Terapkan Konsep Quadruple Helix, Pemkab Bandung Barat Kembangkan Desa Wisata Tematik

Rabu, 30 Juni 2021 - 14:45 WIB
loading...
Terapkan Konsep Quadruple...
Perkebunan teh, salah satu potensi yang dikembangkan konsep Quadruple Helix di Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta Foto/Dok.Bappelitbangda
A A A
KABUPATEN BANDUNG BARAT - Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan perubahan dan menjadi tantangan tersendiri. Banyak sektor mengalami perubahan fundamental yang menimbulkan tingginya persaingan dan ketidakpastian global.

Agar bisa bertahan dalam persaingan yang ketat diperlukan inovasi di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini. Hal itu bisa terjadi ketika terbangun kolaborasi antara akademika, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sipil atau yang dikenal dengan konsep Quadruple Helix.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Kabid Litbang) Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat Yopie Indrawan mengatakan, kolaborasi itu mampu mendorong inovasi bagi warga yang kreatif sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat suatu daerah.

Salah satu contoh pelaksanaan konsep Quadruple Helix yang dilakukan Pemkab Bandung Barat adalah kolaborasi antara Bappelitbangda, Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) Institut Teknologi Bandung serta masyarakat dan perusahaan travel wisata/agen wisata.

Kerja sama itu dilakukan dengan melakukan kegiatan penyusunan Pengembangan Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta sebagai Desa Wisata Tematik. Salah satu tujuannya adalah untuk mendorong masyarakat berinovasi dalam mengembangkan desa wisata sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi.

"Dipilihnya Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta karena desa ini memiliki potensi sumber daya alam dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata," ucap Yopie.

Hal tersebut sudah dimulai sejak 2019, hasilnya adalah terindentifikasinya keunggulan Desa Mekarwangi untuk skala Jawa Barat, Indonesia, bahkan internasional yang dapat diangkat menjadi tema desa wisata. Produk unggulan itu adalah Kopi Desa Mekarwangi yang memiliki daya saing dan terbukti mampu bersaing dengan kopi-kopi unggul lainnya di dunia.

Pada 2016, kopi jenis arabika ini meraih kejuaraan internasional Specialty Coffee Association of America Expo 2016 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat sebagai juara kedua. Kemudian pada 2017, kopi ini bahkan meraih media emas pada kompetisi kopi internasional di Australia.

Begitu juga pada 2018, kembali meraih penghargaan International Coffee Awards di Australia juga sebagai peraih medali perunggu.

Selain itu, kata Yopie, Desa Mekarwangi dikenal memiliki teh hijau dengan aroma dan rasa khas yang diminati oleh wisatawan mancanegara. Perkebunan teh di desa ini konon sudah ada sejak zaman kolonial. Lahan perkebunan teh di Desa Mekarwangi mencapai 480 hektare dan terdapat rumah pengolahan teh pertama di Pemkab Bandung Barat yang dibangun pada 2016.

Di bidang produk sayuran, Desa Mekarwangi juga menjadi pemasok utama sayuran Jawa Barat dan Banten. Sayuran dari tempat ini sudah sangat dikenal dan mencapai 100 ton/hari. Ada juga budidaya Lebah Madu Hutan Apis Cerana yang dikembangkan oleh Karang Taruna Mekar Bhakti bekerja sama dengan PT Perhutani. Selain dijual, lebah madu hutan di desa ini ditujukan untuk memelihara koloni lebah yang sekarang mulai langka.

"Diversifikasi produk pariwisata serta paket wisata yang beragam harus terus dikembangkan, Pokdarwis Desa Mekarwangi mesti terus berinovasi. Sehingga nantinya perusahaan/agen travel wisata akan membawa wisatawan untuk berkunjung ke Mekarwangi," ujarnya. Adv
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2285 seconds (0.1#10.140)