MTQ 2024 Inovatif, Kontingen Harus Adaptif Terhadap Teknologi Digital
loading...
A
A
A
SEMARANG - Para anggota kontingen Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-XXX di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) didorong untuk terampil dalam pemanfaatan teknologi digital.
Hal ini penting karena MTQ 2024 berbeda dibanding sebelumnya lantaran sudah serba digital.
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi (HDI) Kementerian Agama Akhmad Fauzin menjelaskan, MTQ serba digital ini adalah sebuah terobosan besar Kemenag untuk menciptakan kemudahan, transparansi, akuntabilitas dan aksesibilitas.
"Ini menuntut peserta tak hanya menguasai ilmu-ilmu tentang Alquran namun juga harus terampil dalam pemanfaatan teknologi seperti mendaftar online, penjurian online dan lainnya. Akuntabilitas semakin tinggi sehingga tidak ada kongkalikong dalam kompetisi ini," ujar Fauzin saat monitoring Doa Bersama dan Pelepasan Kafilah MTQ Nasional asal Jawa Tengah di Kota Semarang, Jumat (6/9/2024).
Fauzin menjelaskan, sedikitnya ada empat lompatan besar Kemenag dalam MTQ berbasis digital ini. Pertama e-MTQ, yakni aplikasi yang digunakan untuk proses pendaftaran dan verifikasi peserta.
Lewat aplikasi berbasis web ini, kontingen dari berbagai provinsi dapat mendaftarkan diri secara online dengan mengunggah dokumen-dokumen yang dibutuhkan, terutama KTP dan surat rekomendasi.
Dengan sistem ini, diharapkan bisa memastikan data peserta terverifikasi dengan akurat dan valid serta meminimalisasi potensi kecurangan peserta dan lomba.
Proses penilaian lomba dilakukan secara real-time dan siapapun bisa memantau. Teknisnya setiap juri memasukkan nilai peserta langsung ke dalam sistem, dan hasilnya dapat dilihat secara langsung oleh panitia dan peserta.
Hal ini penting karena MTQ 2024 berbeda dibanding sebelumnya lantaran sudah serba digital.
Kepala Biro Humas, Data dan Informasi (HDI) Kementerian Agama Akhmad Fauzin menjelaskan, MTQ serba digital ini adalah sebuah terobosan besar Kemenag untuk menciptakan kemudahan, transparansi, akuntabilitas dan aksesibilitas.
"Ini menuntut peserta tak hanya menguasai ilmu-ilmu tentang Alquran namun juga harus terampil dalam pemanfaatan teknologi seperti mendaftar online, penjurian online dan lainnya. Akuntabilitas semakin tinggi sehingga tidak ada kongkalikong dalam kompetisi ini," ujar Fauzin saat monitoring Doa Bersama dan Pelepasan Kafilah MTQ Nasional asal Jawa Tengah di Kota Semarang, Jumat (6/9/2024).
Fauzin menjelaskan, sedikitnya ada empat lompatan besar Kemenag dalam MTQ berbasis digital ini. Pertama e-MTQ, yakni aplikasi yang digunakan untuk proses pendaftaran dan verifikasi peserta.
Lewat aplikasi berbasis web ini, kontingen dari berbagai provinsi dapat mendaftarkan diri secara online dengan mengunggah dokumen-dokumen yang dibutuhkan, terutama KTP dan surat rekomendasi.
Baca Juga
Dengan sistem ini, diharapkan bisa memastikan data peserta terverifikasi dengan akurat dan valid serta meminimalisasi potensi kecurangan peserta dan lomba.
Proses penilaian lomba dilakukan secara real-time dan siapapun bisa memantau. Teknisnya setiap juri memasukkan nilai peserta langsung ke dalam sistem, dan hasilnya dapat dilihat secara langsung oleh panitia dan peserta.