu, pihak RSUD Ploso pun langsung meminta agar petugas medis dan pegawai yang melakukan kontak langsung dengan pasien untuk melakukan isolasi mandiri.
"Kebetulan tidak ada dokter yang masuk di daftar tersebut. Sebagian besar perawat. Mereka isolasi di rumah masing-masing kita pantau melalui telepon. Secara sederhana (isolasi) 14 hari, kecuali hasil swap besok keluar dan hasilnya negatif, otomatis mereka bisa mengakhiri masa isolasi," jelasnya.
Dari penuturan pasien, lanjut Iskandar, pasien tersebut bekerja sebagai petani. Setiap hari, pria tersebut beraktivitas layaknya petani pada umumnya, yakni pagi ke sawah, sore pulang ke rumah. Ia juga mengaku tidak pernah berpergian selama masa darurat Covid-19 ini. Untuk itu, pihaknya belum mengetahui dari mana pasien tersebut bisa terpapar virus Corona jika hasil swap terbukti positif nantinya.
"Sekarang kan sudah ditetapkan sebagai PDP Covid-19, jadi nanti teman-teman Dinas Kesehatan (Dinkes) yang akan menindaklanjutinya dengan melakukan pelacakan. Sejauh ini kita hanya melakukan karantina mandiri bagi petugas medis yang kontak langsung dengan pasien," terang dr Iskandar.
Adanya belasan petugas medis yang harus menjalani karantina mandiri ini, membuat pelayanan di RSUD Ploso sempat terganggu. Namun, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jombang ini sudah mengambil berbagai langkah, sehingga seluruh pelayanan bisa dioptimalkan kembali sejak Jumat (17/4/2020) malam lalu.
"Kalau mengganggu ya jelas terganggu, tapi kita sejak hari Jumat sore melakukan lagkah-langkah tertentu agar pelayanan tetap bisa berjalan optimal. Semoga hasil swap itu negatif. Pasien bisa sehat seperti biasa, dan karantina mandiri petugas medis bisa diakhiri," tandas Iskandar.
Sementara itu, data perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang, pada Senin (20/4/2020), pukul 14.00 WIB, tercatat ada tujuh kasus positif Covid-19. Dari Ketujuh orang tersebut, enam orang menjalani perawatan dan isolasi di RSUD Jombang, serta satu orang dirawat Rumah Sakit Adi Husada Surabaya.
Sedangkan jumlah pasien yang masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat sebanyak lima orang. Dari kelima PDP, empat pasien dinyatakan selesai masa pemantauan. Sedangkan satu PDP yang masih dirawat merupakan pasien yang dirujuk oleh RSUD Ploso ke RSUD Jombang.
Direktur RSUD Ploso, Ahmad Iskandar mengatakan, ada sebanyak 13 perawat yang saat ini menjalani isolasi mandiri. Selain itu sebanyak dua tenaga administrasi, satu petugas cleaning service dan satu petugas gizi juga diminta untuk menjalani karantina mandiri setelah ditemukannya pasien diindikasi terpapar virus Corona.
"Jadi sejak Jumat (17/4/2020) mereka (petugas medis) sudah melakukan karantina secara mandiri. Jumlahnya ada 17, sebanyak 13 orang perawat, dua tenaga administrasi di ruangan itu, satu petugas gizi serta seorang cleaning service," kata Iskandar kepada awak media, Senin (20/4/2020).
Berdasarkan risalah medis, awalnya pasien yang diindikasi terpapar Covid-19 itu masuk ke UGD RSUD Ploso, pada Rabu (15/4/2020) malam. Sesuai standar pemeriksaan medis, pasien lantas dilakukan pemeriksaan, rontegen, hingga uji laboratorium. Namun kala itu tidak menunjukan adanya tanda-tanda pasien terpapar virus Corona.
"Sehingga pasien masuk ke bagian penyakit dalam, sebagai pasien rawat inap penyakit dalam, tapi bukan sebagai Covid-19. Hari Jumat (17/4/2020) ketika dokter melakukan pemeriksaan rutin, ada kejanggalan di pernafasan, dan kita lakukan rapid test. Ternyata hasilnya positif," imbuhnya.
Lantaran RSUD Ploso belum mampu untuk merawat pasien PDP Covid-19, selanjutnya pasien yang bekerja sebagai petani itu dirujuk ke RSUD Jombang. Pasca itu, pihak RSUD Ploso pun langsung meminta agar petugas medis dan pegawai yang melakukan kontak langsung dengan pasien untuk melakukan isolasi mandiri.
"Kebetulan tidak ada dokter yang masuk di daftar tersebut. Sebagian besar perawat. Mereka isolasi di rumah masing-masing kita pantau melalui telepon. Secara sederhana (isolasi) 14 hari, kecuali hasil swap besok keluar dan hasilnya negatif, otomatis mereka bisa mengakhiri masa isolasi," jelasnya.
Dari penuturan pasien, lanjut Iskandar, pasien tersebut bekerja sebagai petani. Setiap hari, pria tersebut beraktivitas layaknya petani pada umumnya, yakni pagi ke sawah, sore pulang ke rumah. Ia juga mengaku tidak pernah berpergian selama masa darurat Covid-19 ini. Untuk itu, pihaknya belum mengetahui dari mana pasien tersebut bisa terpapar virus Corona jika hasil swap terbukti positif nantinya.
"Sekarang kan sudah ditetapkan sebagai PDP Covid-19, jadi nanti teman-teman Dinas Kesehatan (Dinkes) yang akan menindaklanjutinya dengan melakukan pelacakan. Sejauh ini kita hanya melakukan karantina mandiri bagi petugas medis yang kontak langsung dengan pasien," terang dr Iskandar.
Adanya belasan petugas medis yang harus menjalani karantina mandiri ini, membuat pelayanan di RSUD Ploso sempat terganggu. Namun, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jombang ini sudah mengambil berbagai langkah, sehingga seluruh pelayanan bisa dioptimalkan kembali sejak Jumat (17/4/2020) malam lalu.
"Kalau mengganggu ya jelas terganggu, tapi kita sejak hari Jumat sore melakukan lagkah-langkah tertentu agar pelayanan tetap bisa berjalan optimal. Semoga hasil swap itu negatif. Pasien bisa sehat seperti biasa, dan karantina mandiri petugas medis bisa diakhiri," tandas Iskandar.
Sementara itu, data perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang, pada Senin (20/4/2020), pukul 14.00 WIB, tercatat ada tujuh kasus positif Covid-19. Dari Ketujuh orang tersebut, enam orang menjalani perawatan dan isolasi di RSUD Jombang, serta satu orang dirawat Rumah Sakit Adi Husada Surabaya.
Sedangkan jumlah pasien yang masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat sebanyak lima orang. Dari kelima PDP, empat pasien dinyatakan selesai masa pemantauan. Sedangkan satu PDP yang masih dirawat merupakan pasien yang dirujuk oleh RSUD Ploso ke RSUD Jombang.
(eyt)